Biodata Julio Cesar Chavez: Petinju Kejam Paling Popluer di Meksiko
loading...
A
A
A
Penggemar tinju mungkin sudah tak asing lagi mendengar nama Julio Cesar Chavez . Dia adalah mantan petinju kejam paling popluer di Meksiko.
Chavez mulai bertinju di usia muda. Awal mula ia diperkenalkan dengan olahraga ini dari kakak laki-lakinya saat ia dibawa ke gym tempat dia pertama kali mempelajari keahliannya.
Pada 1980, Chavez memulai karier tinju profesionalnya. Dia merebut gelar pertamanya pada kejuaraan kelas ringan junior versi Dewan Tinju Dunia pada 1984. Chavez kemudian mendapat pengakuan sebagai juara dunia kelas ringan dari saingannya Asosiasi Tinju Dunia ketika dia mengalahkan Edwin Rosario di kelas ringan.
Pada 1988, Chavez sukses merebut sabuk juara kelas ringan WBA dan WBC usai menghentikan Jose Ramirez pada 11 ronde. Setelah itu, Chavez naik ke kelas welter junior dan memenangkan gelar WBC.
Kemenangan yang paling fenomenal dan menarik dalam sejarah tinju ketika Chavez menjatuhkan Meldrick Taylor dengan sisa waktu 12 detik dalam pertandingan. Meski Taylor terhuyung berdiri, wasit menghentikan pertarungan di detik-detik terakhir ronde tersebut.
Chavez mengosongkan gelar kelas welter junior IBF tetapi memegang gelar WBC selama tujuh tahun sebelum kalah dalam pertarungan tanggal 7 Juni 1996, di mana ia tersingkir di ronde keempat oleh Oscar De La Hoya.
Sepanjang tahun 2000 Chavez mencatat rekor 107 kemenangan (86 KO), enam kekalahan, dan dua kali seri. Sepanjang menjadi petinju profesional, dia memegang rekor paling sukses dalam mempertahankan sabuk juara secara berturut-turut dalam 27 pertarungan.
Selain itu, Chavez juga mencatatkan rekor saat pertarungan melawan Greg Haugen disaksikan 136 ribu penggemar. Chávez telah pensiun beberapa kali sebelum kalah pada pertarungan perebutan gelar melawan Kostya Tszyu pada 29 Juli 2000, tetapi kesulitan keuangan sering kali membawanya kembali ke ring.
Dengan dagu yang kokoh, kombinasi pukulan yang dahsyat, dan gaya serangan yang melemahkan dan tak henti-hentinya, Chavez termasuk di antara petinju terhebat. Namun, rumor minum berlebihan dan kecenderungan untuk berkomentar tidak sportif setelah kalah dalam pertandingan penting telah mencoreng citranya di akhir kariernya.
Chavez mulai bertinju di usia muda. Awal mula ia diperkenalkan dengan olahraga ini dari kakak laki-lakinya saat ia dibawa ke gym tempat dia pertama kali mempelajari keahliannya.
Pada 1980, Chavez memulai karier tinju profesionalnya. Dia merebut gelar pertamanya pada kejuaraan kelas ringan junior versi Dewan Tinju Dunia pada 1984. Chavez kemudian mendapat pengakuan sebagai juara dunia kelas ringan dari saingannya Asosiasi Tinju Dunia ketika dia mengalahkan Edwin Rosario di kelas ringan.
Pada 1988, Chavez sukses merebut sabuk juara kelas ringan WBA dan WBC usai menghentikan Jose Ramirez pada 11 ronde. Setelah itu, Chavez naik ke kelas welter junior dan memenangkan gelar WBC.
Kemenangan yang paling fenomenal dan menarik dalam sejarah tinju ketika Chavez menjatuhkan Meldrick Taylor dengan sisa waktu 12 detik dalam pertandingan. Meski Taylor terhuyung berdiri, wasit menghentikan pertarungan di detik-detik terakhir ronde tersebut.
Chavez mengosongkan gelar kelas welter junior IBF tetapi memegang gelar WBC selama tujuh tahun sebelum kalah dalam pertarungan tanggal 7 Juni 1996, di mana ia tersingkir di ronde keempat oleh Oscar De La Hoya.
Rekor Bertinju Cesar Chavez
Sepanjang tahun 2000 Chavez mencatat rekor 107 kemenangan (86 KO), enam kekalahan, dan dua kali seri. Sepanjang menjadi petinju profesional, dia memegang rekor paling sukses dalam mempertahankan sabuk juara secara berturut-turut dalam 27 pertarungan.
Selain itu, Chavez juga mencatatkan rekor saat pertarungan melawan Greg Haugen disaksikan 136 ribu penggemar. Chávez telah pensiun beberapa kali sebelum kalah pada pertarungan perebutan gelar melawan Kostya Tszyu pada 29 Juli 2000, tetapi kesulitan keuangan sering kali membawanya kembali ke ring.
Dengan dagu yang kokoh, kombinasi pukulan yang dahsyat, dan gaya serangan yang melemahkan dan tak henti-hentinya, Chavez termasuk di antara petinju terhebat. Namun, rumor minum berlebihan dan kecenderungan untuk berkomentar tidak sportif setelah kalah dalam pertandingan penting telah mencoreng citranya di akhir kariernya.
(yov)