Anfield Akan Catat Sejarah tapi Awas Tamu Bisa Rusak Pesta
loading...
A
A
A
LIVERPOOL - Dini hari nanti, Anfield akan mencatat sejarah yang sudah ditunggu 30 tahun lamanya. Sejarah ketika The Reds akan mengangkat trofi Liga Primer di kandang mereka, sayangnya, tidak ada Liverpudlian di sana.
Selama 30 tahun, Liverpool sudah kenyang sindiran. Tim yang dianggap hidup di masa lalu dan hanya mengandalkan status sebagai tim dengan DNA Eropa, karena sejak era Liga Primer, The Reds lebih banyak mengantongi trofi Liga Champions dibandingkan gelar domestik.
Musim ini mereka membungkamnya. Kapten tim Jordan Henderson akan mengangkat trofi, seremoni yang kali terakhir diakukan Alan Hansen pada 30 tahun lalu, sebelum Liga Primer ada. Henderson akan menjadi ke-10 yang melakukannya, sejajar dengan Hansen, Graeme Souness, Phil Thompson, Emlyn Hughes, Tommy Smith, Ron Yeats, Willie Fagan, Donald McKinlay, dan Alex Raisbeck.
Henderson akan mengangkat trofi, meski dia masih cedera dan tidak bisa bermain pada pertandingan melawan Chelsea, dini hari nanti. “Dia layak mengangkat trofi, dan dia akan mengangkat trofi,” kata Klopp dikutip situs resmi Liverpool. (Baca: Guardiola Tetapkan Jadikan Liverpool Saingan Terberat Musim Depan)
Bagi pemain, mengangkat trofi adalah mimpi tersendiri. Alasannya, sebagian besar skuad asuhan Juergen Klopp belum pernah merasakan gelar juara kompetisi domestik. Tidak Henderson, Sadio Mane, Roberto Firminho, Allison, ataupun Mohamed Salah sekalipun. Hanya James Milner yang sudah merasakan gelar Liga Primer saat memperkuat Manchester City. Tapi, bagi Milner, mengangkat trofi kompetisi tertinggi sepak bola Inggris tetap istimewa. Apalagi dia datang sebagai pemain yang tersingkir dari The Citizens.
“Ini akan menjadi istimewa bahkan sangat istimewa. Apalagi klub ini menunggu begitu lama, yang berarti memecahkannya dan membuat sejarah sendiri adalah pencapaian istimewa,” tutur Milner yang menjadi wakil kapten Liverpool. (Baca juga: Diam-diam Jet Tempur China dan Jepang Adu Kuat di Laut China Timur)
Jika ada yang kurang adalah tren penampilan Liverpool yang menurun justru menjelang dan setelah mereka mengunci gelar. Jika sebelumnya dalam 27 pertandingan hanya kehilangan dua poin, setelah itu, The Reds sudah menelan tiga kekalahan dan dua imbang dari sembilan pertandingan terakhir.
Imbasnya, Liverpool dipastikan gagal melewati rekor 100 poin milik Manchester City. Karena maksimal, mereka hanya bisa mendulang 99 angka dari tiga laga tersisa, termasuk dini hari nanti. The Reds juga gagal mempertahankan laju 100% menang dalam 24 pertandingan terakhir setelah dipaksa imbang 1-1 melawan Burnley di Anfield.
Deretan ini tentu menjadi sedikit noda dalam seremoni pada dini hari nanti. Meski semua itu akan dilupakan saat The Reds mengangkat trofi juara, Liverpool masih bisa terus berharap melakukan banyak hal besar. Apalagi Klopp dipastikan tetap akan bertahan setidaknya sampai empat tahun mendatang.
