Elina Svitolina Berlinang Air Mata di Wimbledon akibat Serangan Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bintang Ukraina Elina Svitolina tidak mampu menahan emosinya setelah mencapai perempat final Wimbledon lantaran pada hari yang sama negaranya mengalami tragedi mengerikan. Dia terlihat bercucuran air mata.
Svitolina berhasil mengalahkan Wang Xinyu 6-2 6-1 pada Senin kemarin. Pada hari yang sama sebanyak 31 orang tewas di Ukraina akibat serangan udara Rusia. Serangan keji terhadap rumah sakit anak-anak di Kyiv itu dicap sebagai "genosida" dan berdampak besar pada Svitolina. Dia mengatakan harus menjernihkan pikirannya sebelum pertandingan lantaran tragedi tersebut.
"Ini adalah hari yang sangat sulit bagi orang Ukraina," kata semifinalis Wimbledon dua kali itu kepada BBC di lapangan sebelum menangis. Setelah tepuk tangan penonton di Court Two, dia melanjutkan,"Tidak mudah untuk fokus pada pertandingan."
Svitolina diizinkan oleh All England Club melanggar kebijakan pakaian serba putih dengan mengenakan pita hitam di atasannya untuk memperingati para korban. Petenis berusia 29 tahun itu bertekad menggunakan posisinya untuk menyoroti kekejaman yang dilakukan Putin di Ukraina.
"Sulit untuk dijelaskan, karena bagi kami orang Ukraina, ini sangat dekat dengan hati kami dan topik yang sangat sensitif, emosi yang sangat sensitif yang kami rasakan setiap hari. Tapi hari ini adalah salah satu hari di mana itu bahkan lebih sulit karena rudal mendarat di rumah sakit anak-anak. Seketika Anda melihat gambar dan semua yang terjadi di sana. Begitu banyak anak yang kehilangan nyawa. Ini adalah hari yang sangat berat hari ini," kata Svitolina dalam konferensi pers
Dia mengatakan, tak mudah untuk fokus bertanding saat saudara-saudara senegaranya merenggang nyawa akibat serangan Rusia. Namun di balik itu, situasi ini memberikan motivasi tersendiri baginya.
"Tentu saja ini adalah salah satu hal yang memotivasi saya hari ini, hanya saja saya harus menundukkan kepala dan tampil serta melakukan yang terbaik. Setiap orang Ukraina menggunakan cara sendiri untuk meningkatkan kesadaran, mengumpulkan uang, untuk membantu dengan segala cara yang mereka bisa. Cara saya adalah melalui tenis. Itulah yang benar-benar memotivasi saya hari ini untuk melakukan sesuatu. Setidaknya dengan kemenangan saya hari ini, itu adalah cahaya kecil yang membawa momen bahagia bagi orang Ukraina."
Svitolina akan melawan Elena Rybakina di perempat final - pemain kelahiran Moskow yang memilih untuk mewakili Kazakhstan.
Petenis Ukraina itu menolak berjabat tangan dengan para pemain Rusia, tetapi dia mengonfirmasi akan berjabat tangan dengan Rybakina. "Dia mengubah kewarganegaraannya, jadi itu berarti dia tidak ingin mewakili negara asalnya," katanya.
Svitolina berhasil mengalahkan Wang Xinyu 6-2 6-1 pada Senin kemarin. Pada hari yang sama sebanyak 31 orang tewas di Ukraina akibat serangan udara Rusia. Serangan keji terhadap rumah sakit anak-anak di Kyiv itu dicap sebagai "genosida" dan berdampak besar pada Svitolina. Dia mengatakan harus menjernihkan pikirannya sebelum pertandingan lantaran tragedi tersebut.
"Ini adalah hari yang sangat sulit bagi orang Ukraina," kata semifinalis Wimbledon dua kali itu kepada BBC di lapangan sebelum menangis. Setelah tepuk tangan penonton di Court Two, dia melanjutkan,"Tidak mudah untuk fokus pada pertandingan."
Svitolina diizinkan oleh All England Club melanggar kebijakan pakaian serba putih dengan mengenakan pita hitam di atasannya untuk memperingati para korban. Petenis berusia 29 tahun itu bertekad menggunakan posisinya untuk menyoroti kekejaman yang dilakukan Putin di Ukraina.
"Sulit untuk dijelaskan, karena bagi kami orang Ukraina, ini sangat dekat dengan hati kami dan topik yang sangat sensitif, emosi yang sangat sensitif yang kami rasakan setiap hari. Tapi hari ini adalah salah satu hari di mana itu bahkan lebih sulit karena rudal mendarat di rumah sakit anak-anak. Seketika Anda melihat gambar dan semua yang terjadi di sana. Begitu banyak anak yang kehilangan nyawa. Ini adalah hari yang sangat berat hari ini," kata Svitolina dalam konferensi pers
Dia mengatakan, tak mudah untuk fokus bertanding saat saudara-saudara senegaranya merenggang nyawa akibat serangan Rusia. Namun di balik itu, situasi ini memberikan motivasi tersendiri baginya.
"Tentu saja ini adalah salah satu hal yang memotivasi saya hari ini, hanya saja saya harus menundukkan kepala dan tampil serta melakukan yang terbaik. Setiap orang Ukraina menggunakan cara sendiri untuk meningkatkan kesadaran, mengumpulkan uang, untuk membantu dengan segala cara yang mereka bisa. Cara saya adalah melalui tenis. Itulah yang benar-benar memotivasi saya hari ini untuk melakukan sesuatu. Setidaknya dengan kemenangan saya hari ini, itu adalah cahaya kecil yang membawa momen bahagia bagi orang Ukraina."
Svitolina akan melawan Elena Rybakina di perempat final - pemain kelahiran Moskow yang memilih untuk mewakili Kazakhstan.
Petenis Ukraina itu menolak berjabat tangan dengan para pemain Rusia, tetapi dia mengonfirmasi akan berjabat tangan dengan Rybakina. "Dia mengubah kewarganegaraannya, jadi itu berarti dia tidak ingin mewakili negara asalnya," katanya.
(msf)