Kisah Pilu Petinju Kongo Melawan Penyakit Kulit Kronis

Sabtu, 18 Juli 2020 - 10:28 WIB
loading...
Kisah Pilu Petinju Kongo Melawan Penyakit Kulit Kronis
Kisah Pilu Petinju Kongo Melawan Penyakit Kulit Kronis/Sky Sports
A A A
Penyakit kulit kronis yang menyerangnya hampir setahun nyaris merenggut karier tinju dunia Jonathan Kumuteo. Kini, setelah sembuh, Kumuteo bersiap menjalani debut di ring tinju.

Jonathan Kumuteo mengatasi penyakit kulit radang kronis dan sekarang siap untuk debut tinju pro . Hidradenitis suppurativa (HS) hampir membuat Kumuteo kehilangan kariernya, tetapi akhirnya dia segera menjadi petinju profesional.

Jonathan Kumuteo terpaksa bertarung melawan hidradenitis suppurativa (HS), kondisi kulit yang membuatnya terbaring di tempat tidur hanya beberapa minggu setelah memenangkan turnamen tinju amatir yang prestisius. Kumuteo, yang meninggalkan Republik Demokratik Kongo selama Perang Sipil untuk tinggal di Inggris, sekarang akan menjalani debut tinju profesionalnya tetapi perjalanannya sangat berat.



Petinju dari klub amatir Finchley, tempat Anthony Joshua dan Derek Chisora , mengatakan kepada Sky Sports: "Pada akhir 2014 saya mengalami abses tanpa rasa sakit di ketiak saya. Itu tidak mau hilang. Pada 2015, saya pergi ke rumah dokter umum untuk pemeriksaan rutin dan dia memberi saya antibiotik.''

’’Abses mulai membesar ukurannya dan mencapai sebesar bola golf. Itu menjadi menyakitkan ketika lengan saya kendur.’’

’’Saya masih bertinju dan, sebagai laki-laki, kami tidak ingin menyerah dengan pergi ke rumah sakit.’’

’’Tapi suatu hari aku berbaring di sofa dan lenganku rasanya ingin meledak. Aku pergi ke A&E.’’

’’Saya memiliki obat penghilang rasa sakit dan operasi. Tetapi mereka meninggalkan saya dengan lubang sedalam 4cm. Saya disuruh berobat ke rumah sakit setempat setiap hari.’’

"Butuh waktu enam minggu untuk pulih.’’

"Tapi lukanya akan ditutup kemudian akan dibuka kembali. Itu terjadi selama satu tahun."



Entah bagaimana Kumuteo bisa berjuang dengan karir tinju amatirnya tetapi kondisinya memburuk."Pada 2016 saya berlatih untuk kejuaraan nasional dan saya mulai merasa ada bengkak di bawah kedua ketiak. Saya didiagnosis menderita hidradenitis suppurativa (HS),''Kumueto mengisahkan.

’’Saya minum delapan antibiotik per hari dan memenangkan kejuaraan London di bawah 20-an. Saya kalah di semifinal nasional ABA karena pemenang akhirnya.’’

’’Saya mulai merasa lemah dan, di benak saya, tahu apa itu karena ada hari-hari ketika saya tidak bisa berlatih karena terlalu menyakitkan.’’

"Malam Tahun Baru 2016 saya tidak bisa bangun dari tempat tidur. Saya melihat semua teman saya bersenang-senang di Instagram dan Snapchat tetapi saya tidak bisa melakukan apa-apa. Delapan minggu sebelumnya saya telah memenangkan kejuaraan London."

Kumuteo ingin memberikan harapan kepada penderita hidradenitis suppurativa (HS) lainnya karena ia memahami kesulitan yang ditimbulkannya. Dia menjelaskan: "Ini adalah penyakit kulit radang kronis. Ini menyebabkan masalah kesehatan mental yang merugikan karena penderita merasa malu. Ini adalah, dalam arti tertentu, penyakit yang tidak terlihat. Lukanya bisa berbau. Bisa sulit untuk dijelaskan atau dipahami. Keluarga saya berkata: "Mungkin Anda tidak higienis?"

"Aku harus memakai pembalut selama dua tahun kalau tidak pakaianku akan hancur karena darah."

Kumuteo telah menjalani tiga operasi, salah satunya membutuhkan waktu delapan bulan untuk pulih. Yang terbaru adalah cangkok kulit yang menghilangkan kelenjar keringat. Dia bilang dia sekarang sepenuhnya pulih. Dipromosikan oleh Frank Warren, Kumuteo berharap fase selanjutnya dari perjalanannya adalah membuat debut pro Agustus ini.
(aww)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1552 seconds (0.1#10.140)