Gagasan Tim Ducati Gunakan Satu Motor Ditolak Manajer Yamaha
loading...
A
A
A
MADRID - Asosiasi produsen MotoGP dan Dorna Sports telah melakukan pertemuan untuk membahas mengenai perkembangan mesin motor tahun depan. Hasil dari pertemuan itu diputuskan bahwa seluruh tim produsen yang terlibat di kelas elite akan menggunakan motor 2020 pada tahun depan.
Ini merupakan bagian dari langkah penghematan biaya untuk mengurangi dampak finansial pandemi virus corona yang mengakibatkan penjadwalan balapan MotoGP menjadi berantakan. Pasalnya, Dorna Sports selaku operator di kejuaraan grand prix belum memutuskan kapan balapan akan dilanjutkan.
Selama MotoGP 2020 mengalami penangguhan balapan hingga waktu yang tidak ditentukan, sudah ada delapan tempat yang meminta penjadwalan ulang kepada Dorna Sports. Sedangkan GP Qatar dipastikan batal menggelar balapan.
Dalam kondisi seperti ini Dorna Sports mencoba untuk mengurangi beban yang dialami tim produsen. Mereka pun menggelontorkan paket bantuan keuangan sebesar 9.075 juta euro kepada semua tim MotoGP, Moto2, dan Moto3 selama tiga bulan ke depan.
Ini sebagai upaya untuk menyelamatkan finansial tim selama pandemi virus corona ini. Terlepas dari bantuan yang diberikan Dorna Sports, ada sedikit permasalahan yang terjadi.
Ini berkaitan dengan gagasan yang diusulkan tim Ducati untuk mengurangi jumlah motor per pembalap dari dua menjadi satu dalam upaya mengurangi biaya. Namun, gagasan itu langsung mendapatkan penolakan yang keras, terutama dari tim Yamaha.
Manajer tim Yamaha, Maio Meregalli dengan tegas menolak gagasan yang diutarakan kompetitornya tersebut. "Secara pribadi, saya menentangnya, karena motor sudah siap. Memang benar Anda bisa menghemat uang dengan suku cadang, tetapi sejauh menyangkut investasi, saya melihatnya lebih sebagai masalah daripada keuntungan," katanya dikutip dari Corsedimoto, Jumat (17/4/2020).
"Pasti tidak akan ada 19 balapan tahun ini, jadi bisa jadi penghematan. Anda juga dapat berpikir untuk pergi ke trek dengan sesedikit mungkin staf. Tapi saya tidak suka ide pengurangan motor, bahkan di kelas lain," imbuh Meregalli.
Lebih jauh Meregalli mengatakan tim Ducati seharus memerhitungkan tingkat kecelakaan di lintasan pacuan kuda besi. Jika ada pembalap yang mengalami insiden yang tidak diinginkan selama membalap dan merusak motor, maka pembalap berisiko melewatkan sesi latihan, kualifikasi, dan bahkan terburuknya kehilangan balapan.
"Itu akan banyak berkompromi baik secara teknis maupun dalam hal hiburan," pungkas Meregalli.
Ini merupakan bagian dari langkah penghematan biaya untuk mengurangi dampak finansial pandemi virus corona yang mengakibatkan penjadwalan balapan MotoGP menjadi berantakan. Pasalnya, Dorna Sports selaku operator di kejuaraan grand prix belum memutuskan kapan balapan akan dilanjutkan.
Selama MotoGP 2020 mengalami penangguhan balapan hingga waktu yang tidak ditentukan, sudah ada delapan tempat yang meminta penjadwalan ulang kepada Dorna Sports. Sedangkan GP Qatar dipastikan batal menggelar balapan.
Dalam kondisi seperti ini Dorna Sports mencoba untuk mengurangi beban yang dialami tim produsen. Mereka pun menggelontorkan paket bantuan keuangan sebesar 9.075 juta euro kepada semua tim MotoGP, Moto2, dan Moto3 selama tiga bulan ke depan.
Ini sebagai upaya untuk menyelamatkan finansial tim selama pandemi virus corona ini. Terlepas dari bantuan yang diberikan Dorna Sports, ada sedikit permasalahan yang terjadi.
Ini berkaitan dengan gagasan yang diusulkan tim Ducati untuk mengurangi jumlah motor per pembalap dari dua menjadi satu dalam upaya mengurangi biaya. Namun, gagasan itu langsung mendapatkan penolakan yang keras, terutama dari tim Yamaha.
Manajer tim Yamaha, Maio Meregalli dengan tegas menolak gagasan yang diutarakan kompetitornya tersebut. "Secara pribadi, saya menentangnya, karena motor sudah siap. Memang benar Anda bisa menghemat uang dengan suku cadang, tetapi sejauh menyangkut investasi, saya melihatnya lebih sebagai masalah daripada keuntungan," katanya dikutip dari Corsedimoto, Jumat (17/4/2020).
"Pasti tidak akan ada 19 balapan tahun ini, jadi bisa jadi penghematan. Anda juga dapat berpikir untuk pergi ke trek dengan sesedikit mungkin staf. Tapi saya tidak suka ide pengurangan motor, bahkan di kelas lain," imbuh Meregalli.
Lebih jauh Meregalli mengatakan tim Ducati seharus memerhitungkan tingkat kecelakaan di lintasan pacuan kuda besi. Jika ada pembalap yang mengalami insiden yang tidak diinginkan selama membalap dan merusak motor, maka pembalap berisiko melewatkan sesi latihan, kualifikasi, dan bahkan terburuknya kehilangan balapan.
"Itu akan banyak berkompromi baik secara teknis maupun dalam hal hiburan," pungkas Meregalli.
(bbk)