Bertandang ke Red Bull Arena, Tottenham Membawa Amarah

Selasa, 10 Maret 2020 - 11:45 WIB
Bertandang ke Red Bull...
Bertandang ke Red Bull Arena, Tottenham Membawa Amarah
A A A
LEIPZIG - Tottenham Hotspur bertekad keluar dari situasi sulit. The Lilywhites menjadikan kekecewaan di pentas domestik sebagai energi bangkit saat bertandang ke Red Bull Arena, markas RB Leipzig pada leg kedua 16 besar Liga Champions di Red Bulls Arena, dini hari nanti.

Mengelola kemarahan menjadi titik utama yang harus dilakukan Tottenham. Rentetan hasil negatif membuat seluruh elemen tim frustrasi. Mulai dari fans kecewa kinerja tim, Eric Dier marah kepada fans rasis, hingga pelatih Jose Mourinho yang mulai terang-terangan mengkritik pemain.

Situasi tersebut coba dipahami kapten sekaligus penjaga gawang tim, Hugo Lloris. Dia mengatakan, kegagalan meraih kemenangan di lima pertandingan terakhir semua kompetisi (empat kalah dan satu imbang) merupakan penyebab utamanya.

“Kami harus bereaksi ketika kami kebobolan gol pertama melawan Burnley. Itulah yang dilakukan pelatih (Mou) di babak pertama dan itu berhasil dengan baik. Kami telah menghentikan jalan negatif setelah meraih imbang, tetapi tentu saja itu tidak cukup,” ungkap Lloris dilansir dailymail.

Lloris membantah jika hasil buruk membuat harmonisasi tim terganggu. Penjaga gawang Prancis tersebut mengatakan Tottenham berusaha mengelola kemarahan menjadi energi positif, terutama saat menghadapi Leipzig.

Kekalahan 0-1 di leg pertama, Kamis (20/2), membuat The Lilywhites harus berjuang ekstrakeras. Pengalaman musim lalu menjadi modal penyemangat. Tertinggal 0-1 dari Ajax Amsterdam di leg pertama semifinal Liga Champions, Tottenham membalikkan keadaan 3-2 pada pertemuan kedua di markas lawan sekaligus melaju ke babak final dengan agregat 3-3 (unggul produktivitas gol tandang).

Kendati demikian, Lloris enggan bereuforia dengan masa lalu. Mantan penjaga gawang Olympique Lyon itu menilai, Tottenham harus tampil lebih baik dan meminimalisasikan kesalahan karena Leipzig sangat kuat ketika bermain di hadapan publik sendiri di Red Bulls Arena.

“Musim lalu telah menjadi masa lalu. Kami harus menulis cerita baru. Saya tidak terkejut Leipzig menjadi salah satu favorit juara Bundesliga. Kami harus pergi ke sana dan bermain sempurna. Kami harus siap untuk pertarungan leg kedua ini,” kata Lloris.

Kewaspadaan Lloris bukan tanpa sebab. Tercatat Tottenham mengalami tujuh kekalahan dalam 14 pertandingan kompetisi Eropa di Jerman. Selain itu, pelatih Portugal tersebut memiliki rekor buruk dalam tujuh pertandingan terakhir di fase knockout Liga Champions. Terdiri dari empat pertandingan bersama Chelsea, dua dengan Manchester United (MU), dan satu dengan Tottenham Hotspur.

Karena itu, Mou wajib memaksimalkan skuad yang ada. Absennya Harry Kane dan Son Heung Min membuat lini depan diisi Lucas Moura dan Dele Alli. Mereka diakomodasi Erik Lamela, Giovani Lo Celso, Harry Winks, dan Steven Bergwijn. Sementara di sektor pertahanan, Lloris bakal dilapisi Toby Alderweireld dan Jan Vertonghen.

Di kubu lawan, kondisi Leipzig cenderung lebih baik. Tim berjuluk Die Roten Bullen tersebut belum terkalahkan dalam enam pertandingan terakhir (tiga menang dan tiga imbang). Pelatih Julen Nagelsmann optimistis, dengan dukungan publik sendiri, timnya mampu menghentikan langkah Tottenham dan melaju ke babak perempat final Liga Champions.

Nagelsmann menilai, Leipzig sejatinya bermain bagus dan memiliki banyak peluang meski di leg pertama hanya menang dari titik putih yang dicetak Timo Werner. Motivasi semakin besar lantaran ingin mengakhiri tren negatif Leipzig yang baru menang satu kali dalam empat pertandingan kandang Eropa terakhirnya. (Alimansyah)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1475 seconds (0.1#10.140)