3 Cabang Olahraga Debutan yang Tidak Dipertandingkan Lagi di Olimpiade
loading...
A
A
A
Butuh proses panjang agar sebuah cabang olahraga dapat dipertandingkan di Olimpiade . Bahkan, setelah berhasil lolos ke Olimpiade pun belum tentu cabang tersebut bisa bertahan untuk dipertandingkan kembali pada edisi setelahnya.
SINDOnews mengutip berbagai sumber, salah satunya dari today.com, untuk menelusuri tiga cabang olahraga yang baru masuk Olimpiade namun tidak dipertandingkan lagi pada edisi berikutnya. Salah satunya break dance yang berhasil lolos ke Olimpiade Paris 2024 namun tidak dipertandingkan pada Olimpiade Los Angeles 2028 .
Cabang olahraga breakdance, yang debut di Olimpiade Paris 2024, tidak akan dipertandingkan di Olimpiade Los Angeles 2028. Meski sukses di Paris dengan kemenangan Phil Wizard (Kanada) dan Ami Yuasa (Jepang), penyelenggara LA 2028 memilih menggantinya dengan flag football, kriket, lacrosse, dan squash. Breakdance menarik perhatian setelah penampilan kontroversial atlet Australia, Raygun, yang mendapat skor nol karena tarian "kangguru"-nya dinilai aneh. Video penampilan tersebut viral di media sosial dan menuai kritik warganet.
Baseball dan softball, olahraga pukul yang menggunakan tongkat dan bola, setelah absen di Olimpiade Paris 2024. Baseball dan softball terakhir kali dipertandingkan di Olimpiade Tokyo 2020.
Baseball tidak dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024 karena Prancis, sebagai tuan rumah, memiliki wewenang memilih cabang olahraga. Berbeda dengan Jepang di Olimpiade 2020, Prancis bukan negara yang kuat dalam baseball. Selain itu, keterbatasan infrastruktur dan fokus penyelenggara pada olahraga yang dianggap lebih populer di kalangan muda seperti surfing, skateboard, dan breakdance menjadi alasan. Selain itu, Major League Baseball (MLB) enggan mengirim pemainnya karena bentrok dengan musim reguler, serta perbedaan ukuran tim antara baseball dan softball.
Absennya karate di Olimpiade Paris 2024 membingungkan banyak pihak, terutama setelah debut suksesnya di Tokyo 2020. Karate menarik 48,4 juta penonton di 19 pasar, dengan studi menunjukkan olahraga ini populer di kalangan penonton muda dan mengungguli seni bela diri lain di beberapa negara. Karate dinilai mampu memperkuat warisan Olimpiade dengan nilai-nilai seperti kehormatan dan keadilan. Meski keberhasilannya jelas, tidak ada alasan resmi diberikan atas penghapusannya, memicu harapan kembalinya karate di Olimpiade mendatang.
SINDOnews mengutip berbagai sumber, salah satunya dari today.com, untuk menelusuri tiga cabang olahraga yang baru masuk Olimpiade namun tidak dipertandingkan lagi pada edisi berikutnya. Salah satunya break dance yang berhasil lolos ke Olimpiade Paris 2024 namun tidak dipertandingkan pada Olimpiade Los Angeles 2028 .
1. Break dance
Cabang olahraga breakdance, yang debut di Olimpiade Paris 2024, tidak akan dipertandingkan di Olimpiade Los Angeles 2028. Meski sukses di Paris dengan kemenangan Phil Wizard (Kanada) dan Ami Yuasa (Jepang), penyelenggara LA 2028 memilih menggantinya dengan flag football, kriket, lacrosse, dan squash. Breakdance menarik perhatian setelah penampilan kontroversial atlet Australia, Raygun, yang mendapat skor nol karena tarian "kangguru"-nya dinilai aneh. Video penampilan tersebut viral di media sosial dan menuai kritik warganet.
2. Softball-baseball
Baseball dan softball, olahraga pukul yang menggunakan tongkat dan bola, setelah absen di Olimpiade Paris 2024. Baseball dan softball terakhir kali dipertandingkan di Olimpiade Tokyo 2020.
Baseball tidak dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024 karena Prancis, sebagai tuan rumah, memiliki wewenang memilih cabang olahraga. Berbeda dengan Jepang di Olimpiade 2020, Prancis bukan negara yang kuat dalam baseball. Selain itu, keterbatasan infrastruktur dan fokus penyelenggara pada olahraga yang dianggap lebih populer di kalangan muda seperti surfing, skateboard, dan breakdance menjadi alasan. Selain itu, Major League Baseball (MLB) enggan mengirim pemainnya karena bentrok dengan musim reguler, serta perbedaan ukuran tim antara baseball dan softball.
3. Karate
Absennya karate di Olimpiade Paris 2024 membingungkan banyak pihak, terutama setelah debut suksesnya di Tokyo 2020. Karate menarik 48,4 juta penonton di 19 pasar, dengan studi menunjukkan olahraga ini populer di kalangan penonton muda dan mengungguli seni bela diri lain di beberapa negara. Karate dinilai mampu memperkuat warisan Olimpiade dengan nilai-nilai seperti kehormatan dan keadilan. Meski keberhasilannya jelas, tidak ada alasan resmi diberikan atas penghapusannya, memicu harapan kembalinya karate di Olimpiade mendatang.
(sto)