K-League Kembali Bergulir, Pemain Jaga Jarak dan Ofisial Gunakan Masker
loading...
A
A
A
SEOUL - Sinyal kebangkitan sepak bola juga mulai bergeliat di Asia, khususnya Korea Selatan (Korsel). Kompetisi K-League yang sempat tertunda Februari lalu akibat pandemi covid-19, kini dijadwalkan bergulir akhir pekan ini.
Negara yang terkenal dengan K-Pop dan drama televisi tersebut bahkan telah terlebih dahulu menggelar pertandingan uji coba, Jumat (8/5). Itu mengawali bangkitnya sepak bola di Korsel. Akhir pekan ini, Jeonbuk Motors yang telah menjadi juara K-League selama tiga musim terakhir akan menghadapi Suwon Bluewings dalam pertandingan pembuka yang berlangsung secara tertutup.
Mengikuti regulasi FIFA, K-League juga menerapkan protokol ketat demi menjaga kesehatan para pemain, terutama ketika berada di lapangan. Woo Cheoung-sik, Communcation Officer K-League, menuturkan bahwa para pemain harus meminimalisasi berbicara dengan rekan setimnya.
"Meludah atau meniup hidung berlebihan dilarang dan pemain harus menahan diri dari percakapan dekat. Selama pertandingan, pemain yang terbiasa meludah atau berbicara dengan jarak dekat akan diperingatkan," kata Cheoung-sik, dilansir BBC.
Penerapan protokol ketat mendapatkan komentar beragam dari pemain. Bintang Bluewings Adam Taggart, top skor K-League musim lalu dengan 20 gol, tidak yakin bagaimana aturan-aturan baru tersebut dipatuhi sepenuhnya.
“Kami masih menunggu mendapatkan penjelasan lengkap tentang aturan itu. Bagian pembicaraan, jika itu benar, akan menjadi bagian yang sulit. Meskipun saya tidak berbicara bahasa Korea, Anda masih dapat berkomunikasi dengan rekan satu tim Anda jadi saya tidak benar-benar mengerti jika kita akan dihukum jika kita bicara,” papar Taggart.
Dia juga mendengar bahwa staf pelatih akan mengenakan masker dan mungkin sedikit aneh bagi semua orang, tapi normal di Korsel. Mantan pemain Fulham (2014-2016) tersebut menilai semua orang di Korsel telah menjadikan masker sebagai bagian hidup untuk menjalani aktivitas sehari-hari di tengah pandemi Covid-19.
Namun, Taggart mengaku sangat bersyukur karena pandemi Covid-19 di Korsel perlahan mampu dikendalikan sehingga berbagai sendi kehidupan perlahan bisa berjalan, termasuk sepak bola. Dia pun berharap seluruh dunia bisa kembali kondusif sehingga kehidupan berjalan normal.
"Saya pikir diri saya dan anak-anak lelaki lainnya di Korsel merasa sangat beruntung bisa bermain sepak bola lagi dan menjalani kehidupan seperti yang biasa kami lakukan sebelumnya. Senang bisa kembali ke sana dan menikmati pertandingan sepak bola." ungkap Taggart.
Bukan hanya sepak bola, cabang olahraga lainnya yang terlebih dahulu bangkit di Korsel adalah bisbol. Korean Baseball League resmi bergulir, Selasa (5/5), namun berlangsung secara tertutup.
Dalam pertandingan di Ibu Kota Seoul, LG Twins mengalahkan rival sekaligus juara bertahan Doosan Bears 8-2 di Jamsil Stadium, di mana kursi lapangan diisi dengan spanduk besar slogan-slogan khas Twins.
Pemain Twins Kim Hyun-soo mengaku senang bisa kembali beraktivitas. Menurutnya, bisa bermain bisbol adalah sebuah kebahagiaan. “Para pemain hanya benar-benar ingin bermain bisbol dan kami senang melakukan hal itu," kata Hyun-soo.
Sebagai salah satu kompetisi olahraga profesional besar pertama di dunia yang kembali beraksi di tengah pandemi, Organisasi Bisbol Korea (KBO) telah menerapkan berbagai langkah pencegahan yang bertujuan menciptakan lingkungan bermain yang aman.
Para pemain dan pelatih akan menjalani pemeriksaan demam sebelum memasuki stadion. Sementara wasit dan pelatih tingkat pertama dan ketiga harus mengenakan masker selama pertandingan. Pemain dilarang menandatangani tanda tangan atau rekan setimnya dengan tangan kosong.
