Mia Audina Pemain Termuda Indonesia Rebut Piala Uber 2 Kali Beruntun
loading...
A
A
A
Mia Audina pemain termuda Indonesia yang merebut Piala Uber 2 kali beruntun dalam usianya di bawah 17 tahun!. Pemain bernama lengkap Mia Audina Tjiptawan itu dua kali beruntun menjadi pahlawan penentu kemenangan Indonesia meraih Piala Uber dengan mengalahkan China di final.
Si Anak Ajaib, julukan ini pantas disematkan kepada Mia Audina. Bagaimana tidak. Saat usianya masih 14 tahun,Mia yang masih SMA mendapat kepercayaan memperkuat Tim Piala Uber Indonesia.
Si Dengkek - julukan Mia Audina- pun menjadi anggota Tim Piala Uber termuda sepanjang sejarah bulu tangkis Indonesia. Tak ada yang menyangka, Si Anak Ajaib ini akan menjadi pahlawan penentu kemenangan Piala Uber Indonesia edisi1994 dan 1996.
Keajaiban sabetan raket Mia ditunjukkan saat tampil di partai ketiga tunggal putri di final Piala Uber 1994. Mia melawan pemain kuat China, Zhang Ning. Dalam final yang berlangsung 20 Mei 1994 di Istoea Zenayan, Jakarta, Mia tampil tenang.
Si Anak Ajaib ini berani meladeni Zhang Ning. Mia tampil ciamik ketika membuka kemenangan Indonesia di set pertama dengan skor 11-7. Zhang Ning kemudian menyamakan skor 1-1 setelah merebut set kedua 10-12.
Dalam posisi menegangkan, Mia tidak terpengaruh. Di bawah sorakan penonton Istora yang menggila, mental Juaranya tetap terjaga. Alhasil, tanpa kesulitan, Mia mampu menyudahi perlawanan Zhang Ning dengan skor 11-4.
Indonesia menang 3-2 dan merebut Piala Uber 1994 di Jakarta. Dua angka Indonesia dipersembahkan Susy Susanti dan ganda putri Finarsih/Lili Tampi.
Dua tahun kemudian, Mia turut menjadi pahlawan Indonesia saat mempertahankan Piala Uber 1996. Bertempat di Stadion Queen Elizabeth, Hong Kong, Indonesia kembali bentrok China di final.
Sedikit berbeda dengan penampilan di final Piala Uber 1994, Mia naik status menjadi tunggal kedua Indonesia. Beban Mia sedikit berat setelah China menyamakan skor 1-1 di ganda putri setelah Eliza Nathanael/Zelin Resiana kalah.
Lagi-lagi mental juara Mia Audina tetap terasah dengan tampil di tunggal kedua. Mia yang saat itu berusia 16 tahun, tampil prima melawan Wang Chen. Tanpa kesulitan, Mia Audina mampu menggulung Wang Chen dua set langsung 11-4, 11-6.
Indonesia akhirnya mempertahankan gelar juara setelah Meluawati yang tampil di tunggal ketiga melaksanakan tugas dengan baik dengan mengalahkan Zhang Ning 11-6, 11-2. Indonesia menang 3-2 dan mempertahankan Piala Uber dua kali beruntun.
Lihat Juga: Muskab PBSI Sumedang: Indra Kembali Terpilih, Diminta Genjot Pembinaan, Dijawab dengan Astha Cita
Si Anak Ajaib, julukan ini pantas disematkan kepada Mia Audina. Bagaimana tidak. Saat usianya masih 14 tahun,Mia yang masih SMA mendapat kepercayaan memperkuat Tim Piala Uber Indonesia.
Si Dengkek - julukan Mia Audina- pun menjadi anggota Tim Piala Uber termuda sepanjang sejarah bulu tangkis Indonesia. Tak ada yang menyangka, Si Anak Ajaib ini akan menjadi pahlawan penentu kemenangan Piala Uber Indonesia edisi1994 dan 1996.
Keajaiban sabetan raket Mia ditunjukkan saat tampil di partai ketiga tunggal putri di final Piala Uber 1994. Mia melawan pemain kuat China, Zhang Ning. Dalam final yang berlangsung 20 Mei 1994 di Istoea Zenayan, Jakarta, Mia tampil tenang.
Si Anak Ajaib ini berani meladeni Zhang Ning. Mia tampil ciamik ketika membuka kemenangan Indonesia di set pertama dengan skor 11-7. Zhang Ning kemudian menyamakan skor 1-1 setelah merebut set kedua 10-12.
Dalam posisi menegangkan, Mia tidak terpengaruh. Di bawah sorakan penonton Istora yang menggila, mental Juaranya tetap terjaga. Alhasil, tanpa kesulitan, Mia mampu menyudahi perlawanan Zhang Ning dengan skor 11-4.
Indonesia menang 3-2 dan merebut Piala Uber 1994 di Jakarta. Dua angka Indonesia dipersembahkan Susy Susanti dan ganda putri Finarsih/Lili Tampi.
Dua tahun kemudian, Mia turut menjadi pahlawan Indonesia saat mempertahankan Piala Uber 1996. Bertempat di Stadion Queen Elizabeth, Hong Kong, Indonesia kembali bentrok China di final.
Sedikit berbeda dengan penampilan di final Piala Uber 1994, Mia naik status menjadi tunggal kedua Indonesia. Beban Mia sedikit berat setelah China menyamakan skor 1-1 di ganda putri setelah Eliza Nathanael/Zelin Resiana kalah.
Lagi-lagi mental juara Mia Audina tetap terasah dengan tampil di tunggal kedua. Mia yang saat itu berusia 16 tahun, tampil prima melawan Wang Chen. Tanpa kesulitan, Mia Audina mampu menggulung Wang Chen dua set langsung 11-4, 11-6.
Indonesia akhirnya mempertahankan gelar juara setelah Meluawati yang tampil di tunggal ketiga melaksanakan tugas dengan baik dengan mengalahkan Zhang Ning 11-6, 11-2. Indonesia menang 3-2 dan mempertahankan Piala Uber dua kali beruntun.
Lihat Juga: Muskab PBSI Sumedang: Indra Kembali Terpilih, Diminta Genjot Pembinaan, Dijawab dengan Astha Cita
(aww)