Mencari Puzzle Hilang dalam Strategi Mourinho
loading...
A
A
A
PLOVDIV - Kekalahan Tottenham Hotspur di laga perdana Liga Primer 2020/2021 memunculkan banyak tanya tentang kualitas sebenarnya seorang Jose Mourinho. Pasalnya, kekalahan tersebut adalah pertama dalam karier profesional Mourinho sebagai pelatih.
Penampilan Tottenham juga banyak dikritik. Titik fokusnya adalah sisi kreativitas tim dan kurang efektifnya pergerakan mereka dalam melakukan serangan balik. Tottenham gagal mendikte jalannya pertandingan, terutama dari sisi agresivitas dan efektivitas serangan. (Baca: Sifat Malu Adalah Kunci dari Semua Kebaikan)
Mourinho kemudian menyebut pemainnya malas bergerak, terutama menekan pertahanan lawan. Situasi tersebut membuat Everton leluasa melakukan build up serangan dari bawah. Selain itu, mereka juga agak lambat dalam menutup pertahanan dan bergerak cepat saat melakukan tekanan.
Tottenham juga dianggap miskin kreativitas, terutama setelah tertinggal. Mereka selalu berharap ada sentuhan ajaib dari Son Heung-min saat mendapatkan bola. Ini membuat beban pemain asal Korea Selatan itu menjadi overload sekaligus memudahkan lawan membaca alur serangan.
"Perjuangan dimulai dari cara kami menekan atau saya akan katakan, dalam cara kami tidak menekan karena tekanan kami sangat buruk. Saya akan mengatakan itu adalah tekanan malas dan kapan Anda memiliki tekanan malas," kata Mou, dilansir football.london.
Dalam situasi tersebut, Mourinho mengaku masih butuh pemain, terutama lini depan. Keluhan pelatih asal Portugal itu mendapat jawaban dari manajemen dengan kabar adanya komunikasi The Lilywhites dengan Real Madrid untuk mendatangkan Gareth Bale.
Apakah Bale adalah puzzle yang dibutuhkan Mou? Pelatih yang pernah menukangi Madrid, Chelsea, dan Manchester United itu sedang mencoba formula baru bersama Tottenham. Saat melawan Everton, dia menggunakan 3-4-2-1. (Baca juga: Ketika Tukang Gade Cari Utangan Buat Tambah Modal)
Tiga pemain belakang, enam gelandang, dan satu penyerang. Penyerang tunggal menjadi milik Harry Kane. Jika Bale datang, posisinya—jika tetap menggunakan 3-4-2-1—di belakang Kane. Tinggal menunggu, siapa yang dikorbankan: Dele Alli, Son, atau Lucas Moura.
Di sini, Alli mungkin jadi korban pertama karena kabarnya dia masuk paket perpindahan Bale. Artinya, kemungkinan Moura akan menjadi korban jika Bale bergabung. Atau, jika menggunakan 3-4-3, Bale bermain di kiri, Son ke tengah, dan Moura di kanan. Sementara dalam formasi 4-4-2, Bale bisa jadi menjadi tandem Kane di depan. Opsi-opsi ini dibutuhkan mengingat bagaimana musim lalu Tottenham sempat kalang kabut saat Son dan Kane cedera bersamaan.
Peluang mendatangkan Bale bisa dikatakan cukup besar. Keseriusan Tottenham bereuni dengan Bale yang pernah memperkuat klub periode 2007-2013 diperlihatkan dengan berkomunikasi dengan Madrid, Selasa (15/9/2020).
Penampilan Tottenham juga banyak dikritik. Titik fokusnya adalah sisi kreativitas tim dan kurang efektifnya pergerakan mereka dalam melakukan serangan balik. Tottenham gagal mendikte jalannya pertandingan, terutama dari sisi agresivitas dan efektivitas serangan. (Baca: Sifat Malu Adalah Kunci dari Semua Kebaikan)
Mourinho kemudian menyebut pemainnya malas bergerak, terutama menekan pertahanan lawan. Situasi tersebut membuat Everton leluasa melakukan build up serangan dari bawah. Selain itu, mereka juga agak lambat dalam menutup pertahanan dan bergerak cepat saat melakukan tekanan.
Tottenham juga dianggap miskin kreativitas, terutama setelah tertinggal. Mereka selalu berharap ada sentuhan ajaib dari Son Heung-min saat mendapatkan bola. Ini membuat beban pemain asal Korea Selatan itu menjadi overload sekaligus memudahkan lawan membaca alur serangan.
"Perjuangan dimulai dari cara kami menekan atau saya akan katakan, dalam cara kami tidak menekan karena tekanan kami sangat buruk. Saya akan mengatakan itu adalah tekanan malas dan kapan Anda memiliki tekanan malas," kata Mou, dilansir football.london.
Dalam situasi tersebut, Mourinho mengaku masih butuh pemain, terutama lini depan. Keluhan pelatih asal Portugal itu mendapat jawaban dari manajemen dengan kabar adanya komunikasi The Lilywhites dengan Real Madrid untuk mendatangkan Gareth Bale.
Apakah Bale adalah puzzle yang dibutuhkan Mou? Pelatih yang pernah menukangi Madrid, Chelsea, dan Manchester United itu sedang mencoba formula baru bersama Tottenham. Saat melawan Everton, dia menggunakan 3-4-2-1. (Baca juga: Ketika Tukang Gade Cari Utangan Buat Tambah Modal)
Tiga pemain belakang, enam gelandang, dan satu penyerang. Penyerang tunggal menjadi milik Harry Kane. Jika Bale datang, posisinya—jika tetap menggunakan 3-4-2-1—di belakang Kane. Tinggal menunggu, siapa yang dikorbankan: Dele Alli, Son, atau Lucas Moura.
Di sini, Alli mungkin jadi korban pertama karena kabarnya dia masuk paket perpindahan Bale. Artinya, kemungkinan Moura akan menjadi korban jika Bale bergabung. Atau, jika menggunakan 3-4-3, Bale bermain di kiri, Son ke tengah, dan Moura di kanan. Sementara dalam formasi 4-4-2, Bale bisa jadi menjadi tandem Kane di depan. Opsi-opsi ini dibutuhkan mengingat bagaimana musim lalu Tottenham sempat kalang kabut saat Son dan Kane cedera bersamaan.
Peluang mendatangkan Bale bisa dikatakan cukup besar. Keseriusan Tottenham bereuni dengan Bale yang pernah memperkuat klub periode 2007-2013 diperlihatkan dengan berkomunikasi dengan Madrid, Selasa (15/9/2020).