Bintang UFC Jon Jones Bantu Pulihkan Toko Korban Penjarahan di AS
Rabu, 03 Juni 2020 - 22:02 WIB
NEW YORK - Fasilitas umum dan pertokoan di Amerika Serikat jadi sasaran perusakan dan penjarahaan. Beberapa atlet terpaksa turun tangan membantu membereskan fasilitas dan pertokoan yang hancur.
Salah satu atlet itu adalah petrung UFC , Jon Jones. Pria 32 tahun itu terjun langsung ke lokasi bekas kerusuhan dan penjarahan untuk membereskan puing-puing. Dia juga membentuk sebuah tim berisi rekan-rekannya, guna membantu nasib pemilik toko yang asetnya rusak akibat aksi penjarahan.
Dalam video yang diposting Jones ke media sosial Instagram, petarung asal Amerika Serikat itu menuding kelompok remaja punk sebagai biang kerok aksi penjarahan di AS. Dia yakin demonstaran George Floyd cuma ingin tuntutannya didengar, bukan ingin menjarah toko.
“Baiklah, sekarang saatnya untuk bekerja. Saya punya tim kecil, sukarelawan,” kata Jon Jones sambil membersihkan puing-puing. (Baca juga: Solidaritas Pemain Bundesliga untuk George Floyd Disorot FIFA )
Dalam video tersebut Jones dan kelompoknya terlihat menutup jendela toko yang hancur dengan menggunakan papan. Kemudian mereka juga menyapu jalanan agar orang-orang dan kendaraan yang melintas tidak terganggu oleh pecahan kaca.
Pemegang sabuk juara dunia kelas berat ringan UFC itu juga mengatakan lewat video, bahwa masyarakat tidak perlu sungkan meminta pertolongan kelompoknya untuk membereskan masalah yang menimpa akibat kerusuhan dan penjarahan. Dia berharap gerakan ini bisa membantu keadaan kembali normal.
“Jika Anda korban, hubungi anak-anak dan kami akan mulai bekerja.” kata Jon Jones.
Di AS gelombang kemarahan terjadi dipicu kematian pria kulit hitam tak bersenjata bernama George Floyd yang kehabisan napas setelah lehernya ditekan menggunakan lutut oleh polisi berkulit putih. Kalimat terakhir Floyd ‘saya tak bisa bernapas’ viral di media sosial dan dijadikan spanduk protes di jalan-jalan.
Aksi protes meluas menjadi kerusuhan dan penjarahan di beberapa titik. Sementara di belahan dunia lain, insan olahraga dan klub-klub sepak bola dengan tegas mengutuk aksi diskriminasi dan rasisme di AS. (Baca juga: Floyd Mayweather Jr. Bayar Biaya Pemakaman George Floyd )
Salah satu korban penjarahan adalah petarung UFC, Belal Muhammad. Toko pakaian milik ayahnya yang terletak di Minnesota hancur nyaris tak bersisa akibat aksi penjarahan yang terjadi di tengah protes.
“Muak melihat rekaman video toko ayah saya dijarah. Saya berjanji akan mengirim mereka semua ke rumah sakit,” kata Belal Muhammad dikutip The Sun.
Salah satu atlet itu adalah petrung UFC , Jon Jones. Pria 32 tahun itu terjun langsung ke lokasi bekas kerusuhan dan penjarahan untuk membereskan puing-puing. Dia juga membentuk sebuah tim berisi rekan-rekannya, guna membantu nasib pemilik toko yang asetnya rusak akibat aksi penjarahan.
Dalam video yang diposting Jones ke media sosial Instagram, petarung asal Amerika Serikat itu menuding kelompok remaja punk sebagai biang kerok aksi penjarahan di AS. Dia yakin demonstaran George Floyd cuma ingin tuntutannya didengar, bukan ingin menjarah toko.
“Baiklah, sekarang saatnya untuk bekerja. Saya punya tim kecil, sukarelawan,” kata Jon Jones sambil membersihkan puing-puing. (Baca juga: Solidaritas Pemain Bundesliga untuk George Floyd Disorot FIFA )
Dalam video tersebut Jones dan kelompoknya terlihat menutup jendela toko yang hancur dengan menggunakan papan. Kemudian mereka juga menyapu jalanan agar orang-orang dan kendaraan yang melintas tidak terganggu oleh pecahan kaca.
Pemegang sabuk juara dunia kelas berat ringan UFC itu juga mengatakan lewat video, bahwa masyarakat tidak perlu sungkan meminta pertolongan kelompoknya untuk membereskan masalah yang menimpa akibat kerusuhan dan penjarahan. Dia berharap gerakan ini bisa membantu keadaan kembali normal.
“Jika Anda korban, hubungi anak-anak dan kami akan mulai bekerja.” kata Jon Jones.
Di AS gelombang kemarahan terjadi dipicu kematian pria kulit hitam tak bersenjata bernama George Floyd yang kehabisan napas setelah lehernya ditekan menggunakan lutut oleh polisi berkulit putih. Kalimat terakhir Floyd ‘saya tak bisa bernapas’ viral di media sosial dan dijadikan spanduk protes di jalan-jalan.
Aksi protes meluas menjadi kerusuhan dan penjarahan di beberapa titik. Sementara di belahan dunia lain, insan olahraga dan klub-klub sepak bola dengan tegas mengutuk aksi diskriminasi dan rasisme di AS. (Baca juga: Floyd Mayweather Jr. Bayar Biaya Pemakaman George Floyd )
Salah satu korban penjarahan adalah petarung UFC, Belal Muhammad. Toko pakaian milik ayahnya yang terletak di Minnesota hancur nyaris tak bersisa akibat aksi penjarahan yang terjadi di tengah protes.
“Muak melihat rekaman video toko ayah saya dijarah. Saya berjanji akan mengirim mereka semua ke rumah sakit,” kata Belal Muhammad dikutip The Sun.
(bbk)
tulis komentar anda