Perasaan Pembalap Pengganti Lewis Hamilton Setelah Gagal Menang
Senin, 07 Desember 2020 - 22:30 WIB
SAKHIR – Pembalap pengganti Lewis Hamilton di tim Mercedes, George Russell mengaku sangat kecewa gagal merebut kemenangan perdananya di Formula One (F1) pada Grand Prix (GP) Sakhir, dini hari tadi. Pasalnya, timnya melakukan kesalahan fatal yang membuatnya kehilangan posisi terdepan di balapan tersebut.
Russell sebenarnya tampil cukup dominan di awal balapan. Meski mengawali dari posisi terdepan, dia berhasil menyalip rekannya Valtteri Bottas di lap pertama. Dia hampir terlihat memenangkan balapan. Sayangnya, safety car harus masuk pada lap ke-60 akibat crash pembalap yang menggantikannya di tim Willams, Jack Aitken. Kehadiran safety car di lintasan membuat Mercedes memanfaatkannya untuk memasukkan kedua pembalapnya ke pit stop berurutan, Russell disusul langsung Valtteri Bottas.
Tetapi, kesalahan radio komunikasi membuat ban depan yang seharusnya dipakai Bottas malah dipasang di mobil Russell. Kondisi itu membuat Russell harus kembali masuk pit stop lagi untuk mengganti ban depannya lagi.Dia harus kehilangan posisi terdepannya ke uruatan 5. Usahanya memangkas gap dengan pembalap Racing point Sergio Perez yang memimpin balapan, pembalap berusia 22 tahun itu justru mengalami bocor ban dan harus kembali masuk pit stop. ( )
Posisi Russell pun merosot ke posisi ke-15. Namun, dia mencoba untuk bangkit hingga mencatatkan fastest lap. Sayangnya, Russell harus puas finis di urutan 9. “Saya balapan dimana kemenanganku diambil paksa dariku, tidak cuma sekali tapiduakali, saya tak bisa percaya," kata Russell dilansir autosport. “Saya tak percaya dengan apa yang terjadi. Saya balapan sepenuh hati, mengontrol semua balapan, terutama saat awal, dan tiba-tiba safety car keluar dan itu merusak balapan saya,” sambungnya.
Mengaku sangat kecewa, Russell tetap berlapang dada. Dia merasa sudah sangat beruntung bisa mengendarai tim hebat seperti Mercedes. "Sangat menyakitkan. Saya langsung berbicara dengan orang tuaku. Saya tahu perasaan mereka. Mereka bilang saya harus bangga. Begitu juga dengan Toto Wolff, James Vowles, dan Bono. Kami berpelukan," ujar Russell. "Saya berharap bisa membuat Wolff bingung untuk menentukan pembalap di masa depan. Saya senang, dan harus bangga," ungkapnya.
Russell sebenarnya tampil cukup dominan di awal balapan. Meski mengawali dari posisi terdepan, dia berhasil menyalip rekannya Valtteri Bottas di lap pertama. Dia hampir terlihat memenangkan balapan. Sayangnya, safety car harus masuk pada lap ke-60 akibat crash pembalap yang menggantikannya di tim Willams, Jack Aitken. Kehadiran safety car di lintasan membuat Mercedes memanfaatkannya untuk memasukkan kedua pembalapnya ke pit stop berurutan, Russell disusul langsung Valtteri Bottas.
Tetapi, kesalahan radio komunikasi membuat ban depan yang seharusnya dipakai Bottas malah dipasang di mobil Russell. Kondisi itu membuat Russell harus kembali masuk pit stop lagi untuk mengganti ban depannya lagi.Dia harus kehilangan posisi terdepannya ke uruatan 5. Usahanya memangkas gap dengan pembalap Racing point Sergio Perez yang memimpin balapan, pembalap berusia 22 tahun itu justru mengalami bocor ban dan harus kembali masuk pit stop. ( )
Posisi Russell pun merosot ke posisi ke-15. Namun, dia mencoba untuk bangkit hingga mencatatkan fastest lap. Sayangnya, Russell harus puas finis di urutan 9. “Saya balapan dimana kemenanganku diambil paksa dariku, tidak cuma sekali tapiduakali, saya tak bisa percaya," kata Russell dilansir autosport. “Saya tak percaya dengan apa yang terjadi. Saya balapan sepenuh hati, mengontrol semua balapan, terutama saat awal, dan tiba-tiba safety car keluar dan itu merusak balapan saya,” sambungnya.
Mengaku sangat kecewa, Russell tetap berlapang dada. Dia merasa sudah sangat beruntung bisa mengendarai tim hebat seperti Mercedes. "Sangat menyakitkan. Saya langsung berbicara dengan orang tuaku. Saya tahu perasaan mereka. Mereka bilang saya harus bangga. Begitu juga dengan Toto Wolff, James Vowles, dan Bono. Kami berpelukan," ujar Russell. "Saya berharap bisa membuat Wolff bingung untuk menentukan pembalap di masa depan. Saya senang, dan harus bangga," ungkapnya.
(ruf)
tulis komentar anda