Insan NBA Bereaksi atas Aksi Penyerbuan US Capitol
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Aksi massa pendukung Donald Trump yang menyerbu US Capitol, Rabu (6/1/2021), membuat insan NBA ikut buka mulut Para pemain hingga pelatih pun ikut berkomentar soal peristiwa tersebut.
Seperti ramai diberitakan, situasi politik di Amerika Serikat memanas setelah massa yang tak puas dengan hasil pemilu Amerika Serikat (AS) menyerbu US Capitol. Hingga Kamis (7/1) siang waktu Indonesia, sebanyak empat orang dilaporkan tewas dan 52 orang ditahan dalam peristiwa tersebut.
(Ikuti Survei SINDOnews: Mencari Calon Presiden 2024 )
Pelatih Golden State Warriors, Steve Kerr, yang terkenal vokal menyikapi dinamika politik di AS, menilai aksi protes pendukung Donald Trump sebagai aksi yang aneh. Menurutnya, hasil pemilu tidak bisa diganggu gugat kecuali ditemukan bukti kecurangan.
“Pemilu yang sah tiba-tiba dipertanyakan oleh jutaan orang, termasuk banyak orang yang memimpin negara kami dalam pemerintahan,” kata Steve Kerr.
Sementara itu, pelatih Boston Celtics, Brad Stevens, juga buka suara soal invasi massa ke US Capitol. Menurutnya, semua kerusuhan itu terjadi karena kegiatan kampanye pihak yang kalah dilakukan dengan modal besar.
“Saya berpikir, jika Anda melakukannya dengan pendekatan menang di semua biaya, itu akan menjadi akhir yang tidak memuaskan. Dalam situasi ini bahkan memalukan,” kata Brad Stevens.
Dalam invasi massa ke US Capitol, seorang perempuan bahkan dilaporkan tertembak di bagian dada. Alat kerja jurnalis seperti kamera dan perekam suara yang digunakan meliput aksi itu juga dirusak. (Baca Juga: Rocketes Kembali Telan Kekalahan Tandang )
“Ini adalah hari yang memalukan bagi negara kita,” kata pelatih New Orleans Pelicans Stan Van Gundy.
Seperti ramai diberitakan, situasi politik di Amerika Serikat memanas setelah massa yang tak puas dengan hasil pemilu Amerika Serikat (AS) menyerbu US Capitol. Hingga Kamis (7/1) siang waktu Indonesia, sebanyak empat orang dilaporkan tewas dan 52 orang ditahan dalam peristiwa tersebut.
(Ikuti Survei SINDOnews: Mencari Calon Presiden 2024 )
Pelatih Golden State Warriors, Steve Kerr, yang terkenal vokal menyikapi dinamika politik di AS, menilai aksi protes pendukung Donald Trump sebagai aksi yang aneh. Menurutnya, hasil pemilu tidak bisa diganggu gugat kecuali ditemukan bukti kecurangan.
“Pemilu yang sah tiba-tiba dipertanyakan oleh jutaan orang, termasuk banyak orang yang memimpin negara kami dalam pemerintahan,” kata Steve Kerr.
Sementara itu, pelatih Boston Celtics, Brad Stevens, juga buka suara soal invasi massa ke US Capitol. Menurutnya, semua kerusuhan itu terjadi karena kegiatan kampanye pihak yang kalah dilakukan dengan modal besar.
“Saya berpikir, jika Anda melakukannya dengan pendekatan menang di semua biaya, itu akan menjadi akhir yang tidak memuaskan. Dalam situasi ini bahkan memalukan,” kata Brad Stevens.
Dalam invasi massa ke US Capitol, seorang perempuan bahkan dilaporkan tertembak di bagian dada. Alat kerja jurnalis seperti kamera dan perekam suara yang digunakan meliput aksi itu juga dirusak. (Baca Juga: Rocketes Kembali Telan Kekalahan Tandang )
“Ini adalah hari yang memalukan bagi negara kita,” kata pelatih New Orleans Pelicans Stan Van Gundy.
(sha)