Hebat, Atlet Berkuda Nusrtdinov Zayan Fatih Harumkan Nama Indonesia di Eropa
Selasa, 10 Januari 2023 - 13:03 WIB
Namun hal tersebut tak menyurutkan semangat dan mental tanding atlet berkuda harapan Indonesia ini untuk terus meraih prestasi. Di kelas CSI1 Show Jumping 115cm, Dinov berhasil meraih peringkat kelima bersama kuda Ineke T, sedangkan dari kelas CSI1 Show Jumping 120cm yang juga merupakan pertandingan pertamanya di ketinggian lompatan 120cm, Dinov menduduki peringkat keenam bersama kuda Ineke T dan peringkat kesembilan bersama kuda La Nessa.
Hal ini merupakan prestasi yang luar biasa bagi Indonesia di kancah Internasional. Perbedaan waktu antar peserta hanya terpaut milidetik saja.
"Saya sangat tidak menduga bila hasil rangkaian kompetisi di Eropa ini sangat bagus dan bisa meraih gelar juara di semua kejuaraan berkuda yang saya ikuti. Persaingan di sini pun sangat ketat dengan para Atlet dari Eropa yang rata-rata memiliki kemampuan berkuda yang baik ditambah dukungan kuda-kuda yang bagus juga," ujar Dinov dalam keterangan persnya, Selasa (10/1/2023).
Sementara itu tanggapan positif atas hasil rangkaian kompetisi di Eropa juga datang dari kedua orangtua Dinov yakni Asep Siregar dan Riyanti Kutty Nurinda yang mendampingi selama di Eropa. Keduanya mengapresiasi perjuangan Dinov dalam mengikuti kompetisi-kompetisi tersebut meskipun dengan sedikit persiapan sejak pertama kali tiba di Eropa.
"Tujuan dari program latihan dan kompetisi di Eropa ini adalah agar Dinov dapat belajar dan mengambil pengalaman saat bersaing dengan para atlet Eropa. Apalagi Eropa merupakan kiblatnya olahraga Equestrian dengan industri olahraga berkudanya yang sudah sangat maju. Banyak atlet-atlet berkuda juara dunia dan olimpiade yang lahir dari kompetisi-kompetisi di Eropa. Kebetulan kami memang memiliki dua ekor kuda kompetisi yaitu Ineke T dan La Nessa yang dititip di Grevenbroich, Jerman, jadi untuk pertandingan-pertandingan di Eropa, Dinov bisa menggunakan kuda-kuda tersebut. Apalagi letak stable-nya berdekatan dengan Belanda dan Belgia," tutur Riyanti Kutty Nurinda.
Kemudian, perhatian berbeda pun datang dari sang ayah, Asep Siregar yang lebih menyoroti sisi kemandirian bagi Dinov selama berkompetisi. Menurut Asep, selama di Eropa Dinov memang dituntut untuk lebih mandiri mulai dari mempersiapkan kuda lengkap dengan peralatannya hingga mengembalikan kuda ke kendang dalam keadaan bersih usai berlatih atau bertanding.
Apalagi harus berhadapan dengan udara dingin, angin kencang dan hujan selama mempersiapkan kuda-kudanya karena Desember Januari adalah musim dingin di Eropa. "Dinov memang harus keluar dari zona nyamannya. Bila di Indonesia Dinov mampu meraih banyak gelar juara, maka di Eropa ini adalah kesempatan bagi Dinov sendiri untuk membuktikan bahwa dia bukan hanya jago kandang. Menanggapi pencapaian Dinov dalam rangkaian kompetisi Eropa, terus terang hasilnya di luar ekspektasi kami, dan kami sangat senang dan bangga sekali karena Dinov telah membuktikan bahwa dia mampu bersaing dengan atlet-atlet berbagai negara yang memiliki kemampuan sangat bagus," timpal Asep Siregar seraya.
"Bukan hanya Dinov yang belajar, tapi kamipun sebagai pengelola club dan stable belajar juga dari para owner stable yang sudah mapan. Selama ini kami membeli kuda-kuda langsung dari breeder dan equestrian atlet bukan melalui horse dealer. Jadi saat mereka tahu bahwa Dinov sedang menjalani kompetisi di Eropa mereka mengundang kami untuk datang ke stable-nya. Bahkan ada yang sengaja datang sekeluarga untuk memberikan support kepada Dinov di arena. Karena mereka masih memiliki kedekatan emosi dengan mantan kuda-kudanya yang kini sudah berada di Indonesia. Kesempatan ini kami gunakan untuk memperdalam lagi manajemen pemeliharaan kuda, pelatihan dan manajemen kompetisi," imbuh Asep Siregar.
