Jalan Berbeda PSG-Leipzig di Liga Champions
loading...
A
A
A
Tetapi, pengeluaran transfer bersih Leipzig dalam sejarah singkat mereka justru hanya sekitar USD120 juta menurut transfermarkt. Hebatnya, Itu sudah cukup untuk membawa mereka dari yang semula berada di tingkat kelima sepak bola Jerman, ke empat besar Liga Champions .
Leipzig memiliki pelatih termuda di Liga Champions dengan Julian Nagelsmann yang berusia 33 tahun. Mereka juga memiliki tim termuda yang tersisa di Liga Champions, dengan usia rata-rata hanya 24,7 tahun, dibandingkan dengan 29,2 tahun di Juventus, atau 28,1 tahun di Real Madrid.
Leipzig ini masih beberapa tahun dari puncaknya. dengan uang yang terus dihasilkan oleh lini produksi pemain Leipzig, klub dapat berinvestasi. Terpenting, Leipzig juga bisa sesekali kehilangan seorang pemain bintang dan terus menjadi semakin kuat. (Baca juga: 75 Tahun Merdeka, Politikuks PPP Ingatkan Akses Kesehatan dan Pendidikan)
Dukungan finansial yang kuat plus komposisi tim solid jelas menjadi modal bagi PSG dan Leipzig. Apabila salah satu dari klub ini mencapai final Liga Champions untuk pertama kalinya, Publik sepakbola tentu harus mulai memperhitungkan keduanya. Pembuktian tersebut harus ditunjukkan PSG dan Leipzig saat bertemu di Estadio do Sport, Lisbon, Portugal, dini hari nanti.
Semakin menarik lantaran menjadi pertemuan dua pelatih Jerman, Thomas Tuchel di PSG dan Nagelsmann di Leipzig. Bersama Hans-Dieter Flick, untuk pertama kalinya, Jerman mengirimkan tiga pelatihnya di semifinal Liga Champions. Itu sekaligus menjadi pertama kali dalam sejarah Liga Champions, tiga pelatih dari tiga negara yang sama berada di semifinal.
Bagi Tuchel, membawa PSG ke semifinal Liga Champions keduanya setelah musim 1994/95 adalah sebuah prestasi membanggakan. Bukan sekedar teknis, Tuchel menilai timnya telah memiliki kematangan dari sisi mentalitas seperti saat menang dramatis atas Atalanta 2-1 di babak perempat final, Kamis (13/8).
“Kami memegang kendali penuh dibabak kedua saat melawan Atalanta, menemukan ritme kami dan para pemain yang datang dari bangku cadangan luar biasa, membuat perbedaan besar. Semua yang kami dapatkan tergantung mentalitas tim ini," puji Tuchel dilansir football-italia.net. (Baca juga: Bangun Jalan Tol terpanjang di Indonesia, Hutama Karya Pakai Produk Lokal)
Kejeliaan Tuchel bakal diuji dengan menentukan komposisi tim yang tepat. Maklum, dua pilar utama, Penjaga gawang, Keylor Navas dan Marco Verratti mengalami cedera. Posisi Navas akan diisi Sergio Rico. Berita baiknya, setelah menjalani suspensi. Angel Di Maria bisa tampil di lini tengah Bersama Leandro Paredes, Neymar Jr dan Marquinhos. Di lini depan, Kylian Mbappe berduet dengan Mauro Icardi.
Optimisme dilontarkan Marquinhos. “Leipzig bermain tanpa rasa takut dan itu mereka perlihatkan sepanjang musim ini. Jadi, kami hanya harus melakukan yang terbaik dan bermain di level tertinggi kami,” tegas Marquinhos.
Leipzig memiliki pelatih termuda di Liga Champions dengan Julian Nagelsmann yang berusia 33 tahun. Mereka juga memiliki tim termuda yang tersisa di Liga Champions, dengan usia rata-rata hanya 24,7 tahun, dibandingkan dengan 29,2 tahun di Juventus, atau 28,1 tahun di Real Madrid.
Leipzig ini masih beberapa tahun dari puncaknya. dengan uang yang terus dihasilkan oleh lini produksi pemain Leipzig, klub dapat berinvestasi. Terpenting, Leipzig juga bisa sesekali kehilangan seorang pemain bintang dan terus menjadi semakin kuat. (Baca juga: 75 Tahun Merdeka, Politikuks PPP Ingatkan Akses Kesehatan dan Pendidikan)
Dukungan finansial yang kuat plus komposisi tim solid jelas menjadi modal bagi PSG dan Leipzig. Apabila salah satu dari klub ini mencapai final Liga Champions untuk pertama kalinya, Publik sepakbola tentu harus mulai memperhitungkan keduanya. Pembuktian tersebut harus ditunjukkan PSG dan Leipzig saat bertemu di Estadio do Sport, Lisbon, Portugal, dini hari nanti.
Semakin menarik lantaran menjadi pertemuan dua pelatih Jerman, Thomas Tuchel di PSG dan Nagelsmann di Leipzig. Bersama Hans-Dieter Flick, untuk pertama kalinya, Jerman mengirimkan tiga pelatihnya di semifinal Liga Champions. Itu sekaligus menjadi pertama kali dalam sejarah Liga Champions, tiga pelatih dari tiga negara yang sama berada di semifinal.
Bagi Tuchel, membawa PSG ke semifinal Liga Champions keduanya setelah musim 1994/95 adalah sebuah prestasi membanggakan. Bukan sekedar teknis, Tuchel menilai timnya telah memiliki kematangan dari sisi mentalitas seperti saat menang dramatis atas Atalanta 2-1 di babak perempat final, Kamis (13/8).
“Kami memegang kendali penuh dibabak kedua saat melawan Atalanta, menemukan ritme kami dan para pemain yang datang dari bangku cadangan luar biasa, membuat perbedaan besar. Semua yang kami dapatkan tergantung mentalitas tim ini," puji Tuchel dilansir football-italia.net. (Baca juga: Bangun Jalan Tol terpanjang di Indonesia, Hutama Karya Pakai Produk Lokal)
Kejeliaan Tuchel bakal diuji dengan menentukan komposisi tim yang tepat. Maklum, dua pilar utama, Penjaga gawang, Keylor Navas dan Marco Verratti mengalami cedera. Posisi Navas akan diisi Sergio Rico. Berita baiknya, setelah menjalani suspensi. Angel Di Maria bisa tampil di lini tengah Bersama Leandro Paredes, Neymar Jr dan Marquinhos. Di lini depan, Kylian Mbappe berduet dengan Mauro Icardi.
Optimisme dilontarkan Marquinhos. “Leipzig bermain tanpa rasa takut dan itu mereka perlihatkan sepanjang musim ini. Jadi, kami hanya harus melakukan yang terbaik dan bermain di level tertinggi kami,” tegas Marquinhos.