Klub Liga Primer Mulai Gelar Latihan, Tinggal Persoalan Etika

Rabu, 29 April 2020 - 14:11 WIB
loading...
Klub Liga Primer Mulai...
Aresenal sudah memulai latihan meski Inggris masih memberlakukan lockdown. Foto/Reuters
A A A
LONDON - Liga Primer menyebutnya “Restart Project” untuk langkah mereka mulai bangkit dari kebekuan kompetisi selama lebih dari 47 hari sejak liga ditunda. Berbagai cara dilakukan agar kompetisi paling kosmopolitan di dunia itu bisa segera digelar.

Arsenal, Brighton, dan West Ham telah membuka tempat latihan mereka pada Senin (27/4/2020). Sementara Tottenham Hotspur mulai berlatih, kemarin, kemungkinan akan disusul Chelsea yang tengah mempertimbangkan langkah serupa. Semua latihan diklaim menggunakan protokol kesehatan yang digariskan FA, Pemerintah Inggris, serta badan kesehatan dunia WHO.

Seperti pada sesi latihan yang dilakukan Arsenal. Dari gambar udara menunjukkan para pemain The Gunners berlatih di lapangan terpisah. Satu pemain menggunakan satu lapangan di markas klub mereka, Colney. Bola, kerucut, dan peralatan latihan tampak tersebar di wilayah dan satu pemain terlihat melakukan latihan lari.

Para pemain tiba dalam kelompok di mana hanya lima orang melakukan sesi individu, peregangan, dan berlari dengan bola. Sebanyak 10 lapangan digunakan sehingga pemain tidak bersentuhan satu sama lain, dengan masing-masing pemain memiliki bola sendiri.

Para pemain diberi tahu di mana harus parkir dan bermain. Bangunan di tempat latihan ditutup. Latihan berlangsung satu jam yang digelar sepanjang hari dengan staf medis dan kebugaran mengawasi dari jauh. Pemain dilarang bersosialisasi satu sama lain. Mereka diwajibkan mandi, ganti baju, sepatu, dan semua kebutuhan pribadi lainnya di rumah.

“Akses akan dibatasi, dikelola dengan hati-hati, dan jarak sosial akan dipertahankan setiap saat,” tulis pernyataan resmi Arsenal.

Liga Primer telah ditangguhkan sejak 13 Maret. Pemerintah meminta agar liga sudah bisa digulirkan pada Juni untuk mengangkat psikologis Inggris yang terpuruk karena korona. Kembalinya Arsenal beraksi, meskipun dalam isolasi, merupakan langkah menggembirakan.

Protokol serupa akan dilakukan Tottenham. Menurut keterangan yang disampaikan, semua anggota staf dan kelompok pemain akan diminta mempertahankan ketentuan social distancing selama di fasilitas latihan. Mereka menjamin tidak lebih dari satu pemain per lapangan saat melakukan latihan. Pemain yang datang dalam setiap sesi juga dibatasi per hari.

"Setiap pemain akan melakukan perjalanan secara mandiri. Mereka tiba di fasilitas sudah mengenakan pakaian latihan sebelum kembali ke rumah setelah menyelesaikan sesi mereka. Semua aktivitas akan dilakukan sesuai pedoman pemerintah dengan menjaga jarak sosial setiap saat dan tidak akan ada akses yang diizinkan ke bangunan mana pun," ujar pernyataan klub Tottenham.

Sekretaris Budaya Oliver Dowden mengatakan telah menghubungi klub tentang memulai kembali Liga Primer sesegera mungkin. Dia mengaku telah melakukan pembicaraan dan meminta pendapat bagaimana sepak bola dapat segera dimulai.

“Tapi, tentu saja langkah seperti itu harus konsisten dengan pedoman kesehatan masyarakat," kata Dowden, dalam sesi pertanyaan parlemen untuk Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga, dikutip BBC.

Masalahnya, langkah Liga Primer tetap memunculkan pertanyaan terkait etik. Daily Mail menulis jika klub Liga Primer mendapatkan tagihan 4 juta poundsterling atau sekitar Rp77 miliar untuk kit pengujian coronavirus dengan kebutuhan sekitar 26.000 tes kit.

Kepala medis di 20 klub Liga Primer melakukan konferensi video pada Sabtu (25/4), ketika diputuskan para pemain dan staf penting harus diuji untuk Covid-19 dua kali sepekan selama musim berlangsung, dimulai saat sesi latihan kelompok.

Biaya pengujian kit di masing-masing klub adalah 150 poundsterling atau sekitar Rp3 juta. Anggota staf yang dianggap 'esensial' akan berbeda di setiap klub. Tapi, tim berharap dapat melakukan hingga 50 tes dua kali sepekan yang akan menelan biaya 300.000 poundsterling atau berkisar Rp5 miliar untuk 20 klub.

Alhasil, jika tim melanjutkan pelatihan kelompok pada pertengahan Mei dan musim yang akan berakhir pada Juli, berarti menelan waktu sekitar 13 pekan dengan total biaya hingga Rp77 miliar.

Di sinilah persoalan itu muncul. Ada persoalan etika karena setidaknya dibutuhkan 26.000 alat tes yang akan dibeli untuk memastikan para pemain dan staf dapat menggelar dua tes dalam satu pekan hingga akhir musim. Padahal, banyak masyarakat, terutama petugas medis yang menjadi garda terdepan memerangi virus Covid-19, dianggap lebih membutuhkan. (Maruf)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1361 seconds (0.1#10.140)