Ellyas Pical, Pahlawan Olahraga Indonesia dari Gelanggang Tinju

Minggu, 15 Agustus 2021 - 16:00 WIB
loading...
A A A
Singkat cerita setelah melalui sembilan pertarungan dengan delapan kemenangan dan satu kekalahan, Ellyas Pical dihadapkan pertarungan dengan petinju asal Korea Selatan, Hee Yun-jung pada 19 Mei 1984 di Seoul. Pada adu tinju itu, Ellyas Pical lantas berhasil menang dan sukses membawa pulang gelar juara OPBF kelas super terbang.

Dengan kemenangan yang berakhir di ronde ke-12 itu, Ellyas Pical pun menjadi petinju profesional pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar internasional di luar negeri. Ia bahkan sanggup mempertahankan gelar OPBF kelas super terbang itu pada Oktober 1984 saat ditantang petinju asal Jepang, Mutsou Watanabe,

Setelah bertarung melawan petinju asal Jepang tersebut, barulah Ellyas Pical menghadapi Chun Ju-do dan meraih gelar juara dunia pertama untuk Indonesia. Ia menang dengan pukulan hook dan uppercut dari tangan kirinya yang sangat kuat.

Saking kuatnya, pukulan tinju kiri Ellyas Pical, ia pun dijuluki sebagai The Exocet. Nama itu merupakan nama rudal milik Prancis yang dipakai Argentina dalam Perang Malvinas yang pecah pada saat eraPicalberjaya.

Pada tahun yang sama, tepatnya pada 25 Agustus 1985, Ellyas Pical ditantang petinju asal Australia untuk merebut gelar juara dunia IBF kelas super terbang miliknya. Hebatnya Ellyas Pical berhasil menang dan mempertahankan sabuknya tersebut.

Sayangnya, setahun berselang sabuk juara dunia IBF kelas super terbang milik Ellyas Pical pindah ke tangan petinju asal Dominika, yakni Cesar Polanco di pertarungan yang berakhir 15 ronde tersebut. Tak senang kalah dari Polanco, Ellyas Pical menantang kembali empat bulan setelahnya.

Pada 5 Juli 1985 , Ellyas Pical sanggup membalaskan dendamnya kepada Polanco dan merebut kembali gelar IBF kelas super miliknya. Ia bahkan sanggup mempertahankan gelar tersebut saat menghadapi Dong Chun Lee (Korea Selatan) pada Desember 1986.

Kehebatan Ellyas Pical sempat dihentikan petinju asal Thailand, Khaosai Galaxy pada 28 Februari 1987. Kekalahan itu membuat Ellyas Pical sempat depresi. Butuh beberapa bulan bagi Ellyas Pikal untuk menenangkan diri hingga akhirnya merebut kembali gelar juara dunia IBF kelas super terbang pada Oktober 1987.

Pada saat itu, Ellyas Pical sanggup merebut sabuk IBF kelas super terbang itu dari petinju Korea Selatan, Chang Tae-il. Selama dua tahun sabuk itu berhasil dipertahankan Ellyas Pical setelah mencoba mempertahankannya sebanyak tiga kali.

Pada akhirnya sabuk juara dunia IBF kelas super terbang itu berhasil direbut oleh petinju asal Kolombia, Juan Polo Perez saat mereka berdua bertarung di Valley Sports Arena, Virginia, Amerika Serikat pada 14 Oktober 1989.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4207 seconds (0.1#10.140)