Pahlawan Olahraga, Rexy Mainaky Si Peraih Emas Olimpiade Atlanta 1996
loading...
A
A
A
Setelah itu, Eky melanjutkan karir kepelatihannya di Inggris. Selama lima tahun menjadi pelatih di Inggris, dia berhasil melahirkan pasangan ganda campuran Nathan Robertson/Gail Emms yang mendapat medali perak di Olimpiade Athena 2004.
Pada 2005, Eky tetap melanjutkan kariernya sebagai pelatih di Malaysia. Eky dipercaya untuk melatih tim ganda putra di BAM (Badminton Assosiation of Malaysia). Beberapa pemain ganda putra hasil sentuhan Eky yang mampu menyabet gelar juara adalah Mohamad Zakry Latif/Mohamad Fairuzizuan dan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Pasangan Zakry/Fairuz mampu menembus final Indonesia Open, sementara pasangan Koo/Tan berhasil pada kejuaraan Asian Games, Malaysia Super Series, All England, dan Swiss Super Series.
Setelah berkarir di Negeri Jiran, Eky melanjutkan petualangannya menjadi pelatih di Filipina pada 2011 tetapi tidak bertahan lama. Dia memutuskan kembali ke Indonesia dan menerima tawaran eks Ketum Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Gita Wirjawan, untuk menjadi Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI.
Di Indonesia, Eky juga berhasil membawa tim Piala Thomas lolos ke final pada 2016. Puncak kariernya saat menjabat sebagai Kabid Binpres PBSI yakni saat Indonesia meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 lewat pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir .
Eky kemudian resmi ditunjuk menjadi pelatih Thailand pada Januari 2017. Dia membawa Negeri Gajah Putih itu menjadi runner-up pada Piala Uber 2018 yang digelar di Bangkok, Thailand.
Kantaphon Wangcharoen menjadi tunggal putra pertama Thailand yang memenangi medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 2019 di Basel, Swiss. Sementara itu, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai juga menjadi pasangan ganda campuran Thailand pertama yang mencapai final pada kejuaraan dunia.
Eky masih menjadi pelatih Thailand sampai saat ini. Walaupun dia sempat mengatakan keinginannya untuk kembali melatih di Malaysia dan tidak melanjutkan kontraknya dengan Thailand
Pada 2005, Eky tetap melanjutkan kariernya sebagai pelatih di Malaysia. Eky dipercaya untuk melatih tim ganda putra di BAM (Badminton Assosiation of Malaysia). Beberapa pemain ganda putra hasil sentuhan Eky yang mampu menyabet gelar juara adalah Mohamad Zakry Latif/Mohamad Fairuzizuan dan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Pasangan Zakry/Fairuz mampu menembus final Indonesia Open, sementara pasangan Koo/Tan berhasil pada kejuaraan Asian Games, Malaysia Super Series, All England, dan Swiss Super Series.
Setelah berkarir di Negeri Jiran, Eky melanjutkan petualangannya menjadi pelatih di Filipina pada 2011 tetapi tidak bertahan lama. Dia memutuskan kembali ke Indonesia dan menerima tawaran eks Ketum Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Gita Wirjawan, untuk menjadi Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI.
Di Indonesia, Eky juga berhasil membawa tim Piala Thomas lolos ke final pada 2016. Puncak kariernya saat menjabat sebagai Kabid Binpres PBSI yakni saat Indonesia meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 lewat pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir .
Eky kemudian resmi ditunjuk menjadi pelatih Thailand pada Januari 2017. Dia membawa Negeri Gajah Putih itu menjadi runner-up pada Piala Uber 2018 yang digelar di Bangkok, Thailand.
Kantaphon Wangcharoen menjadi tunggal putra pertama Thailand yang memenangi medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 2019 di Basel, Swiss. Sementara itu, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai juga menjadi pasangan ganda campuran Thailand pertama yang mencapai final pada kejuaraan dunia.
Eky masih menjadi pelatih Thailand sampai saat ini. Walaupun dia sempat mengatakan keinginannya untuk kembali melatih di Malaysia dan tidak melanjutkan kontraknya dengan Thailand
(sto)