Pengganti Menpora Idealnya Anak Muda dan Bukan Kader Partai Politik
loading...
A
A
A
"Pembangunan pemuda itu di ukur dari 5 hal, pertama adalah pendidikan, kedua kesejahteraan, ketiga akses lapangan pekerjaan, keeempat itu kesehatan dan kelima adalah partisipasi dan kepemimpinan gender", lanjutnya.
Alvian menyebut semua itu belum begitu maksimal. Itu terbukti dengan target-target pencapaian kepemudaan yang kalau diasumsikan peningkatannya hanya dengan angka.
Pengacara dan kurator muda ini juga menyayangkan melihat kementerian atau lembaga kepemudaan yang justru kurang pro dengan kepentingan pemuda.
Alvian menilai Kemenpora itu harusnya didominasi anak muda atau yang usianya di bawah 40 tahun dan seorang profesional.
Menurutnya yang memimpin Kemenpora itu iedalnya anak muda yang mengerti apa sebenarnya kebutuhan anak muda untuk hari ini dan masa depan.
"Saya ambil contoh bagaimana negara-negara (asing) berhasil menciptakan partisipasi dibidang olahraga," ucap alumni pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), itu Kamis (2/3/2023).
"Misalnya, seperti Belanda yang kalau kita belajar mereka menjadikan olahraga tidak sebagai orientasi prestasi akan tetapi dibudayakan."
"Sehingga tingkat partisipasi dalam keolahragaan kita meningkat dengan melihat jumlah penduduk 270 juta dan hanya memiliki fasilitas sekitar 20.138 dari 83.931 desa/kelurahan, itu saja sudah timpang," tegasnya.
Alvian berpendapat agar masa depan pemuda dan olahraga di Indonesia bisa lebih baik, harus ada peremajaan.
Setidaknya seluruh stakeholders pemuda memberi saran dengan mendorong kepentingan kementerian pemuda dan olahraga diisi anak muda yang mengerti tentang tantangan serta jalan keluar atas permasalahan yang ada.
Alvian menyebut semua itu belum begitu maksimal. Itu terbukti dengan target-target pencapaian kepemudaan yang kalau diasumsikan peningkatannya hanya dengan angka.
Pengacara dan kurator muda ini juga menyayangkan melihat kementerian atau lembaga kepemudaan yang justru kurang pro dengan kepentingan pemuda.
Alvian menilai Kemenpora itu harusnya didominasi anak muda atau yang usianya di bawah 40 tahun dan seorang profesional.
Menurutnya yang memimpin Kemenpora itu iedalnya anak muda yang mengerti apa sebenarnya kebutuhan anak muda untuk hari ini dan masa depan.
"Saya ambil contoh bagaimana negara-negara (asing) berhasil menciptakan partisipasi dibidang olahraga," ucap alumni pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), itu Kamis (2/3/2023).
"Misalnya, seperti Belanda yang kalau kita belajar mereka menjadikan olahraga tidak sebagai orientasi prestasi akan tetapi dibudayakan."
"Sehingga tingkat partisipasi dalam keolahragaan kita meningkat dengan melihat jumlah penduduk 270 juta dan hanya memiliki fasilitas sekitar 20.138 dari 83.931 desa/kelurahan, itu saja sudah timpang," tegasnya.
Alvian berpendapat agar masa depan pemuda dan olahraga di Indonesia bisa lebih baik, harus ada peremajaan.
Setidaknya seluruh stakeholders pemuda memberi saran dengan mendorong kepentingan kementerian pemuda dan olahraga diisi anak muda yang mengerti tentang tantangan serta jalan keluar atas permasalahan yang ada.