Dampingi DPD RI Tinjau Venue PON, Kemenpora: Saatnya Olahraga Papua dan Nasional Bangkit
Rabu, 03 Februari 2021 - 07:04 WIB
JAYAPURA - Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora , Raden Isnanta mewakili Menpora, Zainudin Amali, mendampingi Ketua DPD-RI , La Nyalla Mattalitti, meninjau Stadion Lukas Enembe, di Kampung Harapan, Sentani, Papua, Selasa (2/2/2021). Turut hadir dalam penyambutan Disorda Papua, dan Dispora Kabupaten Kota, Rocky Benbena.
Stadion yang akan menjadi ajang pembukaan dan penutupan PON ke-XX itu, semakin hari terlihat semakin mentereng. Menurut pihak stadion, semua fasilitas yang ada sudah siap untuk dioperasionalkan.
"Ini harus jadi pemicu bagi seluruh atlet, bukan hanya para pesepak bola Papua, tapi seluruh atlet Papua harus bisa bangkit dan terpicu dengan kemegahannya." kata La Nyalla seperti dikutip dari Kemenpora, Rabu (3/2/2021).
Masih menurut Ketua DPD-RI, berdirinya stadion megah di tanah Papua ini berkat kebulatan Presiden Jokowi untuk membangun Papua. "Tentu juga berkat Memporanya dan Menteri PUPRnya. Ya tentu juga berkat Pemerintah daerah Papua sendiri," sambungnya lagi.
La Nyalla berharap apa yang sudah dipersiapkan ini sungguh-sungguh bisa berdampak positif bagi dunia olahraga di Papua dan Nasional. "Kita tahu bahwa Papua termasuk daerah yang melahirkan banyak atlet besar."
Sementara itu, bagi Kemenpora yang diwakili oleh Deputi Pemberdayaan Olahraga, kehadiran Ketua DPD-RI merupakan bukti bahwa semua pihak terpanggil dengan event olahraga. "Kita jadi tidak sendirian," ujar Isnanta.
Lebih jauh, Isnanta juga menegaskan untuk mencapai tujuan olahraga yang bagus, dibutuhkan peran berbagai pihak. "Betul menurut UU-SKN, Kemenpora adalah leader, tetapi campur tangan positif dari pihak lain, termasuk DPD-RI dibutuhkan,"
Dalam diskusi malam hari sambil makan malam di sisi Danau Sentani, Isnanta menjelaskan bahwa Kemenpora sudah membuat Grand Design Keolahragaan Nasional. "Dari sana kami berharap dunia olahraga bisa berjalan dengan lebih baik. Jika dulu atlet itu hasil 'nemu', kini atlet besar dengan dirancang," katanya lagi.
Selanjutnya M.Fadhli, Ketua Komite III DPD-RI yang ternyata juga mantan atlet Sepak bola dan pernah mengeyam latihan di PPLP Sumut itu, berharap bahwa pemetaan atau klasterisasi cabang olahraga unggulan harus juga dilanjutkan dengan pemetaan pembinaan Olahraga di daerah-daerah potensial misalnya: Tinju di Maluku, NTT, Sulut dan lain sebagainya.
"Maka, kami Komite III DPD-RI sudah berketetapan agar Kemenpora itu menjadi klaster utama. Hasil rapat kerja kami pun telah mengusulkan agar abggaran Kemenpora bisa mencapai 2,5 persen dari APBN," imbuh Senator dari Aceh itu.
Senator asal Papua, Yorris Raweyai menyampaikan harapannya agar pasca PON nanti sekuruh fasilitas bisa benar-benar termanfaatkan. Yorris juga menambahkan venue-venue yang telah dibangun dan telah berdiri megah bahkan berstandar internasional itu, hendaknya dapat menjadi alat untuk pembinaan prestasi.
