Lalu Muhammad Zohri Pisah dari Pelatih Terbaik Asia
Sabtu, 05 Maret 2022 - 22:04 WIB
JAKARTA - Lalu Muhammad Zohr i berpisah dari pelatih Eni Nuraini Sumartoyo. Eni pernah menyabet gelar pelatih terbaik Asia 2019 ketika mengasuh Zohri dan kawan-kawan di pemusatan latihan nasional (pelatnas) atletik Indonesia.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia ( PB PASI ) Tigor Tanjung mengatakan Eni Nuraini memutuskan mundur dari tim pelatih pelatnas dengan alasan kesehatan.
"Sudah mundur menjadi pelatih pelatnas sekitar awal tahun ini karena kurang fit lagi. Seperti diketahui, melatih atlet nasional ini memang berbeda pressure. Saat ini, tetap melatih anak-anak di klubnya," ujar Tigor dikutip kantor berita Antara, Sabtu (5/3/2022).
Saat ini Zohri dan kawan-kawan berada dalam bimbingan Agus Ngamel. Selain itu ada pula Erwin Renaldo Maspaitella dan Fadlin yang bertindak sebagai asisten pelatih.
Eni Nuraini adalah sosok penting dalam olahraga atletik Indonesia. Dia pernah mendapat penghargaan sebagai pelatih atletik terbaik Asia pada 2019 dari Asosiasi Atletik Asia (AAA) karena dinilai sukses membina atlet hingga berprestasi ke tingkat dunia.
Sebut saja, Lalu Muhammad Zohri yang sukses meraih emas pada nomor 100 meter putra dalam Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia pada 2018.
Eni merupakan seorang mantan atlet renang yang pernah tampil pada Asian Games 1962 dan menyumbang perak dan perunggu masing-masing pada nomor estafet 4x100m gaya ganti dan estafet 4x100m gaya bebas putri.
Eni menjadi pelatih atletik di PB PASI sejak 2008 silam setelah mengambil kursus kepelatihan Federasi Atletik Internasional (IAAF) atau saat ini Atletik Dunia hingga level 2.
Selain Lalu Muhammad Zohri, dari tangan dingin Eni lahir deretan atlet berprestasi lainnya. Dia juga berkontribusi mengembangkan kemampuan pelari legendaris Indonesia Suryo Agung dari 2006-2009.
Puncaknya, Suryo Agung meraih medali emas pada nomor 100 meter dan kala itu juga mencatat rekor sebagai pelari tercepat Asia Tenggara dengan waktu 10,17 detik pada SEA Games 2009.
Eni juga membawa tim estafet 4×100 meter putra kembali meraih medali perak pada Asian Games 2018 Jakarta-Palembang setelah terakhir prestasi yang sama diraih pada Asian Games 1966. Selain itu juga berbagai prestasi lainnya.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia ( PB PASI ) Tigor Tanjung mengatakan Eni Nuraini memutuskan mundur dari tim pelatih pelatnas dengan alasan kesehatan.
"Sudah mundur menjadi pelatih pelatnas sekitar awal tahun ini karena kurang fit lagi. Seperti diketahui, melatih atlet nasional ini memang berbeda pressure. Saat ini, tetap melatih anak-anak di klubnya," ujar Tigor dikutip kantor berita Antara, Sabtu (5/3/2022).
Saat ini Zohri dan kawan-kawan berada dalam bimbingan Agus Ngamel. Selain itu ada pula Erwin Renaldo Maspaitella dan Fadlin yang bertindak sebagai asisten pelatih.
Eni Nuraini adalah sosok penting dalam olahraga atletik Indonesia. Dia pernah mendapat penghargaan sebagai pelatih atletik terbaik Asia pada 2019 dari Asosiasi Atletik Asia (AAA) karena dinilai sukses membina atlet hingga berprestasi ke tingkat dunia.
Sebut saja, Lalu Muhammad Zohri yang sukses meraih emas pada nomor 100 meter putra dalam Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia pada 2018.
Eni merupakan seorang mantan atlet renang yang pernah tampil pada Asian Games 1962 dan menyumbang perak dan perunggu masing-masing pada nomor estafet 4x100m gaya ganti dan estafet 4x100m gaya bebas putri.
Eni menjadi pelatih atletik di PB PASI sejak 2008 silam setelah mengambil kursus kepelatihan Federasi Atletik Internasional (IAAF) atau saat ini Atletik Dunia hingga level 2.
Selain Lalu Muhammad Zohri, dari tangan dingin Eni lahir deretan atlet berprestasi lainnya. Dia juga berkontribusi mengembangkan kemampuan pelari legendaris Indonesia Suryo Agung dari 2006-2009.
Puncaknya, Suryo Agung meraih medali emas pada nomor 100 meter dan kala itu juga mencatat rekor sebagai pelari tercepat Asia Tenggara dengan waktu 10,17 detik pada SEA Games 2009.
Eni juga membawa tim estafet 4×100 meter putra kembali meraih medali perak pada Asian Games 2018 Jakarta-Palembang setelah terakhir prestasi yang sama diraih pada Asian Games 1966. Selain itu juga berbagai prestasi lainnya.
(sto)
tulis komentar anda