Pelatih asal Jerman itu sudah dianggap menjadi bagian dari keluarga besar scouser, bukan sekadar pelatih yang datang tanpa kesan. “Saya pikir, dia scouser yang menyamar. Saya tidak berpikir dia benar-benar Jerman, karena dia melambangkan semua yang diinginkan orang-orang Liverpool, yang diinginkan klub sepak bola dan kota,” ujar legendaris The Reds, Kenny Dalglish. (Baca juga: Menikmati Eksotika Danau Singkarak dari Ketinggian Aur Serumpun)
Selama 30 tahun, Liverpool sudah kenyang sindiran. Tim yang dianggap hidup di masa lalu dan hanya mengandalkan status sebagai tim dengan DNA Eropa, karena sejak era Liga Primer, The Reds lebih banyak mengantongi trofi Liga Champions dibandingkan gelar domestik.
Musim ini mereka membungkamnya. Kapten tim Jordan Henderson akan mengangkat trofi, seremoni yang kali terakhir diakukan Alan Hansen pada 30 tahun lalu, sebelum Liga Primer ada. Henderson akan menjadi ke-10 yang melakukannya, sejajar dengan Hansen, Graeme Souness, Phil Thompson, Emlyn Hughes, Tommy Smith, Ron Yeats, Willie Fagan, Donald McKinlay, dan Alex Raisbeck.
Henderson akan mengangkat trofi, meski dia masih cedera dan tidak bisa bermain pada pertandingan melawan Chelsea, dini hari nanti. “Dia layak mengangkat trofi, dan dia akan mengangkat trofi,” kata Klopp dikutip situs resmi Liverpool. (Baca: Guardiola Tetapkan Jadikan Liverpool Saingan Terberat Musim Depan)
Bagi pemain, mengangkat trofi adalah mimpi tersendiri. Alasannya, sebagian besar skuad asuhan Juergen Klopp belum pernah merasakan gelar juara kompetisi domestik. Tidak Henderson, Sadio Mane, Roberto Firminho, Allison, ataupun Mohamed Salah sekalipun. Hanya James Milner yang sudah merasakan gelar Liga Primer saat memperkuat Manchester City. Tapi, bagi Milner, mengangkat trofi kompetisi tertinggi sepak bola Inggris tetap istimewa. Apalagi dia datang sebagai pemain yang tersingkir dari The Citizens.
“Ini akan menjadi istimewa bahkan sangat istimewa. Apalagi klub ini menunggu begitu lama, yang berarti memecahkannya dan membuat sejarah sendiri adalah pencapaian istimewa,” tutur Milner yang menjadi wakil kapten Liverpool. (Baca juga: Diam-diam Jet Tempur China dan Jepang Adu Kuat di Laut China Timur)
Jika ada yang kurang adalah tren penampilan Liverpool yang menurun justru menjelang dan setelah mereka mengunci gelar. Jika sebelumnya dalam 27 pertandingan hanya kehilangan dua poin, setelah itu, The Reds sudah menelan tiga kekalahan dan dua imbang dari sembilan pertandingan terakhir.
Imbasnya, Liverpool dipastikan gagal melewati rekor 100 poin milik Manchester City. Karena maksimal, mereka hanya bisa mendulang 99 angka dari tiga laga tersisa, termasuk dini hari nanti. The Reds juga gagal mempertahankan laju 100% menang dalam 24 pertandingan terakhir setelah dipaksa imbang 1-1 melawan Burnley di Anfield.
Deretan ini tentu menjadi sedikit noda dalam seremoni pada dini hari nanti. Meski semua itu akan dilupakan saat The Reds mengangkat trofi juara, Liverpool masih bisa terus berharap melakukan banyak hal besar. Apalagi Klopp dipastikan tetap akan bertahan setidaknya sampai empat tahun mendatang.
Pelatih asal Jerman itu sudah dianggap menjadi bagian dari keluarga besar scouser, bukan sekadar pelatih yang datang tanpa kesan. “Saya pikir, dia scouser yang menyamar. Saya tidak berpikir dia benar-benar Jerman, karena dia melambangkan semua yang diinginkan orang-orang Liverpool, yang diinginkan klub sepak bola dan kota,” ujar legendaris The Reds, Kenny Dalglish. (Baca juga: Menikmati Eksotika Danau Singkarak dari Ketinggian Aur Serumpun)