Jelang Tottenham vs Manchester United: Solskjaer di Ujung Tanduk, Guardiola Merasa Kasihan
loading...
A
A
A
MANCHESTER - Tidak sedikit penggemar Manchester United yang menyerukan agar Ole Gunnar Solskjaer lengser dari kursi pelatih. Akan tetapi, pelatih asal Norwegia itu justru mendapat dukungan dari rivalnya yaitu pelatih Pep Guardiola.
Setelah hanya meraih tiga kemenangan dalam sembilan pertandingan terakhir, Setan Merah –julukan Manchester United , terlempar dari empat besar klasemen. Solskjaer lantas dianggap paling bertanggung jawab atas hasil buruk itu.
Pelatih berusia 48 tahun itu harus menyaksikan timnya kalah 0-5 di tangan Liverpool akhir pekan lalu. Solskjaer telah diberi kesempatan tiga pertandingan untuk membalikkan keadaan sebelum kesabaran manajemen Setan Merah habis.
Manchester United akan menghadapi Tottenham Hotspur akhir pekan ini sebelum menghadapi Atalanta di Liga Champions. Celakanya, Manchester City menunggu setelahnya rentetan pertandingan besar itu.
Dengan semua tekanan yang saat ini diderita oleh Solskajer, pelatih The Citizens Pep Guardiola mengatakan bahwa dia merasa kasihan pada nasib Solskjaer. Guardiola memperlihatkan rasa simpatik menjelang pekan sulit Setan Merah.
“Tentu saja di Manchester United semua yang terjadi berlipat ganda. Pengaruh mereka, seperti Liverpool , mereka adalah tim terhebat di Inggris selama bertahun-tahun,” kata Pep Guardiola seperti dilansir dari Mirror, Sabtu (30/10/2021).
Eks pelatih Bayern Muenchen dan Barcelona itu mengatakan bahwa dia merasakan tekanan yang sama ketika dia tidak bisa membimbing Manchestr City meraih kemenangan. Menurutnya, hal tersebut wajar dialami oleh para pelatih jika tidak ingin kehilangan pekerjaannya karena terus mengalami kekalahan.
“Jika saya tidak mendapatkan hasil yang baik, saya akan diperlakukan sama. Setiap manajer. Tidak ada yang bisa bertahan dari hasil yang buruk, tidak ada seorang pun. Jadi ekspektasi begitu tinggi di United, Anda harus menang,” tutur Guardiola.
“Untuk waktu yang lama tim tidak memenangkan Liga Premier , mereka melakukannya dan mereka bekerja untuk mendapatkan hasil dalam hal gelar karena sejarah mereka menuntutnya. Ketika saya mengambil alih Barcelona, saya tahu itu. Aku harus menang. Jika tidak, manajer lain akan berada di posisi ini,” pungkasnya.
Setelah hanya meraih tiga kemenangan dalam sembilan pertandingan terakhir, Setan Merah –julukan Manchester United , terlempar dari empat besar klasemen. Solskjaer lantas dianggap paling bertanggung jawab atas hasil buruk itu.
Pelatih berusia 48 tahun itu harus menyaksikan timnya kalah 0-5 di tangan Liverpool akhir pekan lalu. Solskjaer telah diberi kesempatan tiga pertandingan untuk membalikkan keadaan sebelum kesabaran manajemen Setan Merah habis.
Manchester United akan menghadapi Tottenham Hotspur akhir pekan ini sebelum menghadapi Atalanta di Liga Champions. Celakanya, Manchester City menunggu setelahnya rentetan pertandingan besar itu.
Dengan semua tekanan yang saat ini diderita oleh Solskajer, pelatih The Citizens Pep Guardiola mengatakan bahwa dia merasa kasihan pada nasib Solskjaer. Guardiola memperlihatkan rasa simpatik menjelang pekan sulit Setan Merah.
“Tentu saja di Manchester United semua yang terjadi berlipat ganda. Pengaruh mereka, seperti Liverpool , mereka adalah tim terhebat di Inggris selama bertahun-tahun,” kata Pep Guardiola seperti dilansir dari Mirror, Sabtu (30/10/2021).
Eks pelatih Bayern Muenchen dan Barcelona itu mengatakan bahwa dia merasakan tekanan yang sama ketika dia tidak bisa membimbing Manchestr City meraih kemenangan. Menurutnya, hal tersebut wajar dialami oleh para pelatih jika tidak ingin kehilangan pekerjaannya karena terus mengalami kekalahan.
“Jika saya tidak mendapatkan hasil yang baik, saya akan diperlakukan sama. Setiap manajer. Tidak ada yang bisa bertahan dari hasil yang buruk, tidak ada seorang pun. Jadi ekspektasi begitu tinggi di United, Anda harus menang,” tutur Guardiola.
“Untuk waktu yang lama tim tidak memenangkan Liga Premier , mereka melakukannya dan mereka bekerja untuk mendapatkan hasil dalam hal gelar karena sejarah mereka menuntutnya. Ketika saya mengambil alih Barcelona, saya tahu itu. Aku harus menang. Jika tidak, manajer lain akan berada di posisi ini,” pungkasnya.
(sto)