Yamaha Hengkang dari MotoGP? Lin Jarvis: Saya Tidak Melihat Tanda-tandanya
loading...
A
A
A
LISMO - Kabar Yamaha akan meninggalkan MotoGP kian santer terdengar. Buruknya performa mereka musim ini menimbulkan spekulasi akan cabut dari MotoGP setelah kontrak dengan Dorna Sport habis pada 2026.
Dalam tiga musim terakhir, Yamaha selalu memiliki pembalap dari tim pabrikan yang finis pertama atau kedua di klasemen akhir MotoGP.
Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo masing-masing menjadi runner up di musim 2020 dan 2022. El Diablo -julukan Quartarar- bahkan keluar sebagai juara di musim 2021, yang merupakan titel perdana bagi mereka sejak Jorge Lorenzo melakukannya pada 2015 lalu.
Tim pabrikan Iwata jauh lebih berprestasi dibandingkan rival sesama Jepang, Honda, yang hanya finis di urutan keenam dan posisi terakhir dalam klasemen konstruktor di musim 2020 hingga 2022.
Namun, di MotoGP 2023, performa Yamaha benar-benar menurun drastis dan kesulitan bersaing lagi di papan atas.
Dari 10 balapan dalam lima seri yang sudah digelar, Yamaha hanya sekali naik podium lewat Quartararo. Mereka pun saat ini terdampar di posisi buncit klasemen konstruktor dengan torehan 58 poin saja.
Yamaha memang telah terlibat dalam balap sepeda motor Grand Prix sekitar 60 tahun. Namun, buruknya performa mereka musim ini menimbulkan spekulasi bahwa mereka bisa saja cabut dari MotoGP setelah kontrak dengan Dorna Sport habis pada 2026 mendatang.
Tapi, Managing Director Yamaha Lin Jarvis buru-buru menepis kabar tersebut. Menurutnya, meski performa Yamaha sedang menurun, komitmen dari para petinggi manajemen masih sangat kuat untuk memberikan dukungan kepada Fabio Quartararo dan kolega.
Dalam tiga musim terakhir, Yamaha selalu memiliki pembalap dari tim pabrikan yang finis pertama atau kedua di klasemen akhir MotoGP.
Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo masing-masing menjadi runner up di musim 2020 dan 2022. El Diablo -julukan Quartarar- bahkan keluar sebagai juara di musim 2021, yang merupakan titel perdana bagi mereka sejak Jorge Lorenzo melakukannya pada 2015 lalu.
Tim pabrikan Iwata jauh lebih berprestasi dibandingkan rival sesama Jepang, Honda, yang hanya finis di urutan keenam dan posisi terakhir dalam klasemen konstruktor di musim 2020 hingga 2022.
Namun, di MotoGP 2023, performa Yamaha benar-benar menurun drastis dan kesulitan bersaing lagi di papan atas.
Dari 10 balapan dalam lima seri yang sudah digelar, Yamaha hanya sekali naik podium lewat Quartararo. Mereka pun saat ini terdampar di posisi buncit klasemen konstruktor dengan torehan 58 poin saja.
Yamaha memang telah terlibat dalam balap sepeda motor Grand Prix sekitar 60 tahun. Namun, buruknya performa mereka musim ini menimbulkan spekulasi bahwa mereka bisa saja cabut dari MotoGP setelah kontrak dengan Dorna Sport habis pada 2026 mendatang.
Tapi, Managing Director Yamaha Lin Jarvis buru-buru menepis kabar tersebut. Menurutnya, meski performa Yamaha sedang menurun, komitmen dari para petinggi manajemen masih sangat kuat untuk memberikan dukungan kepada Fabio Quartararo dan kolega.