Premier League dan Pemerintah Tolak Gagasan Project Big Picture
loading...
A
A
A
LONDON - Operator Liga Inggris (Premier League) menolak proposal mengenai Project Big Picture untuk mereformasi sepak bola Inggris. Keputusan itu diambil menyusul diadakannya pertemuan darurat pada Rabu (14/10/2020) waktu setempat.
Dalam pertemuan tersebut Premier League mengatakan 20 klub dengan suara bulat setuju bahwa Project Big Picture tidak mendapatkan dukungan dari Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) maupun Liga Primer.
Premier League dan pemerintah kompak menentang gagasan Liverpool dan Manchester United untuk menyelamatkan tatanan sepak bola Inggris. (Baca juga: Project Big Picture, si Penyelamat atau Perusak Tatanan Sepak Bola Inggris )
"Selanjutnya, pemegang saham Liga Premier setuju untuk bekerja sama sebagai kolektif 20 klub dalam rencana strategis untuk struktur masa depan dan pembiayaan sepak bola Inggris, berkonsultasi dengan semua pemangku kepentingan untuk memastikan piramida sepak bola yang dinamis, kompetitif dan berkelanjutan," demikian pernyataan Premier League, Kamis (15/10).
"Klub akan bekerja secara kolaboratif, dalam proses yang terbuka dan transparan, dengan fokus pada struktur kompetisi, kalender, tata kelola dan keberlanjutan finansial. Proyek ini mendapat dukungan penuh dari FA dan akan mencakup keterlibatan semua pemangku kepentingan yang relevan termasuk, penggemar, pemerintah dan, tentu saja, EFL."
Setelah menolak gagasan ini dengan dukungan Ketua Liga Sepak Bola Inggris (EFL) Rick Parry, Premier League langsung mengonfirmasi upaya penyelamatan sebesar 77,2 juta poundsterling untuk klub di Liga Satu dan Liga Dua. (Baca juga: Menyoal Project Big Picture, Wenger: Proposal Ini Rusak Tradisi yang Ada )
Bersamaan dengan membuat pembayaran solidaritas musim 2020/2021 sebesar 27,2 juta poundsterling tersedia untuk klub lapis ketiga dan keempat, Liga Premier juga menawarkan paket 50 juta poundsterling yang terdiri dari hibah dan pinjaman tanpa bunga.
Klub League One dan League Two akan memiliki akses ke 20 juta poundsterling dalam bentuk hibah dalam jangka pendek. Sementara sisa 30 juta poundsterling akan disisihkan untuk memastikan tidak ada tim dari divisi tersebut yang bangkrut akibat COVID-19.
Dalam pertemuan tersebut Premier League mengatakan 20 klub dengan suara bulat setuju bahwa Project Big Picture tidak mendapatkan dukungan dari Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) maupun Liga Primer.
Premier League dan pemerintah kompak menentang gagasan Liverpool dan Manchester United untuk menyelamatkan tatanan sepak bola Inggris. (Baca juga: Project Big Picture, si Penyelamat atau Perusak Tatanan Sepak Bola Inggris )
"Selanjutnya, pemegang saham Liga Premier setuju untuk bekerja sama sebagai kolektif 20 klub dalam rencana strategis untuk struktur masa depan dan pembiayaan sepak bola Inggris, berkonsultasi dengan semua pemangku kepentingan untuk memastikan piramida sepak bola yang dinamis, kompetitif dan berkelanjutan," demikian pernyataan Premier League, Kamis (15/10).
"Klub akan bekerja secara kolaboratif, dalam proses yang terbuka dan transparan, dengan fokus pada struktur kompetisi, kalender, tata kelola dan keberlanjutan finansial. Proyek ini mendapat dukungan penuh dari FA dan akan mencakup keterlibatan semua pemangku kepentingan yang relevan termasuk, penggemar, pemerintah dan, tentu saja, EFL."
Setelah menolak gagasan ini dengan dukungan Ketua Liga Sepak Bola Inggris (EFL) Rick Parry, Premier League langsung mengonfirmasi upaya penyelamatan sebesar 77,2 juta poundsterling untuk klub di Liga Satu dan Liga Dua. (Baca juga: Menyoal Project Big Picture, Wenger: Proposal Ini Rusak Tradisi yang Ada )
Bersamaan dengan membuat pembayaran solidaritas musim 2020/2021 sebesar 27,2 juta poundsterling tersedia untuk klub lapis ketiga dan keempat, Liga Premier juga menawarkan paket 50 juta poundsterling yang terdiri dari hibah dan pinjaman tanpa bunga.
Klub League One dan League Two akan memiliki akses ke 20 juta poundsterling dalam bentuk hibah dalam jangka pendek. Sementara sisa 30 juta poundsterling akan disisihkan untuk memastikan tidak ada tim dari divisi tersebut yang bangkrut akibat COVID-19.
(bbk)