Pengamat Olahraga: 3 Hal Patut Diperhatikan Pemerintah dalam Promosi Asian Games 2018

Rabu, 09 Mei 2018 - 19:50 WIB
Pengamat Olahraga: 3 Hal Patut Diperhatikan Pemerintah dalam Promosi Asian Games 2018
Pengamat Olahraga: 3 Hal Patut Diperhatikan Pemerintah dalam Promosi Asian Games 2018
A A A
JAKARTA - Pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang tinggal 100 hari lagi, namun ingar-bingar terkait penyelenggaraan multi event ini kurang terasa, bahkan nyaris tak terdengar gaungnya. Tak heran bila Presiden Joko Widodo menyentil para pembantu di Kabinet Kerja mengenai kurangnya promosi pesta olahraga ras kuning ini.

Tak hanya sentilan, mantan Wali Kota Solo itu pun melakukan gebrakan yang tak biasa dalam mempromosikan Asian Games. Bentuk ajakan presiden yang akrab disapa Jokowi itu diejawantahkan dalam jaket berwarna hitam yang dikenakannnya saat menerima perwakilan ketua OSIS dari SMA berprestasi se-Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/5/2018) lalu.

Aksi Jokowi mempromosikan Asian Games 2018 seakan memberi kesan bawahannya tak bekerja dengan optimal untuk membangun kesadaran masyarakat terkait adanya hajat besar yang akan berlangsung di Indonesia, terutama di Jakarta dan Palembang.
Pengamat Olahraga: 3 Hal Patut Diperhatikan Pemerintah dalam Promosi Asian Games 2018

Terlepas bagaimana Jokowi dan Kabinet Kerja promosi Asian Games yang minim pemaknaan, pengamat olahraga Fritz E Simanjuntak menyatakan promosi yang perlu dilakukan pemerintah saat ini berupa iklan olahraga yang harus memancing aspek emosional penonton.

Yang perlu dikomunikasikan adalah kemudahan transportasi ke venue dari segala jurusan, diberikan shuttle bus gratis setiap hari, dan setiap 10-15 menit berangkat. Dengan begitu, masyarakat akan tertarik untuk mencapai atau menonton Asian Games 2018.

"Yang dikomunikasikan dan disiapkan adalah kalau pertandingan itu mau menjadi destinasi wisata, bagaimanakah cara masyarakat dengan mudah dan mencapai shuttle bus. Bagaimana penawaran hotel bagi wisatawan mancanegara atau dalam negeri. Itu yang tidak ada sama sekali. Itu yang tidak dirumuskan dengan baik yang sampai sekarang belum ada," cetus Fritz saat dihubungi SINDOnews, Rabu (9/5/2018).

"Pertanyaannya yang menarik sekarang adalah apa sih daya tarik Asian Games saat ini, berbeda dengan Asian Games yang lain? Itu dulu di find out. Dengan kata lain atau istilah marketing diferensiasinya apa? Ini bisa melibatkan banyak pihak. Partisipasi restoran misalnya. Mereka bisa menyediakan televisi layar besar untuk memudahkan atau memancing emosi masyarakat Indonesia untuk menyaksikan langsung pertandingan," tambahnya.

Selain itu, iklan di olahraga harus memancing emosi penonton sebagai etalase seperti yang sekarang Jokowi lakukan dengan memakai jaket Asian Games 2018. "Itu etalase. Mungkin itu Good Looking, tapi itu tidak mendorong orang untuk menonton Asian Games. Pesan yang disampaikan Jokowi pada dasarnya sampai, tapi itu hanya sebatas etalase saja."

Intinya, Fritz menekankan ada tiga hal yang perlu diperhatikan pemerintah dalam mempromosikan Asian Games 2018. Pertama, kemudahan untuk mencapai venue, kemudahan untuk melihat pertandingan di mana pun, dan kemudahan mendapatkan penginapan di sekitar Senayan dengan harga yang terjangkau. "Ini yang harus dikomunikasikan ke masyarakat. Dan, segala kemudahan yang akan diperoleh ketika mereka ingin menonton Asian Games," ungkap Fritz.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9894 seconds (0.1#10.140)