Anthony Joshua Pikul Beban Berat, Josh Warrington Lebih Jagokan Dillian Whyte

LEEDS - Mantan juara dunia tinju kelas bulu versi IBF dari Inggris, Josh Warrington berharap terjadi kejutan dalam duel ulang kelas berat Anthony Joshua vs Dillian Whyte pada 12 Agustus mendatang.

Kembali lagi pada Desember 2015, saat itu Joshua sukses menganvaskan Whyte di ronde ketujuh. Di penampilan terakhirnya, kedua petinju ini sama-sama menghadapi Jermaine Franklin.

Namun, keduanya juga mencatatkan kemenangan yang kurang mengesankan. Joshua membukukan kemenangan angka mutlak, sedangkan Whyte hanya menorehkan kemenangan majority decision.



Joshua sendiri telah memiliki kesepakatan untuk berhadapan dengan mantan juara WBC, Deontay Wilder di Arab Saudi, Desember mendatang. Namun, dengan catatan dia mampu menjinakkan lagi Deontay Wilder.

Oleh karena Joshua memiliki beban yang cukup berat, Warrington berpandangan jika aspek tersebut menjadi bekal yang positif buat Whyte.

"Ini akan menjadi pertarungan yang sulit, saya yakin pertarungan AJ vs Whyte ini akan jauh lebih ketat ketimbang yang pertama," ujar Warrington kepada Talk Sport.

"Saya rasa AJ tidak berada dalam kondisi terbaiknya, namun saya merasa dia ingin membuktikan sesuatu. Tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk semua orang," lanjut petinju berjuluk The Leeds Warrior tersebut.

Menurutnya, AJ dalam duel ini ingin membuktikan bahwa dia masih memiliki kemampuan, dan merupakan "hewan" buas yang agresif.

^{(Foto: The Mirror)}

"Hal itu akan sangat menguntungkan bagi Dillian, karena Dillian sangat suka berada di tengah-tengah pertarungan. Ini bukanlah akhir dari segalanya, namun saya akan mengunggulkan Dillian dalam laga ini," tuturnya.

Akan tetapi, apabila Joshua mengalami kekalahan dalam duel melawan Whyte ini, Warrington tidak berharap mantan juara kelas berat itu pensiun. Pasalnya, kemenangan besar lainnya akan menyegarkan kembali kariernya.

"Mungkin pusat perhatiannya akan mereda selama beberapa bulan, namun saya tidak merasa dia sudah tamat. Katakanlah jika dia kalah dan dia kembali melawan seseorang seperti Deontay Wilder dan mengalahkan Wilder, itu adalah tinju kelas berat," papar Warrington.



"Tim sepakbola bisa saja berada dalam performa yang bagus, mengalami satu kekalahan, dan kemudian minggu depan memiliki kesempatan untuk menebusnya. Namun dalam tinju, begitu Anda mengalami kekalahan, itu saja, Anda 'tamat'. Namun kemudian Anda kembali, Anda mengalahkan orang lain dan kemudian Anda kembali ke performa terbaik Anda," pungkasnya.