Kepergian Davide Brivio Bikin Suzuki dalam Posisi Gawat
loading...
A
A
A
ANDORRA - Tugas berat menanti Suzuki Ecstar jelang Kejuaraan Dunia MotoGP 2021 . Tim balap asal Jepang tersebut harus segera mencari pengganti Manajer Tim Davide Brivio yang hengkang ke Formula One (F1). Juara dunia MotoGP 2020, Joan Mir mengakui, kepergian sang manajer menempatkan tim dalam kondisi sulit.
Segenap pecinta MotoGP terhenyak ketika membaca kabar Davide Brivio selangkah lagi hengkang ke Alpine F1 Team pada akhir 2020. Rumor tersebut akhirnya menjadi kenyataan. Brivio melepas jabatannya di Suzuki pada 7 Januari 2021.
Kepergian Davide Brivio sungguh disesalkan. Sebab, pria berkebangsaan Italia itu adalah sosok yang berjasa besar menghadirkan gelar juara dunia kategori pembalap dan tim pada MotoGP 2020.
Kini, Suzuki Ecstar terus mencari pengganti yang tepat untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Davide Brivio. Joan Mir mengakui, kepergian Davide Brivio menempatkan Suzuki Ecstar dalam posisi yang sulit. Namun, dirinya tetap tenang menyamnbut musim baru.
“Ini adalah situasi yang sulit karena Davide adalah poin rujukan untuk tim. Namun, saya tetap tenang,” papar Joan Mir, dikutip dari laman resmi MotoGP, Jumat (29/1/2021).
“Saya punya kepercayaan diri yang cukup besar. Saya yakin kami akan bisa melakukan sebuah pekerjaan bagus. Kami punya orang-orang yang tepat untuk mengerjakannya,” imbuh pria berkebangsaan Spanyol tersebut.
Memang, tugas tersebut kini berada di pundak Pimpinan Proyek Suzuki Racing, Shinichi Sahara. Pria asal Jepang itu pula yang berani mendekati Davide Brivio pada 2013 silam.
Kisah perekrutan Davide Brivio tersebut cukup unik. Shinichi Sahara mengirim pesan lewat akun Facebook dengan maksud menanyakan soal Valentino Rossi . Suzuki memang tertarik memboyong The Doctor, tetapi pada akhirnya batal.
“Saya berbincang dengan Valentino, tetapi dia tidak tertarik membalap untuk Suzuki. Dengan sopan, saya membalas Sahara untuk memberi tahu Valentino tidak tertarik,” papar Davide Brivio, dikutip dari Crash.
“Namun, dia bertanya apakah saya tertarik jika (Suzuki) membentuk tim yang bermarkas di Italia. Saya jawab iya dan mulai bekerja dengan tim pada 1 April 2013,” tutup mantan jurnalis itu.
Segenap pecinta MotoGP terhenyak ketika membaca kabar Davide Brivio selangkah lagi hengkang ke Alpine F1 Team pada akhir 2020. Rumor tersebut akhirnya menjadi kenyataan. Brivio melepas jabatannya di Suzuki pada 7 Januari 2021.
Baca Juga
Kepergian Davide Brivio sungguh disesalkan. Sebab, pria berkebangsaan Italia itu adalah sosok yang berjasa besar menghadirkan gelar juara dunia kategori pembalap dan tim pada MotoGP 2020.
Kini, Suzuki Ecstar terus mencari pengganti yang tepat untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Davide Brivio. Joan Mir mengakui, kepergian Davide Brivio menempatkan Suzuki Ecstar dalam posisi yang sulit. Namun, dirinya tetap tenang menyamnbut musim baru.
“Ini adalah situasi yang sulit karena Davide adalah poin rujukan untuk tim. Namun, saya tetap tenang,” papar Joan Mir, dikutip dari laman resmi MotoGP, Jumat (29/1/2021).
“Saya punya kepercayaan diri yang cukup besar. Saya yakin kami akan bisa melakukan sebuah pekerjaan bagus. Kami punya orang-orang yang tepat untuk mengerjakannya,” imbuh pria berkebangsaan Spanyol tersebut.
Memang, tugas tersebut kini berada di pundak Pimpinan Proyek Suzuki Racing, Shinichi Sahara. Pria asal Jepang itu pula yang berani mendekati Davide Brivio pada 2013 silam.
Kisah perekrutan Davide Brivio tersebut cukup unik. Shinichi Sahara mengirim pesan lewat akun Facebook dengan maksud menanyakan soal Valentino Rossi . Suzuki memang tertarik memboyong The Doctor, tetapi pada akhirnya batal.
“Saya berbincang dengan Valentino, tetapi dia tidak tertarik membalap untuk Suzuki. Dengan sopan, saya membalas Sahara untuk memberi tahu Valentino tidak tertarik,” papar Davide Brivio, dikutip dari Crash.
“Namun, dia bertanya apakah saya tertarik jika (Suzuki) membentuk tim yang bermarkas di Italia. Saya jawab iya dan mulai bekerja dengan tim pada 1 April 2013,” tutup mantan jurnalis itu.
(mirz)