Djokovic Pilih Kehilangan Gelar Grand Slam ketimbang Ikut Vaksin Covid-19

Rabu, 16 Februari 2022 - 02:02 WIB
"Tapi saya selalu mendukung kebebasan untuk memilih apa yang Anda masukkan ke dalam tubuh Anda."

"Saya mengerti bahwa secara global, semua orang berusaha keras untuk menangani virus ini dan berharap, semoga, virus ini segera berakhir."

Djokovic, yang memenangi Wimbledon dan Prancis Terbuka tahun lalu, akan kembali beraksi di turnamen ATP di Dubai pekan depan untuk pertama kalinya sejak dia dideportasi dari Melbourne menjelang Australian Open.

Kemenangan berikutnya di Melbourne Park, di mana Djokovic telah memenangi sembilan gelar, secara statistik akan menjadikannya petenis putra paling sukses, tetapi saingan lamanya Rafa Nadal yang berhasil mengangkat trofi bulan lalu.

Djokovic memicu kemarahan yang meluas di Australia ketika dia diberi pengecualian medis dari kewajiban vaksinasi Covid-19 untuk berkompetisi di Melbourne Park dengan alasan bahwa dia baru-baru ini tertular virus tersebut.

Namun, dia ditahan oleh otoritas imigrasi pada saat kedatangan, dibebaskan oleh perintah pengadilan, dan kemudian ditahan lagi sebelum akhirnya dideportasi.

Kasus tersebut memicu perdebatan global dan Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke mengatakan Djokovic bisa menjadi ancaman bagi ketertiban umum di negara itu karena kehadirannya akan mendorong sentimen anti-vaksinasi.

"Saya benar-benar sedih dan kecewa dengan bagaimana semuanya berakhir bagi saya di Australia," kata Djokovic, menambahkan bahwa dia dideportasi meski mengikuti semua aturan. "Itu tidak mudah."

"Alasan mengapa saya dideportasi dari Australia adalah karena Menteri Imigrasi menggunakan kebijaksanaannya untuk membatalkan visa saya berdasarkan persepsinya bahwa saya mungkin menciptakan sentimen anti-vaksin di negara atau di kota tersebut, yang sama sekali tidak saya setujui."
(sto)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More