Hal ini merupakan prestasi yang luar biasa bagi Indonesia di kancah Internasional. Perbedaan waktu antar peserta hanya terpaut milidetik saja.
"Saya sangat tidak menduga bila hasil rangkaian kompetisi di Eropa ini sangat bagus dan bisa meraih gelar juara di semua kejuaraan berkuda yang saya ikuti. Persaingan di sini pun sangat ketat dengan para Atlet dari Eropa yang rata-rata memiliki kemampuan berkuda yang baik ditambah dukungan kuda-kuda yang bagus juga," ujar Dinov dalam keterangan persnya, Selasa (10/1/2023).
Sementara itu tanggapan positif atas hasil rangkaian kompetisi di Eropa juga datang dari kedua orangtua Dinov yakni Asep Siregar dan Riyanti Kutty Nurinda yang mendampingi selama di Eropa. Keduanya mengapresiasi perjuangan Dinov dalam mengikuti kompetisi-kompetisi tersebut meskipun dengan sedikit persiapan sejak pertama kali tiba di Eropa.
"Tujuan dari program latihan dan kompetisi di Eropa ini adalah agar Dinov dapat belajar dan mengambil pengalaman saat bersaing dengan para atlet Eropa. Apalagi Eropa merupakan kiblatnya olahraga Equestrian dengan industri olahraga berkudanya yang sudah sangat maju. Banyak atlet-atlet berkuda juara dunia dan olimpiade yang lahir dari kompetisi-kompetisi di Eropa. Kebetulan kami memang memiliki dua ekor kuda kompetisi yaitu Ineke T dan La Nessa yang dititip di Grevenbroich, Jerman, jadi untuk pertandingan-pertandingan di Eropa, Dinov bisa menggunakan kuda-kuda tersebut. Apalagi letak stable-nya berdekatan dengan Belanda dan Belgia," tutur Riyanti Kutty Nurinda.
Kemudian, perhatian berbeda pun datang dari sang ayah, Asep Siregar yang lebih menyoroti sisi kemandirian bagi Dinov selama berkompetisi. Menurut Asep, selama di Eropa Dinov memang dituntut untuk lebih mandiri mulai dari mempersiapkan kuda lengkap dengan peralatannya hingga mengembalikan kuda ke kendang dalam keadaan bersih usai berlatih atau bertanding.
Apalagi harus berhadapan dengan udara dingin, angin kencang dan hujan selama mempersiapkan kuda-kudanya karena Desember Januari adalah musim dingin di Eropa. "Dinov memang harus keluar dari zona nyamannya. Bila di Indonesia Dinov mampu meraih banyak gelar juara, maka di Eropa ini adalah kesempatan bagi Dinov sendiri untuk membuktikan bahwa dia bukan hanya jago kandang. Menanggapi pencapaian Dinov dalam rangkaian kompetisi Eropa, terus terang hasilnya di luar ekspektasi kami, dan kami sangat senang dan bangga sekali karena Dinov telah membuktikan bahwa dia mampu bersaing dengan atlet-atlet berbagai negara yang memiliki kemampuan sangat bagus," timpal Asep Siregar seraya.
"Bukan hanya Dinov yang belajar, tapi kamipun sebagai pengelola club dan stable belajar juga dari para owner stable yang sudah mapan. Selama ini kami membeli kuda-kuda langsung dari breeder dan equestrian atlet bukan melalui horse dealer. Jadi saat mereka tahu bahwa Dinov sedang menjalani kompetisi di Eropa mereka mengundang kami untuk datang ke stable-nya. Bahkan ada yang sengaja datang sekeluarga untuk memberikan support kepada Dinov di arena. Karena mereka masih memiliki kedekatan emosi dengan mantan kuda-kudanya yang kini sudah berada di Indonesia. Kesempatan ini kami gunakan untuk memperdalam lagi manajemen pemeliharaan kuda, pelatihan dan manajemen kompetisi," imbuh Asep Siregar.
(yov)
tulis komentar anda