Marcus/Kevin Tumbang, Indonesia Gagal Pertahankan Gelar Ganda Putra
A
A
A
BIRMINGHAM - Indonesia harus mengubur harapan menjuarai All England untuk keempat kalinya secara beruntun di nomor ganda putra. Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang menjadi adalan, harus kalah 21-18, 12-21 dan 21-19 dari pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Ganda putra Indonesia sempat merajai All England selama tiga tahun berturut-turut. Pada edisi 2017 dan 2018, bendera Merah Putih bisa berkibar berkat perjuangan Marcus/Marcus. Sedangkan tahun lalu giliran Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang berjaya.
Sayangnya, singgasana itu direbut Hiroyuki/Yuta yang kini menjadi pasangan Jepang pertama yang menjuarai ganda putra All England. Padahal, The Minions sudah mengerahkan segenap kemampuan di Arena Birmingham, Senin (16/3).
Pada game pertama, pasangan Indonesia tertinggal 0-2. Namun, bisa dikejar dan kedudukan sempat imbang 3-3. Marcus/Kevin bahkan bisa membalik keadaan menjadi 6-3. Tapi, wakil Jepang bisa membalasnya dengan merebut empat poin berturut-turut hingga balik memimpin 7-6.
Pada titik ini, kedua pasangan saling berebut poin dimana skor sempat imbang 8-8. Setelah itu, Marcus/Kevin tertinggal 8-10. Tapi, bisa disamakan lagi menjadi 10-10 dan unggul 11-10 saat interval. Sayangnya, keunggulan itu tidak bertahan lama.
Hiroyuki/Yuta rupanya dapat mengimbangi permainan Marcus/Kevin. Faktanya, kedudukan sempat imbang 15-15 dan 16-16. Setelah itu, malah pasangan Jepang yang menjauh dengan meraih empat poin beruntun dan memimpin 20-16. Indonesia berusaha mengejar. Tapi, tetap kalah 18-21.
Tidak mau terpeleset lagi, Marcus/Kevin tampil lebih agresif pada game kedua. Melalui permainan cepat dan pukulan keras, mereka bisa langsung memimpin 4-0. Disisi lain, Hiroyuki/Yuta seperti menghemat tenaga. Itu memudahkan pasangan Indonesia untuk mendulang poin.
Faktanya, pada game kedua, Marcus/Kevin terus unggul dalam perolehan poin, dan bisa memimpin cukup jauh, 20-10. Pasangan Jepang sempat berusaha memberi perlawan. Tapi, pada akhirnya, mereka kalah 12-21 dan memaksa terjadinya rubber game.
Pada game penentu, Hiroyuki/Yuta yang sudah menyimpan tenaga, bermain menyerang dan merebut enam poin beruntun hingga unggul 6-0. Namun, Marcus/Kevin menolak menyerah dan membalasnya dengan merebut lima poin berturut-turut dan memangkas defisit poin menjadi 5-6.
Setelah itu, selisih poin keduanya tidak jauh. Meski demikian, Hiroyuki/Yuta tetap unggul hingga interval dengan kedudukan 11-9. Marcus/Kevin berusaha mengejar. Dan, untuk pertama kalinya pada game ketiga ini, Indonesia bisa menyamakan kedudukan pada skor 15-15.
Selanjutnya, pertandingan berjalan makin seru. Melalui semangat pantang menyerah, Kevin/Marcus dapat unggul 19-18. Sayangnya, bisa disamakan lagi oleh Hiroyuki/Yuta menjadi 19-19, dan kembali memimpin 20-19. Pada akhirnya, mereka menang 20-19
Dengan tumbangnya Marcus/Kevin, Indonesia hanya meraih satu gelar di All England 2020, yakni di ganda campuran melalui Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Bagi Praveen Jordan ini menjadi gelar keduanya setelah menang pada 2016 yang saat itu berduet dengan Debby Susanto.
Ganda putra Indonesia sempat merajai All England selama tiga tahun berturut-turut. Pada edisi 2017 dan 2018, bendera Merah Putih bisa berkibar berkat perjuangan Marcus/Marcus. Sedangkan tahun lalu giliran Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang berjaya.
Sayangnya, singgasana itu direbut Hiroyuki/Yuta yang kini menjadi pasangan Jepang pertama yang menjuarai ganda putra All England. Padahal, The Minions sudah mengerahkan segenap kemampuan di Arena Birmingham, Senin (16/3).
Pada game pertama, pasangan Indonesia tertinggal 0-2. Namun, bisa dikejar dan kedudukan sempat imbang 3-3. Marcus/Kevin bahkan bisa membalik keadaan menjadi 6-3. Tapi, wakil Jepang bisa membalasnya dengan merebut empat poin berturut-turut hingga balik memimpin 7-6.
Pada titik ini, kedua pasangan saling berebut poin dimana skor sempat imbang 8-8. Setelah itu, Marcus/Kevin tertinggal 8-10. Tapi, bisa disamakan lagi menjadi 10-10 dan unggul 11-10 saat interval. Sayangnya, keunggulan itu tidak bertahan lama.
Hiroyuki/Yuta rupanya dapat mengimbangi permainan Marcus/Kevin. Faktanya, kedudukan sempat imbang 15-15 dan 16-16. Setelah itu, malah pasangan Jepang yang menjauh dengan meraih empat poin beruntun dan memimpin 20-16. Indonesia berusaha mengejar. Tapi, tetap kalah 18-21.
Tidak mau terpeleset lagi, Marcus/Kevin tampil lebih agresif pada game kedua. Melalui permainan cepat dan pukulan keras, mereka bisa langsung memimpin 4-0. Disisi lain, Hiroyuki/Yuta seperti menghemat tenaga. Itu memudahkan pasangan Indonesia untuk mendulang poin.
Faktanya, pada game kedua, Marcus/Kevin terus unggul dalam perolehan poin, dan bisa memimpin cukup jauh, 20-10. Pasangan Jepang sempat berusaha memberi perlawan. Tapi, pada akhirnya, mereka kalah 12-21 dan memaksa terjadinya rubber game.
Pada game penentu, Hiroyuki/Yuta yang sudah menyimpan tenaga, bermain menyerang dan merebut enam poin beruntun hingga unggul 6-0. Namun, Marcus/Kevin menolak menyerah dan membalasnya dengan merebut lima poin berturut-turut dan memangkas defisit poin menjadi 5-6.
Setelah itu, selisih poin keduanya tidak jauh. Meski demikian, Hiroyuki/Yuta tetap unggul hingga interval dengan kedudukan 11-9. Marcus/Kevin berusaha mengejar. Dan, untuk pertama kalinya pada game ketiga ini, Indonesia bisa menyamakan kedudukan pada skor 15-15.
Selanjutnya, pertandingan berjalan makin seru. Melalui semangat pantang menyerah, Kevin/Marcus dapat unggul 19-18. Sayangnya, bisa disamakan lagi oleh Hiroyuki/Yuta menjadi 19-19, dan kembali memimpin 20-19. Pada akhirnya, mereka menang 20-19
Dengan tumbangnya Marcus/Kevin, Indonesia hanya meraih satu gelar di All England 2020, yakni di ganda campuran melalui Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Bagi Praveen Jordan ini menjadi gelar keduanya setelah menang pada 2016 yang saat itu berduet dengan Debby Susanto.
(mir)