Beda Nasib Uston Nawawi dan Josep Gombau, Legenda Persebaya: Pelatih Lokal Banyak yang Pintar!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mursyid Effendi, seorang legenda dari klub Persebaya Surabaya , memberikan pandangan bahwa kehadiran pelatih asing tidak selalu menjamin kesuksesan tim dalam Liga 1. Dia juga mencermati perbedaan nasib yang dialami oleh Uston Nawawi dan Josep Gombau selama mereka melatih tim yang akrab dengan julukan "Bajol Ijo" tersebut.
Liga 1 musim 2023-2024 dapat dilihat sebagai kompetisi yang banyak melibatkan pelatih asing. Meski demikian, penggunaan pelatih asing tidak selalu menghasilkan performa yang baik bagi sebuah tim.
Persebaya adalah contoh nyata bahwa keberhasilan tim di Liga 1 tidak selalu dijamin oleh kehadiran pelatih asing. Di bawah arahan Josep Gombau, Persebaya hanya meraih satu kemenangan dalam enam pertandingan.
Selama empat pertandingan terakhir, Persebaya juga tidak mencatatkan kemenangan. Kekalahan telak 1-4 dari Persik Kediri pada pertandingan terakhir Gombau telah mengakhiri masa jabatannya sebagai pelatih Persebaya, dan manajemen memutuskan untuk mengembalikan Uston Nawawi ke posisi pelatih kepala.
Hasil kerja Gombau bersama Persebaya berbeda jauh dengan catatan Uston. Sebelumnya, Uston telah mengambil alih sebagai pelatih sementara setelah pemecatan Aji Santoso. Di bawah arahannya, Persebaya tidak pernah mengalami kekalahan dalam lima pertandingan.
Dalam periode tersebut, Uston berhasil membawa Persebaya meraih empat kemenangan dan satu kali imbang. Rencananya, Uston akan diangkat menjadi pelatih permanen, tetapi hal ini terhambat oleh belum selesainya sertifikat lisensi AFC.
Perbedaan nasib antara Uston dan Gombau seakan-akan membenarkan pendapat bahwa penggunaan pelatih asing bukanlah jaminan kesuksesan bagi tim di Liga 1. Mursyid Effendi, legenda Persebaya, mengkritik regulasi yang menghambat Uston, seorang pelatih lokal, untuk mendapatkan posisi permanen, sehingga manajemen akhirnya memilih untuk kembali menunjuk pelatih asing.
Mursyid menyatakan, "Saya sudah protes kepada PSSI bahwa kami sering mengalami masalah dengan lisensi pelatih. Mereka meminta kami untuk mengejar lisensi tersebut, namun akhirnya pelatih asing datang. Padahal, di kalangan kami, banyak pelatih yang sangat kompeten."
Mursyid juga mengkritik kebijakan klub di Liga 1 yang tergesa-gesa menunjuk pelatih asing. Ia mengingatkan bahwa beberapa pelatih asing sebelum Gombau juga gagal mencapai sukses di Liga 1, seperti Angelo Alessio bersama Persija Jakarta dan Aidil Sharin Sahak yang hanya sebentar bersama Tira Persikabo 1973.
Menurut Mursyid, ada banyak pelatih lokal yang kompeten di Indonesia, dan ia berpendapat bahwa pemilihan pelatih asing seharusnya lebih selektif, dengan lebih mempertimbangkan pengalaman dan rekam jejak pelatih tersebut.
Liga 1 musim 2023-2024 dapat dilihat sebagai kompetisi yang banyak melibatkan pelatih asing. Meski demikian, penggunaan pelatih asing tidak selalu menghasilkan performa yang baik bagi sebuah tim.
Persebaya adalah contoh nyata bahwa keberhasilan tim di Liga 1 tidak selalu dijamin oleh kehadiran pelatih asing. Di bawah arahan Josep Gombau, Persebaya hanya meraih satu kemenangan dalam enam pertandingan.
Selama empat pertandingan terakhir, Persebaya juga tidak mencatatkan kemenangan. Kekalahan telak 1-4 dari Persik Kediri pada pertandingan terakhir Gombau telah mengakhiri masa jabatannya sebagai pelatih Persebaya, dan manajemen memutuskan untuk mengembalikan Uston Nawawi ke posisi pelatih kepala.
Hasil kerja Gombau bersama Persebaya berbeda jauh dengan catatan Uston. Sebelumnya, Uston telah mengambil alih sebagai pelatih sementara setelah pemecatan Aji Santoso. Di bawah arahannya, Persebaya tidak pernah mengalami kekalahan dalam lima pertandingan.
Dalam periode tersebut, Uston berhasil membawa Persebaya meraih empat kemenangan dan satu kali imbang. Rencananya, Uston akan diangkat menjadi pelatih permanen, tetapi hal ini terhambat oleh belum selesainya sertifikat lisensi AFC.
Perbedaan nasib antara Uston dan Gombau seakan-akan membenarkan pendapat bahwa penggunaan pelatih asing bukanlah jaminan kesuksesan bagi tim di Liga 1. Mursyid Effendi, legenda Persebaya, mengkritik regulasi yang menghambat Uston, seorang pelatih lokal, untuk mendapatkan posisi permanen, sehingga manajemen akhirnya memilih untuk kembali menunjuk pelatih asing.
Mursyid menyatakan, "Saya sudah protes kepada PSSI bahwa kami sering mengalami masalah dengan lisensi pelatih. Mereka meminta kami untuk mengejar lisensi tersebut, namun akhirnya pelatih asing datang. Padahal, di kalangan kami, banyak pelatih yang sangat kompeten."
Mursyid juga mengkritik kebijakan klub di Liga 1 yang tergesa-gesa menunjuk pelatih asing. Ia mengingatkan bahwa beberapa pelatih asing sebelum Gombau juga gagal mencapai sukses di Liga 1, seperti Angelo Alessio bersama Persija Jakarta dan Aidil Sharin Sahak yang hanya sebentar bersama Tira Persikabo 1973.
Menurut Mursyid, ada banyak pelatih lokal yang kompeten di Indonesia, dan ia berpendapat bahwa pemilihan pelatih asing seharusnya lebih selektif, dengan lebih mempertimbangkan pengalaman dan rekam jejak pelatih tersebut.
(sto)