Pensiunan Atlet: Berprestasi, Berjaya, dan Terlupakan

Rabu, 07 Juli 2021 - 18:12 WIB
loading...
Pensiunan Atlet: Berprestasi,...
Pasangan emas Susy Susanti dan Alan Budikusuma. Foto: Kolase/Instagram@susysusantiofficial
A A A
JAKARTA - Bergetar hati ini begitu menyaksikan bendera Merah Putih beriringan lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang. Rasa haru dan bangga berkecamuk dalam diri.

Ya, itulah perasaan yang selalu dirasakan atlet Indonesia usai memberikan penghargaan tertinggi buat negara. Simak bagaimana lelehan air mata tak tertahan manakala berdiri di podium.

Sambil terisak, Susi tak kuasa membendung haru ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ia menjadi atlet Indonesia pertama yang mendulang emas Olimpiade yang kala itu digelar di Barcelona, 1992.

Hanya selang sehari kemudian, Alan Budikusuma kembali mengibarkan Merah Putih. Bedanya, jika Susi menumbangkan musuh bebuyutannya Bang Soo Hyun asal Korea Selatan itu dengan permainan tiga game 5-11, 11-5, 11-3, Alan justru jatuh bangun untuk mengalahkan rekan senegara Ardy B Wiranata dengan skor akhir 15-12 dan 18-13.

Jika bicara prestasi olahraga nasional di event dunia, rasanya keberhasilan Susi dan Alan, yang dikenal sebagai Pasangan Emas lantaran keduanya menyatukan diri dalam ikatan perkawinan usai gelaran olimpiade, tak salah dikedepankan. Berdiri di podium pertama bukan hanya kebanggaan seorang atlet yang sepanjang kariernya menargetkan bisa mendulang medali emas di ajang olimpiade, namun gengsi negara.

Baca Juga: Kisah Suryo dari Lintasan Lari ke Status Pengawai Negeri

Tapi sebenarnya bicara medali di pentas olimpiade, Indonesia sebenarnya sudah sejak dari Olimpiade1988 di Seoul mampu menyandingkan dengan negara lain. Ketika tiga pemanah Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani sukses menyumbangkan medali perak. Keberhasilan Trio Srikandi itu seolah menjadi titik awal. Sebab kemudian, torehan prestasi Indonesia meningkat.

Bayangkan saja, dari sekeping perak di Seoul, perolehan medali di Barcelona empat tahun kemudian merangkak. Cabang bulu tangkis yang baru kali dipertandingan di olimpiade berhasil meraup lima medali dengan rincian dua emas dari Susi dan Alan lalu perak disumbangkan Ardy BW serta pasangan ganda putra Eddy Hartono dan Rudy Gunawan. Satu medali lagi didonasikan Hermawan Susanto dari nomor tunggal putra.

Lalu bagaimana dengan cabang olahraga lainnya? Angkat besi yang ketika itu berjaya di Asia Tenggara dan Asia ternyata membuat kejutan di olimpiade. Adalah Raema Lisa Rumbewas menjadi lifter pertama Indonesia yang membawa pulang medali perak. Tak hanya itu, rekan sepelatnas Lisa, Sri Indriyani dan Winarni, pun menyematkan sebagai pendulang medali perunggu.

Sejak saat itu, bulu tangkis dan angkat besi menjadi cabang andalan untuk meraup medali di event tahunan dunia. Di setiap perhelatan, dua cabang ini tak pernah absen menyumbangkan medali. Setidaknya tradisi ini bisa terus dipertahankan hingga Olimpiade 2016 Rio de Janeiro .

Namun, kebanggaan seorang atlet terhadap prestasi seringkali tidak bertahan lama. Faktor usia sering menjadi penghambat utama dan melengserkan kejayaan mereka sebagai atlet.

Sayangnya, ketika seorang atlet memutuskan mengakhiri karier, sosoknya sering terlupakan. Bagai kacang lupa kulitnya, orang-orang yang pernah mengelukan nama mereka saat berprestasi, justru sudah tak mengingatnya lagi.

Lalu, bagaimana nasib mereka setelah tak lagi menjadi atlet? Walau terkadang kesuksesan itu masih berlanjut karena memanfaatkan investasi jangka panjang, tetapi ada pula yang tidak. Belum lagi, masa pandemi ini membuat banyak orang harus bekerja ekstra keras untuk bertahan hidup.

Soal kebugaran tubuh, apakah kondisi mereka terjamin 100 persen ketika sudah tak lagi menjadi atlet? Jika pada masa jayanya mereka selalu menggenjot ketahanan tubuh, maka semuanya akan mengendur setelah pensiun.

Inilah dilema yang dirasakan seorang atlet. Rasa bangga dan puja-puji saat berprestasi membuat mereka bersukacita. Namun, tak jarang setelah pensiun kebanggaan itu sirna.

Baca Juga: sportstars.id
(mirz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1598 seconds (0.1#10.140)