Selain itu, mengunyah tembakau dilarang untuk mencegah meludah. Sementara masker dan sarung tangan lateks akan diperlukan di fasilitas pelatihan. Fans akan dilarang bermain sampai KBO diyakinkan bahwa risiko infeksi telah diminimalkan. Jika ada anggota tim yang positif Covid-19 di setiap titik musim, liga akan dihentikan setidaknya tiga pekan. (Alimansyah)
Negara yang terkenal dengan K-Pop dan drama televisi tersebut bahkan telah terlebih dahulu menggelar pertandingan uji coba, Jumat (8/5). Itu mengawali bangkitnya sepak bola di Korsel. Akhir pekan ini, Jeonbuk Motors yang telah menjadi juara K-League selama tiga musim terakhir akan menghadapi Suwon Bluewings dalam pertandingan pembuka yang berlangsung secara tertutup.
Mengikuti regulasi FIFA, K-League juga menerapkan protokol ketat demi menjaga kesehatan para pemain, terutama ketika berada di lapangan. Woo Cheoung-sik, Communcation Officer K-League, menuturkan bahwa para pemain harus meminimalisasi berbicara dengan rekan setimnya.
"Meludah atau meniup hidung berlebihan dilarang dan pemain harus menahan diri dari percakapan dekat. Selama pertandingan, pemain yang terbiasa meludah atau berbicara dengan jarak dekat akan diperingatkan," kata Cheoung-sik, dilansir BBC.
Penerapan protokol ketat mendapatkan komentar beragam dari pemain. Bintang Bluewings Adam Taggart, top skor K-League musim lalu dengan 20 gol, tidak yakin bagaimana aturan-aturan baru tersebut dipatuhi sepenuhnya.
“Kami masih menunggu mendapatkan penjelasan lengkap tentang aturan itu. Bagian pembicaraan, jika itu benar, akan menjadi bagian yang sulit. Meskipun saya tidak berbicara bahasa Korea, Anda masih dapat berkomunikasi dengan rekan satu tim Anda jadi saya tidak benar-benar mengerti jika kita akan dihukum jika kita bicara,” papar Taggart.
Dia juga mendengar bahwa staf pelatih akan mengenakan masker dan mungkin sedikit aneh bagi semua orang, tapi normal di Korsel. Mantan pemain Fulham (2014-2016) tersebut menilai semua orang di Korsel telah menjadikan masker sebagai bagian hidup untuk menjalani aktivitas sehari-hari di tengah pandemi Covid-19.
Namun, Taggart mengaku sangat bersyukur karena pandemi Covid-19 di Korsel perlahan mampu dikendalikan sehingga berbagai sendi kehidupan perlahan bisa berjalan, termasuk sepak bola. Dia pun berharap seluruh dunia bisa kembali kondusif sehingga kehidupan berjalan normal.
"Saya pikir diri saya dan anak-anak lelaki lainnya di Korsel merasa sangat beruntung bisa bermain sepak bola lagi dan menjalani kehidupan seperti yang biasa kami lakukan sebelumnya. Senang bisa kembali ke sana dan menikmati pertandingan sepak bola." ungkap Taggart.
Bukan hanya sepak bola, cabang olahraga lainnya yang terlebih dahulu bangkit di Korsel adalah bisbol. Korean Baseball League resmi bergulir, Selasa (5/5), namun berlangsung secara tertutup.
Dalam pertandingan di Ibu Kota Seoul, LG Twins mengalahkan rival sekaligus juara bertahan Doosan Bears 8-2 di Jamsil Stadium, di mana kursi lapangan diisi dengan spanduk besar slogan-slogan khas Twins.
Pemain Twins Kim Hyun-soo mengaku senang bisa kembali beraktivitas. Menurutnya, bisa bermain bisbol adalah sebuah kebahagiaan. “Para pemain hanya benar-benar ingin bermain bisbol dan kami senang melakukan hal itu," kata Hyun-soo.
Sebagai salah satu kompetisi olahraga profesional besar pertama di dunia yang kembali beraksi di tengah pandemi, Organisasi Bisbol Korea (KBO) telah menerapkan berbagai langkah pencegahan yang bertujuan menciptakan lingkungan bermain yang aman.
Para pemain dan pelatih akan menjalani pemeriksaan demam sebelum memasuki stadion. Sementara wasit dan pelatih tingkat pertama dan ketiga harus mengenakan masker selama pertandingan. Pemain dilarang menandatangani tanda tangan atau rekan setimnya dengan tangan kosong.
Selain itu, mengunyah tembakau dilarang untuk mencegah meludah. Sementara masker dan sarung tangan lateks akan diperlukan di fasilitas pelatihan. Fans akan dilarang bermain sampai KBO diyakinkan bahwa risiko infeksi telah diminimalkan. Jika ada anggota tim yang positif Covid-19 di setiap titik musim, liga akan dihentikan setidaknya tiga pekan. (Alimansyah)
(ysw)