Madura United Resmi Rehat dari Aktivitas Sepak Bola
Jum'at, 07 Oktober 2022 - 17:03 WIB
PAMEKASAN - Madura United mengumumkan rehat dari aktivitas yang berkaitan dengan sepak bola demi menghormati korban Tragedi Kanjuruhan . Laskar Sape Kerrab -julukan Madura United- menyatakan ingin lebih menghargai kehidupan insan sepak bola Indonesia.
Runner-up sementara Liga 1 2022/2023 itu mengungkapkan istirahat melalui akun Twitter resmi Madura United, @MaduraUnitedFC, pada Jumat (7/10/2022). Latihan terakhir Madura United di Pamekasan pada 6 Oktober.
“Kami berhenti dulu. Berkumpul dengan Keluarga. Sepak bola memang penghidupan kami. Tapi kami lebih menghargai kehidupan insan sepak bola Indonesia,” cuit Madura United.
Kemudian, cuitan itu dilengkapi dengan sejumlah foto hitam-putih yang menampilkan kekosongan fasilitas latihan Madura United. Terlihat tak ada aktivitas apapun di lingkungan Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan.
Dengan begitu, Madura United menjadi tim pertama yang menyatakan rehat sejenak dari aktivitas sepak bola selepas Tragedi Kanjuruhan. Sejauh ini, belum ada tim Liga 1 lainnya yang melakukan hal serupa.
Investigasi Tragedi Kanjuruhan sudah mencapai tahap yang lebih maju. Pada Kamis (6/10/2022), Kapolri Listyo Sigit Prabowo sudah menetapkan enam orang sebagai tersangka dari kasus tersebut, yang salah satunya adalah Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita. Sementara tiga tersangka lainnya berasal dari pihak kepolisian dan dua sisanya merupakan bagian dari panitia pelaksana pertandingan.
Seperti diketahui, pada 1 Oktober 2022 lalu terjadi insiden mengerikan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang selepas laga lanjutan Liga 1 2022/2023 yang dimenangkan Persebaya Surabaya atas tim tuan rumah, Arema FC dengan skor 3-2. Gas air mata yang dilepaskan petugas keamanan di stadion untuk mengontrol Aremania yang turun ke lapangan malah membuat situasi menjadi kacau.
Gas air mata yang ditembakkan ke arah tribun penonton membuat ribuan Aremania menjadi panik dan berusaha menuju pintu keluar dengan saling berdesakkan. Alhasil, banyak dari mereka yang mengalami sesak napas dan juga terinjak oleh penonton lain hingga akhirnya dilaporkan 125 orang meninggal dunia akibat dari peristiwa itu.
Bencana paling mengerikan di dunia sepakbola Tanah Air itu pun membuat operator Liga 1, yakni PT Liga Indonesia Baru (LIB) menghentikan sementara Liga 1 dan Liga 2 2022/2023. Presiden Joko Widodo pun memerintahkan agar kompetisi tersebut tidak digulirkan sampai semua investigasi atas Tragedi Kanjuruhan selesai dilakukan.
Runner-up sementara Liga 1 2022/2023 itu mengungkapkan istirahat melalui akun Twitter resmi Madura United, @MaduraUnitedFC, pada Jumat (7/10/2022). Latihan terakhir Madura United di Pamekasan pada 6 Oktober.
“Kami berhenti dulu. Berkumpul dengan Keluarga. Sepak bola memang penghidupan kami. Tapi kami lebih menghargai kehidupan insan sepak bola Indonesia,” cuit Madura United.
Kemudian, cuitan itu dilengkapi dengan sejumlah foto hitam-putih yang menampilkan kekosongan fasilitas latihan Madura United. Terlihat tak ada aktivitas apapun di lingkungan Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan.
Baca Juga
Dengan begitu, Madura United menjadi tim pertama yang menyatakan rehat sejenak dari aktivitas sepak bola selepas Tragedi Kanjuruhan. Sejauh ini, belum ada tim Liga 1 lainnya yang melakukan hal serupa.
Investigasi Tragedi Kanjuruhan sudah mencapai tahap yang lebih maju. Pada Kamis (6/10/2022), Kapolri Listyo Sigit Prabowo sudah menetapkan enam orang sebagai tersangka dari kasus tersebut, yang salah satunya adalah Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita. Sementara tiga tersangka lainnya berasal dari pihak kepolisian dan dua sisanya merupakan bagian dari panitia pelaksana pertandingan.
Seperti diketahui, pada 1 Oktober 2022 lalu terjadi insiden mengerikan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang selepas laga lanjutan Liga 1 2022/2023 yang dimenangkan Persebaya Surabaya atas tim tuan rumah, Arema FC dengan skor 3-2. Gas air mata yang dilepaskan petugas keamanan di stadion untuk mengontrol Aremania yang turun ke lapangan malah membuat situasi menjadi kacau.
Gas air mata yang ditembakkan ke arah tribun penonton membuat ribuan Aremania menjadi panik dan berusaha menuju pintu keluar dengan saling berdesakkan. Alhasil, banyak dari mereka yang mengalami sesak napas dan juga terinjak oleh penonton lain hingga akhirnya dilaporkan 125 orang meninggal dunia akibat dari peristiwa itu.
Bencana paling mengerikan di dunia sepakbola Tanah Air itu pun membuat operator Liga 1, yakni PT Liga Indonesia Baru (LIB) menghentikan sementara Liga 1 dan Liga 2 2022/2023. Presiden Joko Widodo pun memerintahkan agar kompetisi tersebut tidak digulirkan sampai semua investigasi atas Tragedi Kanjuruhan selesai dilakukan.
(sha)
Lihat Juga :
tulis komentar anda