Red Bull Optimis Hentikan Dominasi Mercedes di F1 2021
loading...
A
A
A
MILTON KEYNES - Bos Red Bull Racing, Christian Horner berharap timnya bisa mengambil pelajaran berharga dari hasil Formula 1 (F1) musim lalu. Capaian itu diharapkan bisa membantu tim mengalahkan Mercedes dalam meraih gelar juara dunia di musim 2021.
Tim berbasi di Milton Keynes, Inggris itu, berhasil merebut dua kemenangan pada F1 2020. Capaian itu memang sangat jauh dibandingkan yang diraih oleh Lewis Hamilton (11) dan rekan setimnya Valtteri Bottas (2). Namun tim memutuskan untuk terus meningkatkan mobil mereka sepanjang musim, dimana mereka tak mampu mengimbangi Mercedes setelah Grand Prix (GP) Belgia pada Agustus lalu.
Saat ini, Horner tetap percaya bahwa Mercedes masih menjadi favorit menjelang musim 2021. Namun, dia mengungkapkan bahwa Red Bull sudah memiliki apa yang diperlukan untuk berjuang melawan tim terbaik F1 sejak 2014 tersebut.
“Kami telah melihat satu tim yang benar-benar dominan selama tujuh tahun terakhir,” kata Horner kepada majalah Autosport. “Dan dengan kontinuitas memasuki tahun ini sebagian besar mobil dan pembalap (tetap sama). Di pihak Mercedes, pasti mereka mengharapkan tetap berada dalam posisi yang sangat kuat lagi,” lanjutnya.
Meski begitu, Horner optimis timnya dapat mengambil pelajaran dari hasil pada musim lalu. Apalagi, dia juga semakin yakin dengan melihat hasil balapan terakhir pada GP Abu Dhabi, dimana pembalapnya Max Verstappen sukses merebut kemenangan. Jelas, ini menjadi tantangan besar untuk tim asal Austria untuk memutus dominasi Mercedes tersebut.
“Saya berharap dengan menggunakan pelajaran yang telah kami pelajari musim 2020, kami dapat memberikan tantangan berikutnya kepada Mercedes, yang tidak diragukan lagi akan menjadi sangat kuat dan menjadi favorit tahun ini, terutama di bagian belakang mobil, yang merupakan mobil terbaik mereka di era hybrid. Itu akan menjadi tantangan yang cukup besar bagi kami. Tapi tantangan yang kami nikmati,” paparnya.
Horner tidak perlu menunggu lama untuk melihat bagaimana perkembangan Red Bull bersaing dengan Mercedes. Sebab, F1 sudah semakin dekat dan para pembalap, serta tim telah bersiap untuk kembali ke grid yang di mulai di Bahrain, 28 Maret mendatang.
Tim berbasi di Milton Keynes, Inggris itu, berhasil merebut dua kemenangan pada F1 2020. Capaian itu memang sangat jauh dibandingkan yang diraih oleh Lewis Hamilton (11) dan rekan setimnya Valtteri Bottas (2). Namun tim memutuskan untuk terus meningkatkan mobil mereka sepanjang musim, dimana mereka tak mampu mengimbangi Mercedes setelah Grand Prix (GP) Belgia pada Agustus lalu.
Saat ini, Horner tetap percaya bahwa Mercedes masih menjadi favorit menjelang musim 2021. Namun, dia mengungkapkan bahwa Red Bull sudah memiliki apa yang diperlukan untuk berjuang melawan tim terbaik F1 sejak 2014 tersebut.
“Kami telah melihat satu tim yang benar-benar dominan selama tujuh tahun terakhir,” kata Horner kepada majalah Autosport. “Dan dengan kontinuitas memasuki tahun ini sebagian besar mobil dan pembalap (tetap sama). Di pihak Mercedes, pasti mereka mengharapkan tetap berada dalam posisi yang sangat kuat lagi,” lanjutnya.
Meski begitu, Horner optimis timnya dapat mengambil pelajaran dari hasil pada musim lalu. Apalagi, dia juga semakin yakin dengan melihat hasil balapan terakhir pada GP Abu Dhabi, dimana pembalapnya Max Verstappen sukses merebut kemenangan. Jelas, ini menjadi tantangan besar untuk tim asal Austria untuk memutus dominasi Mercedes tersebut.
“Saya berharap dengan menggunakan pelajaran yang telah kami pelajari musim 2020, kami dapat memberikan tantangan berikutnya kepada Mercedes, yang tidak diragukan lagi akan menjadi sangat kuat dan menjadi favorit tahun ini, terutama di bagian belakang mobil, yang merupakan mobil terbaik mereka di era hybrid. Itu akan menjadi tantangan yang cukup besar bagi kami. Tapi tantangan yang kami nikmati,” paparnya.
Horner tidak perlu menunggu lama untuk melihat bagaimana perkembangan Red Bull bersaing dengan Mercedes. Sebab, F1 sudah semakin dekat dan para pembalap, serta tim telah bersiap untuk kembali ke grid yang di mulai di Bahrain, 28 Maret mendatang.
(mirz)