Bek Lecce Keluhkan Perlakukan Orang Penting di Italia terhadap Serie A
Selasa, 19 Mei 2020 - 03:05 WIB
LECCE - Suksesnya Bundesliga dilanjutkan setelah vakum akibat pandemi virus Corona, membuat sejumlah pemain Serie A iri. Mereka berharap Italia mengikuti protokol yang sama agar pertandingan bisa digelar kembali.
Salah satu yang menyatakan kerinduannya untuk merumput lagi adalah bek kanan Lecce, Giulio Donati. Pemain berusia 30 tahun itu mengaku cemburu melihat koleganya di Jerman bisa menikmati lagi sepak bola.
Memulai kariernya bersama Inter Milan walau tidak pernah dimainkan, Donati menghabiskan enam musim di Jerman dengan bergabung bersama Bayer Leverkusen (2013-2016) dan Mainz 05 (2016-2019).
Dia lalu kembali lagi ke Italia setelah direkrut Lecce pada 16 Desember. Donati sebelumnya sempat membela Lecce selama satu musim (2010/2011) sebagai pemain pinjaman dimana hanya tampil 14 kali di Serie A.
Begitu kembali lagi ke tanah kelahirannya, Donati baru bermain sembilan kali di Serie A sebelum dihentikan pada pertengahan Maret lalu. Setelah lebih dari dua bulan, belum ada kejelasan mengenai langkah selanjutnya.
Itu sebabnya Donati merasa iri ketika melihat Bundesliga digelar lagi pada akhir pekan kemarin. Dia sepakat dengan pernyataan penyerang AC Milan, Zlatan Ibrahimovic yang menyebut agar Serie A meniru protokal kesehatan yang sama.
“Dia (Zlatan Ibrahimovic) sangat benar. Itu adalah filosofi warga Jerman, cara berpikir yang harus saya ketahui. Bukan kebetulan Bundesliga menjadi kompetisi pertama di Eropa yang memulai lagi pertandingan,” ucap Donati, dilansir skysport.
Donati kesal karena sejauh ini orang penting di Italia, baik itu dari pemerintahan atau asosiasi sepak bola dan penyelenggara Serie A hanya berdebat tanpa ada keputusan. Padahal, musim 2020/2021 sudah ada di depan mata.
“Kami hanya terjebak dalam diskusi tanpa hasil. Setelah dua setengah bulan di Italia, tidak ada langkah jelas untuk sepak bola. Kami menjadi bahan olok-olok. Percayalah, harapan semu yang terus menyebar ini membuat para pemain dan yang terlibat dalam sepak bola menderita,” lanjutnya.
“Kami tidak bisa menunda keputussan setiap saat. Tapi, itu yang terjadi di Italia. Kami tidak mendapat kepastian mengenai segala sesuatunya. Di Spanyol dan Inggris, mereka sudah siap lanjut. Di Prancis, mereka melakukan hal sebaliknya. Tapi, setidaknya mereka mengambil keputusan. Saya iri dengan kolega saya (di Bundesliga),” tandas Donati.
Salah satu yang menyatakan kerinduannya untuk merumput lagi adalah bek kanan Lecce, Giulio Donati. Pemain berusia 30 tahun itu mengaku cemburu melihat koleganya di Jerman bisa menikmati lagi sepak bola.
Memulai kariernya bersama Inter Milan walau tidak pernah dimainkan, Donati menghabiskan enam musim di Jerman dengan bergabung bersama Bayer Leverkusen (2013-2016) dan Mainz 05 (2016-2019).
Dia lalu kembali lagi ke Italia setelah direkrut Lecce pada 16 Desember. Donati sebelumnya sempat membela Lecce selama satu musim (2010/2011) sebagai pemain pinjaman dimana hanya tampil 14 kali di Serie A.
Begitu kembali lagi ke tanah kelahirannya, Donati baru bermain sembilan kali di Serie A sebelum dihentikan pada pertengahan Maret lalu. Setelah lebih dari dua bulan, belum ada kejelasan mengenai langkah selanjutnya.
Itu sebabnya Donati merasa iri ketika melihat Bundesliga digelar lagi pada akhir pekan kemarin. Dia sepakat dengan pernyataan penyerang AC Milan, Zlatan Ibrahimovic yang menyebut agar Serie A meniru protokal kesehatan yang sama.
“Dia (Zlatan Ibrahimovic) sangat benar. Itu adalah filosofi warga Jerman, cara berpikir yang harus saya ketahui. Bukan kebetulan Bundesliga menjadi kompetisi pertama di Eropa yang memulai lagi pertandingan,” ucap Donati, dilansir skysport.
Donati kesal karena sejauh ini orang penting di Italia, baik itu dari pemerintahan atau asosiasi sepak bola dan penyelenggara Serie A hanya berdebat tanpa ada keputusan. Padahal, musim 2020/2021 sudah ada di depan mata.
“Kami hanya terjebak dalam diskusi tanpa hasil. Setelah dua setengah bulan di Italia, tidak ada langkah jelas untuk sepak bola. Kami menjadi bahan olok-olok. Percayalah, harapan semu yang terus menyebar ini membuat para pemain dan yang terlibat dalam sepak bola menderita,” lanjutnya.
“Kami tidak bisa menunda keputussan setiap saat. Tapi, itu yang terjadi di Italia. Kami tidak mendapat kepastian mengenai segala sesuatunya. Di Spanyol dan Inggris, mereka sudah siap lanjut. Di Prancis, mereka melakukan hal sebaliknya. Tapi, setidaknya mereka mengambil keputusan. Saya iri dengan kolega saya (di Bundesliga),” tandas Donati.
(mirz)
tulis komentar anda