Kalkulasi Juara Liga Inggris, Liverpool Siapkan Pesta di Depan Publik Anfield

Senin, 03 Februari 2020 - 15:02 WIB
Kalkulasi Juara Liga Inggris, Liverpool Siapkan Pesta di Depan Publik Anfield
Kalkulasi Juara Liga Inggris, Liverpool Siapkan Pesta di Depan Publik Anfield
A A A
MANCHESTER - Trofi juara Liga Inggris 2019/2020 tak lagi menjadi tujuan utama Manchester City. Itu sebagaimana dilontarkan Pep Guardiola usai The Citizens menelan kekalahan 0-2 atas Tottenham Hotspur.

Alhasil, City gagal meneror posisi Liverpool selaku pemuncak klasemen sementara Liga Inggris setelah dikalahkan Tottenham. Mustahil buat Guardiola bisa mengejar ketertinggalan defisit 22 poin dari pemuncak klasemen sementara Liga Inggris. Apalagi pertandingan musim ini tinggal menyisakan 13 laga lagi.

Dari 13 laga tersisa, ada 39 poin yang diperebutkan City maupun Liverpool musim ini. Dengan kalkulasi seperti itu, The Reds hanya membutuhkan tambahan 21 poin untuk menggarisbawahi namanya sebagai kampiun Liga Primer sekaligus mengakhiri dahaga gelar selama 30 tahun.

Tambahan 21 poin sudah cukup buat Liverpool mengangkat gelar juara dengan torehan 94 poin. Angka tersebut tidak akan terkejar oleh City meskipun anak asuh Guardiola melahap 13 pertandingan tersisa.

Artinya, Si Merah bisa meraih gelar juara Liga Inggris pada pekan ke-31 melawan Crystal Palace di Anfield atau 32 ketika melakoni laga tandang ke markas City di Etihad pada 4 Maret mendatang. Meski demikian, ini bisa lebih cepat dari hitung-hitungan jika City gagal meraih poin penuh.

Gairah Pep Guardiola

Sekarang bola panas berada di tangan Guardiola. Pasalnya, dia harus bisa mengembalikan gairah para pemainnya di 13 laga tersisa pada kompetisi domestik. Jika ini tidak berhasil, bukan tidak mungkin tiga gelar yakni Piala Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions bakal menjauh dari genggaman.

Situasi City tidak berada dalam situasi yang bagus. Menurut statistik City untuk pertama kalinya gagal mencetak gol dalam dua pertandingan beruntun selama berada di bawah komando Guardiola.

Tantangan yang dihadapi Guardiola adalah mencari tahu apa tujuan akhir musim ini, tetapi apakah ini periode terburuk dalam karier kepelatihan Guardiola?

"Anda tidak akan mengatakan itu di awal musim. Anda dapat melacak ini kembali ke Agustus dan situasi Vincent Kompany. Apakah mereka tahu itu akan terjadi? Mereka tidak tahu kemitraan pertahanan sentral terbaik mereka dan mereka pergi dan membeli full-back lain di Joao Cancelo," kata pakar Olahraga Sky Graeme Souness.

"Itu kembali menghantui City karena mereka telah mengambil andalan mereka dari lini tengah Fernandinho, pemain lini tengah terbaik Anda. Itu melemahkan lini tengah dan telah menyebabkan masalah besar. Mereka tentu membutuhkan pemain tengah lagi dan akan mulai melihat jangka panjang pada siapa yang akan menggantikan Sergio Aguero, tapi saya tidak melihat City sebagai tim yang berada dalam krisis. Beberapa sepak bola yang mereka mainkan hari ini sensasional. Saat ini, tidak ada yang salah dengan City," pungkas Souness.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6060 seconds (0.1#10.140)