Ini Kekalahan yang Bikin Mourinho Nangis Bersama Real Madrid
loading...
A
A
A
LONDON - Saat ini tidak ada kompetisi sepak bola akibat pandemi virus Corona. Waktu luang ini dimanfaatkan Jose Mourinho dengan sebaik mungkin. Selain menjadi sukarelawan, pelatih Tottenham Hotspur itu juga mengenang kembali masa lalu.
Ketika menjalani isolasi mandiri di London, Marca berhasil menghubungi Mourinho untuk melakukan wawancara. Pada kesempatan itu, The Special One membahas memori musim 2011/2012 saat masih melatih Real Madrid.
Mourinho menyatakan Madrid pada saat itu sebagai yang terbaik di Eropa karena bisa mengalahkan Barcelona dalam perburuan gelar La Liga. Tapi, dia juga menyesali kegagalan Los Blancos merajai Liga Champions karena kalah adu penalti dari Bayern Muenchen.
Mantan nakhoda Manchester United (MU) itu pernah bertugas di Santiago Bernabeu selam tiga musim (2010-2013). Hanya menjuarai Copa del Rey pada debut musimnya, nakhoda asal Portugal itu membuktikan kapasitasnya dengan memenangi La Liga 2011/2012.
Pada edisi itu Madrid merebut posisi pertama dengan 100 poin, hasil 32 menang empat imbang dan dua kalah. Mereka unggul sembilan poin dari Barcelona. Meski catatan di El Clasico sama kuat, yakni satu menang dan satu kalah, Karim Benzema dkk bisa memaksa El Azulgrana gigit jari.
“Bisa mengakhiri dominasi Barcelona, dimana melakukannya dengan membukukan poin tertinggi dan rekor gol, membuatnya lebih menarik. Itu sangat penting karena kami melakukannya dengan cara terbaik,” ucap Mourinho.
Tapi, disisi lain, Mourinho juga mengaku sulit menerima ketika Madrid disingkirkan Bayern di semifinal Liga Champions lewat adu penalti. “Musim itu Real Madrid tim terbaik di Spanyol, juga Eropa. Karena alasan itu sulit menerima kekalahan dari Bayern di Liga Champions,” ucapnya.
Saat menyambangi Allianz Arena, Madrid dipaksa menelan kekalahan 1-2. Tapi, itu dibalasnya dengan skor serupa di Spanyol. Alhasil, siapa yang lolos ke final ditentukan lewat adu penalti. Sayangnya, di fase ini Mourinho harus kalah 1-3.
Madrid tersingkir lantaran Cristiano Ronaldo, Kaka dan Sergio Ramos gagal melaksanakan tugasnya. Sedangkan Bastian Schweinsteiger yang jadi penendang kelima Bayern sukses mengkonversi penalti menjadi gol. Mourinho mengaku hal itu membuatnya menangis.
Ketika menjalani isolasi mandiri di London, Marca berhasil menghubungi Mourinho untuk melakukan wawancara. Pada kesempatan itu, The Special One membahas memori musim 2011/2012 saat masih melatih Real Madrid.
Mourinho menyatakan Madrid pada saat itu sebagai yang terbaik di Eropa karena bisa mengalahkan Barcelona dalam perburuan gelar La Liga. Tapi, dia juga menyesali kegagalan Los Blancos merajai Liga Champions karena kalah adu penalti dari Bayern Muenchen.
Mantan nakhoda Manchester United (MU) itu pernah bertugas di Santiago Bernabeu selam tiga musim (2010-2013). Hanya menjuarai Copa del Rey pada debut musimnya, nakhoda asal Portugal itu membuktikan kapasitasnya dengan memenangi La Liga 2011/2012.
Pada edisi itu Madrid merebut posisi pertama dengan 100 poin, hasil 32 menang empat imbang dan dua kalah. Mereka unggul sembilan poin dari Barcelona. Meski catatan di El Clasico sama kuat, yakni satu menang dan satu kalah, Karim Benzema dkk bisa memaksa El Azulgrana gigit jari.
“Bisa mengakhiri dominasi Barcelona, dimana melakukannya dengan membukukan poin tertinggi dan rekor gol, membuatnya lebih menarik. Itu sangat penting karena kami melakukannya dengan cara terbaik,” ucap Mourinho.
Tapi, disisi lain, Mourinho juga mengaku sulit menerima ketika Madrid disingkirkan Bayern di semifinal Liga Champions lewat adu penalti. “Musim itu Real Madrid tim terbaik di Spanyol, juga Eropa. Karena alasan itu sulit menerima kekalahan dari Bayern di Liga Champions,” ucapnya.
Saat menyambangi Allianz Arena, Madrid dipaksa menelan kekalahan 1-2. Tapi, itu dibalasnya dengan skor serupa di Spanyol. Alhasil, siapa yang lolos ke final ditentukan lewat adu penalti. Sayangnya, di fase ini Mourinho harus kalah 1-3.
Madrid tersingkir lantaran Cristiano Ronaldo, Kaka dan Sergio Ramos gagal melaksanakan tugasnya. Sedangkan Bastian Schweinsteiger yang jadi penendang kelima Bayern sukses mengkonversi penalti menjadi gol. Mourinho mengaku hal itu membuatnya menangis.
(mirz)