Kompetisi Tanpa Degradasi, Pencetusnya Mayoritas Klub Liga 1 dan 2
loading...
A
A
A
JAKARTA - Liga 1 2021 rencananya akan bergulir lagi setelah vakum lebih dari satuh tahun akibat pandemi virus Corona. Kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia itu konon akan dimulai pada 3 Juli mendatang. Sedangkan Liga 2 2021 bergulir berselang dua pekan.
Namun, muncul kabar yang menyebutkan kompetisi musim 2021 akan berlangsung dengan sistem tanpa degradasi. Hal itu dibenarkan oleh Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi.
Dia menyatakan, bahwa sebagian besar klub Liga 1 dan 2 mengusulkan untuk meniadakan degradasi pada musim ini. Meski demikian, juara dan sistem promosi akan tetap diberlakukan sebagaimana umumnya.
Usulan tentang kompetisi tanpa degradasi telah dibahas dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) yang berlangsung pada Senin 3 Mei 2021. Exco PSSI memutuskan untuk membawa usulan tersebut ke Kongres PSSI 2021 yang berlangsung pada 29 Mei nanti.
Keputusan akhir tentang usulan itu akan diambil pada Kongres PSSI 2021. Jika usulan itu diterima, jumlah peserta Liga 1 dan 2 pada musim berikutnya akan bertambah karena tidak ada klub yang turun kasta.
Namun, usulan itu juga akan dikonsultasikan pada AFC dan FIFA. Sebab, PSSI ingin tahu apakah usulan itu akan menyalahi aturan atau tidak jika diterapkan.
“Bahwa, Exco PSSI mengakomodasi surat permohonan dari sebagian besar klub Liga 1 dan Liga 2 tentang permohonan kompetisi tanpa degradasi, tetapi tetap ada promosi, juara Liga 1 dan juara Liga 2 tetap ada,” kata Yunus Nusi, dikutip dari laman resmi PSSI.
“Exco PSSI sebatas memutuskan dalam rapat Exco tanggal 3 Mei 2021 untuk memasukkan agenda ini ke dalam kongres. Nantinya, kongres sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam organisasi, yang akan memutuskan terkait dengan jumlah peserta Liga 1 dan Liga 2 di tahun 2022 nanti.” tuturnya.
Penyebab munculnya usulan kompetisi musim ini tanpa degradasi adalah pandemi Covid-19. Setiap elemen persepakbolaan Indonesia, mulai dari PSSI hingga klub, masih beradaptasi dengan situasi baru ini.
PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) berusaha merumuskan penyelengaraan kompetisi di tengah pandemi dengan mendengarkan aspirasi dari setiap klub. Sementara itu, klub pun berjuang untuk tetap hidup meski pemasukannya tidaklah sebesar dulu karena ketidakberadaan suporter di stadion dan sulitnya mendapatkan sponspor.
Namun, muncul kabar yang menyebutkan kompetisi musim 2021 akan berlangsung dengan sistem tanpa degradasi. Hal itu dibenarkan oleh Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi.
Dia menyatakan, bahwa sebagian besar klub Liga 1 dan 2 mengusulkan untuk meniadakan degradasi pada musim ini. Meski demikian, juara dan sistem promosi akan tetap diberlakukan sebagaimana umumnya.
Usulan tentang kompetisi tanpa degradasi telah dibahas dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) yang berlangsung pada Senin 3 Mei 2021. Exco PSSI memutuskan untuk membawa usulan tersebut ke Kongres PSSI 2021 yang berlangsung pada 29 Mei nanti.
Keputusan akhir tentang usulan itu akan diambil pada Kongres PSSI 2021. Jika usulan itu diterima, jumlah peserta Liga 1 dan 2 pada musim berikutnya akan bertambah karena tidak ada klub yang turun kasta.
Namun, usulan itu juga akan dikonsultasikan pada AFC dan FIFA. Sebab, PSSI ingin tahu apakah usulan itu akan menyalahi aturan atau tidak jika diterapkan.
“Bahwa, Exco PSSI mengakomodasi surat permohonan dari sebagian besar klub Liga 1 dan Liga 2 tentang permohonan kompetisi tanpa degradasi, tetapi tetap ada promosi, juara Liga 1 dan juara Liga 2 tetap ada,” kata Yunus Nusi, dikutip dari laman resmi PSSI.
“Exco PSSI sebatas memutuskan dalam rapat Exco tanggal 3 Mei 2021 untuk memasukkan agenda ini ke dalam kongres. Nantinya, kongres sebagai pengambil keputusan tertinggi dalam organisasi, yang akan memutuskan terkait dengan jumlah peserta Liga 1 dan Liga 2 di tahun 2022 nanti.” tuturnya.
Penyebab munculnya usulan kompetisi musim ini tanpa degradasi adalah pandemi Covid-19. Setiap elemen persepakbolaan Indonesia, mulai dari PSSI hingga klub, masih beradaptasi dengan situasi baru ini.
PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) berusaha merumuskan penyelengaraan kompetisi di tengah pandemi dengan mendengarkan aspirasi dari setiap klub. Sementara itu, klub pun berjuang untuk tetap hidup meski pemasukannya tidaklah sebesar dulu karena ketidakberadaan suporter di stadion dan sulitnya mendapatkan sponspor.
(mirz)