Pahlawan Olahraga, Rexy Mainaky Si Peraih Emas Olimpiade Atlanta 1996

Senin, 16 Agustus 2021 - 09:01 WIB
loading...
A A A
Eky menjuarai Kejuaraan Pelajar se-ASEAN di Singapura. Dia juara di nomor tunggal dan ganda putra. Setelah lulus dari Ragunan, dia hampir bergabung dengan klub raksasa asal kudus PB Djarum . Namun, dia akhirnya bergabung dengan klub Tangkas setelah menerima saran dari Darius Pongoh.

Prestasinya terus meningkat sejak itu, Eky dan Richard memberi banyak gelar untuk Tangkas. Meski berprestasi, pemuda Ternate itu sempat hampir menyerah karena tidak dipanggil ke Pelatnas. Padahal dia sudah menjadi juara DKI Jakarta dan juara di seleksi nasional.

Akhirnya kesempatan itu datang pada September 1990. Eky saat itu selesai juara tunggal putra, ganda putra dan ganda campuran dalam suatu turnamen. Christian Hadinata yang menjadi pelatih ganda putra di tim nasional, mendatangi Eky dan memberikan tawaran untuk masuk pelatnas, dengan syarat Eky tidak lagi bermain di tunggal putra dan ganda campuran.

Eky menerima tawaran itu dan dipasangkan dengan Thomas Indratjaya di tahun pertamanya. Pasangan emasnya, Ricky Subagja, saat itu masih dipasangkan dengan sang kakak, Richard.

Singkat cerita, Koh Chris –panggilan Christian Hadinata- menawarkan Eky untuk dipasangkan dengan Rudy Gunawan atau Ricky Subagja. Dia pun memilih Ricky sebagai duetnya karena dari segi umur tidak jauh jadi tidak sungkan selama di lapangan. Selain itu, Gunawan saat itu sudah terkenal dan Eky takut itu menjadi beban baginya.

Pilihan itu ternyata sangat tepat, Rexy/Ricky menjadi pasangan yang sangat kuat yang dimiliki Indonesia saat itu. Sejak akhir 1992, mereka memenangkan empat turnamen beruntun, termasuk World Grand Prix Finals. Nama mereka mulai naik dan diperhitungkan di mata dunia.

Rexy/Ricky adalah roda penggerak penting dalam mesin bulu tangkis Indonesia yang membuat mereka merebut empat gelar Piala Thomas berturut-turut dari 1994 hingga 2000. Setelah kalah di final 1992 dari Cheah Soon Kit/Soo Beng Kiang yang membuat Malaysia merebut kembali gelar setelah 1967, Ricky/Rexy kemudian membangun reputasi yang bagus di Piala Thomas.

Hingga paruh kedua 1990-an, pasangan Rexy/Ricky memenangkan lebih dari 30 gelar internasional, termasuk tiga Kejuaraan Dunia, empat Indonesia Terbuka, tiga Final Grand Prix Dunia, dua All England, dan satu hat-trick di Jepang Terbuka.

Salah satu momen yang paling diingat pecinta bulu tangkis Indonesia adalah saat Rexy/Ricky menyabet medali emas Olimpiade Atalanta 1996. Mereka bertarung melawan pasangan Malaysia Yap Kim Hock/Chean Soon Kit di partai final dengan skor 5-15, 15-13 dan 15-12.

Setelah pensiun pada 2000, Rexy tidak bisa jauh-jauh dari dunia bulu tangkis. Dia memutuskan untuk melatih di olahraga yang membesarkan namanya itu. Dia melatih di Pelatnas dan melahirkan atlet-atlet seperti Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso dan Maria Kristin Yulianti.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1292 seconds (0.1#10.140)