Jika Kompetisi Liga Primer Batal Dilanjutkan, Potensi Kacau di Musim Panas

Kamis, 14 Mei 2020 - 13:32 WIB
loading...
Jika Kompetisi Liga...
Foto/Istimewa
A A A
LONDON - Desakan segera menggulirkan Liga Primer musim ini terus berdatangan. Klub-klub berpotensi menghadapi musim panas yang penuh kekacauan jika musim tidak dimulai kembali.

Seorang pemilik klub Liga Primer, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan banyak hal yang akan terjadi jika musim ini gagal dilanjutkan. Dia mengungkapkan, para pemain sejatinya belum ingin kembali bekerja dan percaya klub-klub yang terdegradasi akan menuntut keadilan apabila musim terhenti.

Prospek musim dibatalkan telah dibahas pada pertemuan pemegang saham Liga Primer untuk pertama kali pada Senin (11/5/2020). FA telah menjelaskan mereka tidak akan memberikan sanksi pada musim yang dibatalkan atau membiarkan degradasi dibatalkan. Dalam skenario itu, satu-satunya solusi adalah formula poin per pertandingan. (Baca: Van der Sar Yakin Liverpool Angkat Trofi Juara Musim Ini)

Formula tersebut akan membuat AFC Bournemouth, Aston Villa, dan Norwich City terdegradasi. Tapi, jika formula memperhitungkan pertandingan kandang dan tandang, tim berbeda yang akan turun kasta. Mayoritas klub di bagian bawah klasemen ingin degradasi dibatalkan jika pertandingan akan dimainkan di tempat netral. Tapi, Liga Primer telah sepakat untuk berbicara dengan pemerintah lalu melihat apakah mungkin bagi klub memainkan semua pertandingan kandang di stadion mereka.

Klub yang mendukung penghapusan degradasi tidak mengangkatnya pada pertemuan hari Senin lalu karena mereka berhasil dalam tujuan utama memaksa memikirkan kembali proposal bermain di tempat netral. Klub hanya ingin ancaman degradasi dihapus jika mereka harus menyelesaikan musim bermain di tempat netral.

“Saya masih yakin tidak ada degradasi akan menjadi solusi terbaik dan musim depan Liga Primer memiliki 22 tim. Apa pun yang terjadi, tim yang terdegradasi akan menuntut. Itu sebabnya, saya mendukung tidak ada degradasi," ungkap seorang pemilik klub, dilansir Skysports.

Permasalahan lainnya juga tidak kalah pelik. Liga Primer akan mulai berbicara dengan para pemain senior di masing-masing klub tentang protokol medis yang akan diberlakukan sebelum pelatihan dilanjutkan. Tapi, banyak pemain dikabarkan ragu kembali bekerja di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Inggris.

Seorang pemain senior di klub Liga Primer bahkan menggemakan sentimen mereka dengan mengatakan mungkin tidak akan pergi ke pertandingan jika musim dimulai kembali. “Saya ingin pergi. Tapi, saya tidak akan melakukannya jika saya dipaksa atau disarankan untuk tinggal di rumah," katanya.

Hal itu bertolak belakang dengan keinginan Liga Primer. Ketua Eksekutif Liga Primer Richard Masters mengatakan ingin seluruh pemain patuh dan siap kembali melakukan sesi latihan. Keengganan sebagian pemain kembali berlatih mungkin mengacu pada protokol ketat yang diberlakukan Liga Primer.

Protokol resmi yang dikirim ke pemain dan pelatih pada Selasa (12/5) mengungkapkan bahwa jarak sosial harus "diamati secara ketat". Ketika Liga Primer memulai fase pertama pelatihan tim yang rencananya dimulai pada Senin (18/5) dan dibatasi hingga 75 menit. Tekel akan dilarang, lapangan akan didisinfeksi secara berkala, bendera sudut, bola, kerucut, tiang gawang, dan bahkan permukaan permainan akan didisinfeksi setelah setiap sesi. Para pemain dibatasi untuk berada di kelompok masing-masing lima. (Baca juga: Cari Penerus Pique, Barcelona Bidik Bek Tengah Inter Milan)

Langkah-langkah pengawasan yang sedang berlangsung termasuk dalam panduan lebih lanjut termasuk tes swab dua kali sepekan dan kuesioner prapelatihan harian dan pemeriksaan suhu. Di bawah bagian berjudul 'skrining kesehatan', pemain juga diberi tahu daftar pusat hasil tes Covid-19 (tergantung pada persetujuan mereka dan perjanjian Asosiasi Pesepak Bola Profesional) perlu dipertahankan.

Mereka juga diberi tahu meskipun Covid-19 akan menyebabkan penyakit ringan pada sebagian besar, ada aspek tambahan dari infeksi ini yang harus dipertimbangkan sebelum pemain melanjutkan olahraga intensitas tinggi atau volume tinggi. (Baca juga: Aturan Masih Digodok, Serie A Bisa Tiru Protokol Bundesliga)

Penilaian spesifik yang dapat dipertimbangkan untuk pemain yang terkena penyakit ini termasuk tes untuk komplikasi jantung atau paru-paru. Karena itu, Troy Townsend dari organisasi kesetaraan dan inklusi Kick It Out dan ayah dari pemain sayap Inggris Andros Townsend mengatakan memahami kekhawatiran pemain atas risiko kembali berlatih dalam waktu dekat karena tidak hanya mewakili diri sendiri, tapi juga keluarga mereka.

“Saya tidak berpikir saya bisa menonton pertandingan dengan nyaman jika kita kembali dalam waktu dekat. Karena, Anda khawatir tentang apa yang sedang terjadi di lapangan. Ini adalah saat-saat yang penuh dengan ketidakpastian,” ungkap Townsend, dilansir BBC. (Alimansyah)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0886 seconds (0.1#10.140)