Kejamnya Peluit Panjang Wasit Zambia Hebohkan Piala Afrika 2021
loading...
A
A
A
LIMBE - Piala Afrika 2021 tidak banyak mengundang banyak perhatian. Karena dalam 12 pertandingan yang telah dimainkan hingga saat ini, baru 11 gol yang hadir. Sehingga banyak penggemar yang menyebut jika level sepak bola di turnamen ini tidak menarik.
Namun, ada kejadian yang sulit dilupakan dalam sejarah Piala Afrika 2021 . Momen memalukan ini terjadi di laga pembuka penyisihan Grup F yang pertemukan Tunisia versus Mali di Stadion Limbe.
Dalam pertandingan pembuka penyisihan Grup F tersebut, Mali keluar sebagai pemenang melalui gol semata wayang yang dicetak Kone lewat titik putih (penalti) di menit 48. Bukan kemenangan yang mengundang atensi penggemar sepak bola, tetapi aksi wasit Janny Sikazwe.
BACA JUGA: Jelang Laga Piala Afrika, Suara Tembakan Terdengar di Buea Kamerun
Kejamnya peluit yang ditiupkan Sikazwe membuat penggemar dan delegasi Tunisia sampai berteriak. Betapa tidak, wasit asal Zambia tersebut meniupkan peluit panjang saat laga memasuki menit 85'.
Dilaporkan Marca, Kamis (13/1/2022), delegasi Tunisia melompat seperti kilat dari bangku cadangan. Karena ada keanehan di sini, bagaimana pertandingan akan berakhir pada menit ke-85'!
BACA JUGA: Piala Afrika 2021: Mo Salah Bermain seperti Hantu
Sikazwe kemudian memutuskan untuk menjelaskan kepada para pemain tentang kesalahannya dan memulai kembali pertandingan. Tapi setelah laga dimulai, wasit berkepala plontos itu kembali berulah.
Pasalnya, Sikazwe lagi-lagi meniup peluit panjang saat laga memasuki menit 89'. Menurut laporan media di Afirka dikutip dari Marca, saat itu, semua pemain sudah meninggalkan lapangan permainan, termasuk beberapa sudah berada di ruang ganti dan konferensi pers siap digelar.
Namun, permainan itu belum selesai. Masih ada 20 detik tersisa dan waktu tambahan masih harus dimainkan. Sikazwe memutuskan bahwa para pemain harus pergi ke lapangan untuk memainkan menit-menit yang tersisa.
Para pemain Mali pun kembali ke lapangan. Namun pemain Tunisia tidak hadir di lapangan. "Saya mengatakan kepada para pemain bahwa kami hanya dapat mengontrol apa yang ada di dalam lapangan. Di luar lapangan, itu terserah administrator. Saat kami disuruh mundur dan bermain, para pemain lebih dari bersedia. Sayangnya, lawan kami tidak mau keluar," kata pelatih Mali Magassouba dikutip dari Goal.
Sementara itu, Tunisia Mondher Kebaier memberikan versinya tentang pertandingan tersebut. "Sangat sulit untuk mengelola urusan non-olahraga. Pada menit ke-85 dia (Sikazwe) meniup peluit akhir. Sekali lagi pada menit ke-89. Seharusnya ada tambahan waktu tujuh-delapan menit. Keputusannya tidak bisa dijelaskan."
"Para pemain mandi es selama 35 menit sebelum dipanggil kembali. Saya sudah melatih untuk waktu yang lama dan tidak pernah melihat yang seperti itu. Bahkan wasit keempat bersiap untuk mengangkat papan untuk menunjukkan waktu tambahan dan kemudian peluit ditiup," sesal Kebaier.
Namun, ada kejadian yang sulit dilupakan dalam sejarah Piala Afrika 2021 . Momen memalukan ini terjadi di laga pembuka penyisihan Grup F yang pertemukan Tunisia versus Mali di Stadion Limbe.
Dalam pertandingan pembuka penyisihan Grup F tersebut, Mali keluar sebagai pemenang melalui gol semata wayang yang dicetak Kone lewat titik putih (penalti) di menit 48. Bukan kemenangan yang mengundang atensi penggemar sepak bola, tetapi aksi wasit Janny Sikazwe.
BACA JUGA: Jelang Laga Piala Afrika, Suara Tembakan Terdengar di Buea Kamerun
Kejamnya peluit yang ditiupkan Sikazwe membuat penggemar dan delegasi Tunisia sampai berteriak. Betapa tidak, wasit asal Zambia tersebut meniupkan peluit panjang saat laga memasuki menit 85'.
Dilaporkan Marca, Kamis (13/1/2022), delegasi Tunisia melompat seperti kilat dari bangku cadangan. Karena ada keanehan di sini, bagaimana pertandingan akan berakhir pada menit ke-85'!
BACA JUGA: Piala Afrika 2021: Mo Salah Bermain seperti Hantu
Sikazwe kemudian memutuskan untuk menjelaskan kepada para pemain tentang kesalahannya dan memulai kembali pertandingan. Tapi setelah laga dimulai, wasit berkepala plontos itu kembali berulah.
Pasalnya, Sikazwe lagi-lagi meniup peluit panjang saat laga memasuki menit 89'. Menurut laporan media di Afirka dikutip dari Marca, saat itu, semua pemain sudah meninggalkan lapangan permainan, termasuk beberapa sudah berada di ruang ganti dan konferensi pers siap digelar.
Namun, permainan itu belum selesai. Masih ada 20 detik tersisa dan waktu tambahan masih harus dimainkan. Sikazwe memutuskan bahwa para pemain harus pergi ke lapangan untuk memainkan menit-menit yang tersisa.
Para pemain Mali pun kembali ke lapangan. Namun pemain Tunisia tidak hadir di lapangan. "Saya mengatakan kepada para pemain bahwa kami hanya dapat mengontrol apa yang ada di dalam lapangan. Di luar lapangan, itu terserah administrator. Saat kami disuruh mundur dan bermain, para pemain lebih dari bersedia. Sayangnya, lawan kami tidak mau keluar," kata pelatih Mali Magassouba dikutip dari Goal.
Sementara itu, Tunisia Mondher Kebaier memberikan versinya tentang pertandingan tersebut. "Sangat sulit untuk mengelola urusan non-olahraga. Pada menit ke-85 dia (Sikazwe) meniup peluit akhir. Sekali lagi pada menit ke-89. Seharusnya ada tambahan waktu tujuh-delapan menit. Keputusannya tidak bisa dijelaskan."
"Para pemain mandi es selama 35 menit sebelum dipanggil kembali. Saya sudah melatih untuk waktu yang lama dan tidak pernah melihat yang seperti itu. Bahkan wasit keempat bersiap untuk mengangkat papan untuk menunjukkan waktu tambahan dan kemudian peluit ditiup," sesal Kebaier.
(yov)