Mengurangi Tekanan di Manchester United

Rabu, 02 Desember 2020 - 11:35 WIB
loading...
Mengurangi Tekanan di...
Bagi Ole Gunnar Solskjaer, ini adalah musim ketiga dirinya memimpin Manchester United (MU) di panggung Eropa. Foto/Reuters
A A A
MANCHESTER - Bagi Ole Gunnar Solskjaer , ini adalah musim ketiga dirinya memimpin Manchester United (MU) di panggung Eropa. Sejauh ini, apa yang diberikan Solskjaer bisa dibilang tidak terlalu buruk karena selalu melewati fase grup.

Dimulai musim 2018/2019. Menggantikan posisi Jose Mourinho di pertengahan musim, Solskjaer sukses membawa The Red Devils melangkah ke babak perempat final. Salah satu yang paling diingat dari musim tersebut adalah menghindarkan MU dari lubang jarum saat melawan Paris Saint-Germain (PSG). (Baca: Jadikan Sifat Tawadhu sebagai Modal Kebahagiaan)

Tertinggal 0-2 pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Stadion Old Trafford, MU secara ajaib lolos setelah memenangkan pertemuan leg kedua di Stade Parc des Princes, kandang PSG, dengan skor 3-1. Adalah gol penalti Marcus Rashford pada masa injury time yang membawa MU ke perempat final dengan keunggulan gol tandang meski agregat sama 3-3.

Langkah MU kemudian dihentikan Barcelona di perempat final. Mereka kalah 0-1 di Stadion Old Trafford dan menyerah 0-3 pada laga kedua di Camp Nou. Namun, pencapaian itu lebih baik dibandingkan musim sebelumnya di mana mereka hanya sampai babak 16 besar.

Tapi, heroisme di Liga Champions tidak sepenuhnya menular ke kompetisi domestik. MU hanya finis di urutan keenam klasemen akhir Liga Primer sehingga hanya mendapatkan tiket ke Liga Europa. Dan, bisa jadi inilah level sebenarnya The Red Devils.

Di Liga Europa, perjalanan MU jauh sampai semifinal sebelum mengakui keunggulan Sevilla dengan skor 1-2. Gol tunggal Bruno Fernandes pada menit kesembilan menggagalkan ambisi mereka ke final setelah dua pemain Sevilla Suso dan Luke de Jong menjebol gawang David de Gea. (Baca juga: Covid-19 Bisa Sebabkan Gigi Penderita Tanggal)

Musim ini, mereka kembali ke Liga Champions setelah mengakhiri musim di urutan ketiga. Solskjaer kini memiliki kesempatan melanjutkan tren membawa MU lolos dari fase grup. MU menjadi pemimpin klasemen sementara Grup H dengan sembilan poin.

Harry Maguire dkk unggul tiga poin dari PSG dan RB Leipzig yang menempati urutan kedua dan ketiga. Mereka akan lolos jika mengalahkan PSG, tanpa memperhatikan hasil Leipzig melawan Istanbul Buyuksehir. Atau, cukup imbang, asal Leipzig gagal menang melawan wakil Turki.

“Grupnya masih sangat terbuka. Kami mendapat sembilan, dua tim memiliki enam poin (PSG dan RB Leipzig) dan Istanbul ada tiga sehingga kami masih membutuhkan poin untuk lolos,” kata Solskjaer, dikutip situs resmi UEFA.

Pelatih asal Norwegia itu sedang mendapat tekanan karena penampilan tidak konsisten MU di Liga Primer. MU masih terlempar dari anggota big six klasemen sementara setelah hanya mengantongi lima kemenangan dari sembilan pertandingan. (Baca juga: Moeldoko Ungkap Sulitnya Menumpas Kelompok MIT Pimpinan Ali Kalora)

Beberapa nama pelatih bahkan sudah beredar. Salah satunya mantan pelatih Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino yang sudah masuk daftar tunggu mengisi kursi Solskjaer. Hanya, pada saat bersamaan, MU menjamu PSG dengan skuad tipis karena banyaknya pemain cedera.

Mereka kemungkinan tidak akan diperkuat David de Gea, Alex Telles, Anthony Martial, Eric Bailly, Jesse Lingard, Luke Shaw, dan Paul Pogba diperkirakan absen karena cedera masing-masing. Sementara Donny van de Beek mem-posting foto pergelangan kaki bengkak di Instagram dengan tulisan 'selamat datang di Liga Inggris'.

Khusus Pogba, pelatih asal Norwegia itu masih melihat sampai kondisi terakhir. “Semoga mereka bisa mulai berlatih bersama kami besok. Kami tidak tahu, mudah-mudahan pulih. Saya pikir Shaw masih akan absen. Kami tidak 100% yakin dia bisa tampil," tandasnya.

Bukan hanya Solskjaer yang mendapatkan tekanan. Pelatih PSG Thomas Tuchel juga dalam kondisi terjepit. Berhasil membawa Les Parisiens ke final Liga Champions musim lalu, penampilan PSG musim ini agak berantakan. Meski masih menempati posisi puncak klasemen, penampilan Neymar Jr dkk belum stabil. (Baca juga: Penawaran Surat Utang Negara Capai Rp94,3 Triliun)

Dalam lima pertandingan terakhir, mereka hanya mengumpulkan tujuh dari kemungkinan 15 poin. Hasil yang membuat Tuchel merasa perlu mengkritik pemainnya secara terbuka. Tuchel mengatakan jika pemainnya "tidak bermain cukup serius" dan "sama sekali berhenti bermain sepak bola."

Dia juga marah kepada media karena mempertanyakan komitmen timnya dalam pertandingan Leipzig. "Pertanyaannya selalu sama! Mengapa Anda tidak pergi dan bertanya kepada mereka di ruang ganti? Saya muak dan lelah dengan ini! Saya lelah diukur terhadap harapan Anda!" tandas Tuchel.

Pada saat bersamaan, PSG datang ke Manchester dengan kekuatan pincang. Keylor Navas, Layvin Kurzawa, dan Marquinhos sempat absen saat imbang 2-2 melawan Bordeaux. Mereka masih ditunggu apakah bisa ikut ke Old Trafford atau tidak. Julian Draxler memiliki masalah pada paha, Thilo Kehrer dan Juan Bernat dipastikan tidak akan tampil karena cedera jangka panjang.

Neymar mengatakan, pertandingan Liga Champions menjadi penting untuk timnya. “Kami tahu pentingnya Liga Champions pada Rabu. Seperti pertandingan Liga Champions yang kami mainkan pada hari Selasa (melawan Leipzig), kami tidak bermain bagus, tapi kami berhasil menang,” kata Neymar, kepada Canal Plus. (Lihat videonya: Mari Sukseskan Pilkada Serentak 2020)

Melawan MU, dia mengatakan akan mencoba bermain sebaik mungkin. “Kami perlu meningkatkan detail tertentu, bermain lebih sebagai tim, dan lebih terorganisasi. Jika tidak, tentu akan sulit," tandas mantan pemain Barcelona tersebut. (Ma'ruf)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0727 seconds (0.1#10.140)