Maruarar Sirait Puji Erick Thohir Tegas di BUMN, Harus Diterapkan di PSSI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Maruarar Sirait memuji kepemimpinan Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yang juga Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir dalam memimpin organisasi. Namun, politikus PDIP itu memberi saran, ketegasan yang selama ini dilakukan Erick di BUMN harus dibawa ke ranah PSSI.
Hal itu disampaikan pria yang akrab disapa Ara di diskusi daring yang diadakan Lembaga Survei Indonesia (LSI) bertema "Sepak Bola Kita: Antara Masalah dan Prestasi", Minggu (20/8/2023). Dicontohkannya dengan transparannya audit PSSI. Apalagi, hasil audit periode 2020-2022 belum dipaparkan secara terbuka, diserahkan kepada penegak hukum, bahkan tidak jelas tindak lanjutnya.
"Saya lihat Erick di BUMN bagus, dia bisa bongkar itu korupsi-korupsi di BUMN, kenapa di PSSI tidak? Kecuali memang tidak ada korupsi di PSSI," kata dia.
Ara pun menuturkan, banyaknya polemik di PSSI karena bukan soal ada atau tidaknya aturan. Tapi bagaimana menegakan hukumnya.
"Di Indonesia itu masalah kita bukan aturan, masalah kita penegakan hukum, penegakan aturan. Makanya, dibutuhkan orang yang bersih. Enggak mungkin membersihkan dengan sapu yang kotor. Orang yang punya banyak kepentingan pasti enggak bisa tegas," ucapnya dalam riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bertema "Sepak Bola Kita: Antara Masalah dan Prestasi" secara daring, Minggu (20/8).
Ara, sapaannya, pun mendorong PSSI terbuka atas semua masalah yang ada selain hasil audit agar kontrol publik semakin tinggi. Dicontohkannya dengan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J yang melibatkan bekas Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
"Kita lihat kasus Ferdy Sambo. Berapa banyak berapa kasus hukum di Indonesia itu bisa terbuka, bisa berproses karena benar dan adil. Buat masalah PSSI itu terbuka. Masalah keuangan, masalah wasit, dan sebagainya, pasti akan bagus," katanya.
Saya akan minta Pak Erick buka semua masalahnya supaya Pak Erick, saya yakin tidak punya beban, supaya dapat dukungan publik untuk melakukan hal-hal yang besar, yang benar, yang tegas, dan yang cepat. Begitu caranya," sambungnya.
Ara melanjutkan, masalah yang menerpa PSSI tidak lepas dari kepemimpinan dan kepercayaan. Ia meyakini bahwa semua problem yang ada dapat selesai jika dipercaya. Sponsor pun bakal berdatangan.
"Jadi, menurut saya, kalau sepak bola Indonesia maju, pemimpinnya harus dipercaya, timnya harus dipercaya, kontrol publiknya harus tinggi," tegasnya.
Adapun dalam survei ini dilakukan dengan 1.220 responden. Margin of error dari 1220 responden tersebut sebesar +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Lihat Juga: Erick Thohir Salaman dengan Tim Geypens dan Dion Markx, Dua Calon Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia
Hal itu disampaikan pria yang akrab disapa Ara di diskusi daring yang diadakan Lembaga Survei Indonesia (LSI) bertema "Sepak Bola Kita: Antara Masalah dan Prestasi", Minggu (20/8/2023). Dicontohkannya dengan transparannya audit PSSI. Apalagi, hasil audit periode 2020-2022 belum dipaparkan secara terbuka, diserahkan kepada penegak hukum, bahkan tidak jelas tindak lanjutnya.
"Saya lihat Erick di BUMN bagus, dia bisa bongkar itu korupsi-korupsi di BUMN, kenapa di PSSI tidak? Kecuali memang tidak ada korupsi di PSSI," kata dia.
Baca Juga
Ara pun menuturkan, banyaknya polemik di PSSI karena bukan soal ada atau tidaknya aturan. Tapi bagaimana menegakan hukumnya.
"Di Indonesia itu masalah kita bukan aturan, masalah kita penegakan hukum, penegakan aturan. Makanya, dibutuhkan orang yang bersih. Enggak mungkin membersihkan dengan sapu yang kotor. Orang yang punya banyak kepentingan pasti enggak bisa tegas," ucapnya dalam riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bertema "Sepak Bola Kita: Antara Masalah dan Prestasi" secara daring, Minggu (20/8).
Ara, sapaannya, pun mendorong PSSI terbuka atas semua masalah yang ada selain hasil audit agar kontrol publik semakin tinggi. Dicontohkannya dengan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J yang melibatkan bekas Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
"Kita lihat kasus Ferdy Sambo. Berapa banyak berapa kasus hukum di Indonesia itu bisa terbuka, bisa berproses karena benar dan adil. Buat masalah PSSI itu terbuka. Masalah keuangan, masalah wasit, dan sebagainya, pasti akan bagus," katanya.
Saya akan minta Pak Erick buka semua masalahnya supaya Pak Erick, saya yakin tidak punya beban, supaya dapat dukungan publik untuk melakukan hal-hal yang besar, yang benar, yang tegas, dan yang cepat. Begitu caranya," sambungnya.
Ara melanjutkan, masalah yang menerpa PSSI tidak lepas dari kepemimpinan dan kepercayaan. Ia meyakini bahwa semua problem yang ada dapat selesai jika dipercaya. Sponsor pun bakal berdatangan.
"Jadi, menurut saya, kalau sepak bola Indonesia maju, pemimpinnya harus dipercaya, timnya harus dipercaya, kontrol publiknya harus tinggi," tegasnya.
Adapun dalam survei ini dilakukan dengan 1.220 responden. Margin of error dari 1220 responden tersebut sebesar +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Lihat Juga: Erick Thohir Salaman dengan Tim Geypens dan Dion Markx, Dua Calon Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia
(sto)