Bagi La Nyalla, dunia olahraga kita beruntung dengan pilihan Pak Jokowi memilih politisi partai Golkar, Zainudin Amali sebagai Menpora-RI. "Saya kenal betul beliau, orang yang komit pada dunia olahraga. Tidak neko-neko. Sayang kalau sampai beliau tidak dibantu dan dimanfaatkan untuk kemajuan dunia olahraga nasional," tegasnya.
Stadion yang akan menjadi ajang pembukaan dan penutupan PON ke-XX itu, semakin hari terlihat semakin mentereng. Menurut pihak stadion, semua fasilitas yang ada sudah siap untuk dioperasionalkan.
"Ini harus jadi pemicu bagi seluruh atlet, bukan hanya para pesepak bola Papua, tapi seluruh atlet Papua harus bisa bangkit dan terpicu dengan kemegahannya." kata La Nyalla seperti dikutip dari Kemenpora, Rabu (3/2/2021).
Masih menurut Ketua DPD-RI, berdirinya stadion megah di tanah Papua ini berkat kebulatan Presiden Jokowi untuk membangun Papua. "Tentu juga berkat Memporanya dan Menteri PUPRnya. Ya tentu juga berkat Pemerintah daerah Papua sendiri," sambungnya lagi.
La Nyalla berharap apa yang sudah dipersiapkan ini sungguh-sungguh bisa berdampak positif bagi dunia olahraga di Papua dan Nasional. "Kita tahu bahwa Papua termasuk daerah yang melahirkan banyak atlet besar."
Sementara itu, bagi Kemenpora yang diwakili oleh Deputi Pemberdayaan Olahraga, kehadiran Ketua DPD-RI merupakan bukti bahwa semua pihak terpanggil dengan event olahraga. "Kita jadi tidak sendirian," ujar Isnanta.
Lebih jauh, Isnanta juga menegaskan untuk mencapai tujuan olahraga yang bagus, dibutuhkan peran berbagai pihak. "Betul menurut UU-SKN, Kemenpora adalah leader, tetapi campur tangan positif dari pihak lain, termasuk DPD-RI dibutuhkan,"
Dalam diskusi malam hari sambil makan malam di sisi Danau Sentani, Isnanta menjelaskan bahwa Kemenpora sudah membuat Grand Design Keolahragaan Nasional. "Dari sana kami berharap dunia olahraga bisa berjalan dengan lebih baik. Jika dulu atlet itu hasil 'nemu', kini atlet besar dengan dirancang," katanya lagi.
Selanjutnya M.Fadhli, Ketua Komite III DPD-RI yang ternyata juga mantan atlet Sepak bola dan pernah mengeyam latihan di PPLP Sumut itu, berharap bahwa pemetaan atau klasterisasi cabang olahraga unggulan harus juga dilanjutkan dengan pemetaan pembinaan Olahraga di daerah-daerah potensial misalnya: Tinju di Maluku, NTT, Sulut dan lain sebagainya.
"Maka, kami Komite III DPD-RI sudah berketetapan agar Kemenpora itu menjadi klaster utama. Hasil rapat kerja kami pun telah mengusulkan agar abggaran Kemenpora bisa mencapai 2,5 persen dari APBN," imbuh Senator dari Aceh itu.
Senator asal Papua, Yorris Raweyai menyampaikan harapannya agar pasca PON nanti sekuruh fasilitas bisa benar-benar termanfaatkan. Yorris juga menambahkan venue-venue yang telah dibangun dan telah berdiri megah bahkan berstandar internasional itu, hendaknya dapat menjadi alat untuk pembinaan prestasi.
Bagi La Nyalla, dunia olahraga kita beruntung dengan pilihan Pak Jokowi memilih politisi partai Golkar, Zainudin Amali sebagai Menpora-RI. "Saya kenal betul beliau, orang yang komit pada dunia olahraga. Tidak neko-neko. Sayang kalau sampai beliau tidak dibantu dan dimanfaatkan untuk kemajuan dunia olahraga nasional," tegasnya.
(mirz)
tulis komentar anda