Kehidupan Pribadi Pengaruhi Ketangguhan Mohammed Hamzah Sheeraz di Ring Tinju

ILFORD - Mohammed Hamzah Sheeraz sempat diragukan ketika petinju kelas menengah itu memilih bertarung melawan sosok yang sebelumnya tak terkalahkan, Dmytro Mytrofanov. Duel kedua petinju belum terkalahkan itu sendiri berlangsung di Wroclaw, Polandia, pada akhir Agustus lalu.

Tak mau diremehkan, Sheeraz pun memperlihatkan keberingasannya di dalam ring. Tanpa ampun dia menghabisi Mytrofanov di ronde kedua. Bahkan, dia menjatuhkan lawannya itu sebanyak empat kali sebelum dinyatakan menang TKO di ronde kedua. Duel ini menjadi salah satu laga pembuka kontes utama Oleksandr Usyk vs Daniel Dubois.

Seeraz pun yakin bahwa dirinya berada di jalan menuju kejayaan. Terlebih dia mendapat pengakuan dari komunitasnya. Ya, petinju berdarah Pakistan itu sukses menyabet penghargaan Tokoh Olahraga Terbaik Tahun Ini di Asian Achievers Awards pada akhir pekan lalu.



Menurut Sheeraz, duel melawan Mytrofanov merupakan penampilan terbaiknya hingga saat ini. Apalagi lawannya tersebut lebih berpengalaman dan belum pernah tersentuh kekalahan.

"Saya rasa banyak orang yang meremehkan saya, mengatakan bahwa ini adalah langkah yang terlalu jauh bagi saya, terutama saat menghadapi dia. Ada banyak harapan di pundaknya dan semua orang berpikir bahwa saya akan menyerah begitu saja," tutur Sheeraz kepada Sky Sports, baru-baru ini.

"Namun, saya terlahir untuk melakukan hal-hal besar," imbuh petinju dengan rekor profesional 18-0 (14KO).

Sheeraz, yang merayakan 7 tahun kiprahnya di dunia tinju profesional pada 16 September lalu, mengaku banyak belajar ketika menginjak level profesional. Pasalnya, dia tidak begitu menonjol ketika di tingkat amatir. Meskipun begitu, dia tetap menargetkan gelar juara dunia di masa mendatang.

"Saya tidak memiliki karier amatir yang sangat bagus, saya menjalani banyak laga namun tidak terlalu menonjol," kata dia.



"Maka, transisi ke dalam dunia profesional adalah sebuah proses yang sangat lambat, walau saya kini berada dalam posisi di mana saya (berpotensi) bertarung demi gelar juara dunia pada akhir tahun ini atau awal tahun depan," tuturnya.

"Ambisi saya adalah menjadi juara dunia, menyatukan divisi, menyatukan gelar, dan mencoba menjadi hal besar berikutnya dalam olahraga tinju," katanya lagi.

^{(Foto: Instagram @hamzahsheeraz)}

Pria 24 tahun ini memiliki keinginan untuk memberikan dampak yang sangat besar buat anak-anak seperti dirinya. "Jika saya dapat mengubah hidup satu anak saja, saya akan menjadi orang yang sangat, sangat bahagia," ujarnya.

"Tapi saya yakin, Insya Allah, pada saat saya menggantungkan sarung tinju saya, saya akan mengubah banyak kehidupan pada saat itu," lanjut dia.



Meninggalkan warisan menjadi tujuan utama Sheeraz. Hal itu, kata dia, sangat jarang terjadi karena semua orang mengejar uang. Dalam kehidupan pribadinya, Sheeraz sudah terbiasa menghadapi rintangan hidup yang begitu berat sejak muda.

"Ayah saya keluar masuk penjara, dan hanya saya dan ibu, hanya kami berdua dan adik-adik saya, jadi perjalanannya selalu sulit. Ini tidak mudah," ujarnya.

"Ketika ayah saya keluar setelah menjalani masa hukumannya yang terakhir, sejak hari itu hidup menjadi sebuah berkah dan saya sangat bersyukur akan hal itu," jelas Sheeraz.

Dengan kondisi kehidupan keluarga yang seperti itu, Sheeraz mengaku bahwa saat berusia 15-16 tahun, dirinya melakukan hal-hal yang dilakukan seorang pria 30 tahun.



"Pengalaman-pengalaman itu telah membentuk saya menjadi pria seperti sekarang ini, tetapi saya tidak akan mengubahnya untuk apa pun," ungkap penguasa sabuk juara Persemakmuran dan kelas menengah WBC Silver ini.