Skema Serangan dari Belakang Picu Blunder Fatal, Pirlo Ogah Ubah Taktik Juventus
Jum'at, 19 Februari 2021 - 01:01 WIB
TURIN - Kesalahan fatal dilakukan Rodrigo Bentancur saat FC Porto vs Juventus di ajang Liga Champions , Kamis (18/2/2021) dini hari WIB. Blunder itu dimanfaatkan Mehdi Taremi untuk mencetak gol cepat Taktik membangun serangan dari belakang itu lantas menuai kritik.
Kecaman paling tajam dilontarkan bekas pelatih Juventus, Fabio Capello. Menurut pria asal Italia itu, pemain Juve akan berada dalam posisi yang kurang menguntungkan ketika mencoba membangun serangan dari belakang.
Hal itu terbukti dari kesalahan fatal yang dilakukan Bentancur. Bermaksud mengoper ke Wojciech Szczesny di kotak penalti, bola malah diserobot Taremi dan menjadi gol di menit pertama. Sorotan lantas diarahkan kepada pelatih Andrea Pirlo yang menerapkan strategi itu.
Pirlo dinilai sebagai pihak yang paling bertanggung jawab karena meminta anak asuhnya selalu merancang serangan mulai dari kiper dengan bola-bola pendek. Juru taktik asal Italia itu lantas membela diri dengan mengklaim strategi itu kerap memberi keuntungan.
“Kami memang terlalu lambat dalam mengoper bola dan kurang cakap dalam membaca dinamika pertandingan. Maksudnya (mengoper bola di belakang) adalah untuk merentang permainan,” terang Pirlo, dilansir football italia.
“Saya akan terus meminta pemain melakukannya karena menurut saya itu memberi keuntungan. Malam ini memang tidak menguntungkan karena terjadi kesalahan. Menurut saya, membangun serangan dari belakang memberi keuntungan jika dilakukan dengan baik,” lanjutnya.
Akibat kesalahan itu, Juventus harus rela menelan kekalahan 1-2 di kandang FC Porto pada leg I babak 16 besar Liga Champions 2020/2021. Namun, peluang Si Nyonya Tua untuk melangkah ke babak perempatfinal belum sepenuhnya kandas.
Sebuah gol tandang yang disumbangkan Federico Chiesa pada menit 82 dapat menjadi keuntungan. Juventus hanya perlu menang tipis 1-0 ketika gantian menjamu FC Porto pada leg kedua yang berlangsung 10 Maret 2021 dini hari WIB.
Namun, Juventus tetap perlu waspada. Pengalaman mengajarkan sekadar mengejar skor agregat saja belum cukup untuk lolos. Hal itu terjadi pada 16 besar Liga Champions 2019/2020, ketika disingkirkan Olympique Lyon.
Ketika itu, Juventus takluk 0-1 di kandang lawan. Saat gantian menjamu OL, Cristiano Ronaldo dkk menang 2-1. Skor agregat sama kuat, 2-2, tetapi Lyon berhak melangkah berkat keunggulan gol tandang.
Baca Juga
Kecaman paling tajam dilontarkan bekas pelatih Juventus, Fabio Capello. Menurut pria asal Italia itu, pemain Juve akan berada dalam posisi yang kurang menguntungkan ketika mencoba membangun serangan dari belakang.
Hal itu terbukti dari kesalahan fatal yang dilakukan Bentancur. Bermaksud mengoper ke Wojciech Szczesny di kotak penalti, bola malah diserobot Taremi dan menjadi gol di menit pertama. Sorotan lantas diarahkan kepada pelatih Andrea Pirlo yang menerapkan strategi itu.
Pirlo dinilai sebagai pihak yang paling bertanggung jawab karena meminta anak asuhnya selalu merancang serangan mulai dari kiper dengan bola-bola pendek. Juru taktik asal Italia itu lantas membela diri dengan mengklaim strategi itu kerap memberi keuntungan.
“Kami memang terlalu lambat dalam mengoper bola dan kurang cakap dalam membaca dinamika pertandingan. Maksudnya (mengoper bola di belakang) adalah untuk merentang permainan,” terang Pirlo, dilansir football italia.
“Saya akan terus meminta pemain melakukannya karena menurut saya itu memberi keuntungan. Malam ini memang tidak menguntungkan karena terjadi kesalahan. Menurut saya, membangun serangan dari belakang memberi keuntungan jika dilakukan dengan baik,” lanjutnya.
Akibat kesalahan itu, Juventus harus rela menelan kekalahan 1-2 di kandang FC Porto pada leg I babak 16 besar Liga Champions 2020/2021. Namun, peluang Si Nyonya Tua untuk melangkah ke babak perempatfinal belum sepenuhnya kandas.
Sebuah gol tandang yang disumbangkan Federico Chiesa pada menit 82 dapat menjadi keuntungan. Juventus hanya perlu menang tipis 1-0 ketika gantian menjamu FC Porto pada leg kedua yang berlangsung 10 Maret 2021 dini hari WIB.
Namun, Juventus tetap perlu waspada. Pengalaman mengajarkan sekadar mengejar skor agregat saja belum cukup untuk lolos. Hal itu terjadi pada 16 besar Liga Champions 2019/2020, ketika disingkirkan Olympique Lyon.
Ketika itu, Juventus takluk 0-1 di kandang lawan. Saat gantian menjamu OL, Cristiano Ronaldo dkk menang 2-1. Skor agregat sama kuat, 2-2, tetapi Lyon berhak melangkah berkat keunggulan gol tandang.
(mirz)
tulis komentar anda