Profil Alisher Usmanov: Raja Tambang yang Sempat Miliki 30 Persen Saham di Arsenal
loading...
A
A
A
LONDON - Beberapa negara telah mengumumkan sanksi terhadap beberapa elit kaya yang berada di dalam lingkaran Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal ini merupakan imbas dari invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.
Salah satu negara yang telah mengumumkan sanksi tersebut adalah Inggris. Inggris memberikan sanksi terhadap dua oligarki Rusia, salah satu adalah Alisher Usmanov.
Alisher Ushmanov lahir di Chust, Uzbekistan pada 1953. Ia merupakan seorang Muslim, namun menikahi perempuan Yahudi yang juga berasal dari Uzbekistan. Usmanov menyelesaikan studinya di Institut Hubungan Internasional Negara Moskow.
BACA JUGA: Telanjur Sakit Hati, Joan Laporta Malas Pulangkan Lionel Messi ke Barcelona
Setelah lulus pada 1976 dengan gelar di bidang hukum internasional, Ushmanov bekerja di berbagai lembaga pemerintah Uzbekistan. Ia memproduksi kantong plastik di pabrik di luar Moskow serta memperdagangkan tembakau grosir. Pada 1998, setelah lima tahun di perusahaan investasi Moskow, Usmanov diangkat sebagai wakil CEO pertama hingga menjadi CEO Gazprom Investholding.
Diketahui Gazprom Investholding merupakan unit manajemen aset Gazprom, produsen dan pengekspor gas terbesar di dunia. Saat memimpin, Usmanov bekerja erat dengan tim manajemen baru perusahaan, yang berkuasa di bawah Presiden Vladimir Putin saat itu.
Tim tersebut memulihkan saham pengendali Rusia di perusahaan dan merebut kembali aset yang telah didivestasikan oleh tim manajemen sebelumnya. Usmanov membangun kerajaan pertambangan dan logamnya dengan akuisisi.
BACA JUGA: Roman Abramovich Diduga Keracunan Senjata Kimia, Mata Memerah dan Kulit Mengelupas
Pada 2005, ia dan mitranya menguasai Lebedinsky GOK, produsen bijih besi terbesar ketiga di Rusia serta beberapa pabrik peleburan. Selain itu, ia bekerja sama dengan pengusaha Vasily Anisimov dan mengambil alih Mikhailovsky GOK, produsen bijih besi terbesar kedua di Rusia. Kemudian aset tersebut dikonsolidasikan ke dalam Metalloinvest, yang menjadikannya produsen bijih besi terbesar di Rusia.
Di luar logam, Usmanov mulai mengkonsolidasikan saham di MegaFon, operator telepon seluler terbesar kedua di Rusia pada 2007, kemudian ia meningkatkan saham tersebut menjadi 31 persen. Selain itu, pada 2007, Usmanov menggemparkan dunia olahraga pada Agustus 2007. Ketika itu, ia membeli 14,58% saham Arsenal FC.
Pada April 2012, ia meningkatkan kepemilikannya saham di MegaFon menjadi 50 persen. Lalu pada Juli 2012, ia menggabungkan saham pengendalinya di MegaFon dengan penyedia broadband Rusia Scartel, membentuk Garsdale.
Usmanov membentuk USM Holdings pada Desember 2012. Ia menjual 12 persen USM kembali ke perusahaan pada Agustus 2014. Usmanov dikenal juga sebagai seorang investor dalam kelompok dana DST. DST mempunyai 5,5 persen saham di Facebook, pada Februari 2012 serta bagian dari Airbnb, Spotify dan Alibaba.
Kepemilikan saham Usmanov di Arsenal FC mencapai 30 persen saham pada 2013. Namun pada 2018, Usmanov menjual 30% sahamnya di Arsenal Football Club senilai USD700 juta pada 2018. Melansir Forbes pada Selasa (29/3/2022), Usmanov mempunyai kekayaan USD12,6 miliar.
Salah satu negara yang telah mengumumkan sanksi tersebut adalah Inggris. Inggris memberikan sanksi terhadap dua oligarki Rusia, salah satu adalah Alisher Usmanov.
Alisher Ushmanov lahir di Chust, Uzbekistan pada 1953. Ia merupakan seorang Muslim, namun menikahi perempuan Yahudi yang juga berasal dari Uzbekistan. Usmanov menyelesaikan studinya di Institut Hubungan Internasional Negara Moskow.
BACA JUGA: Telanjur Sakit Hati, Joan Laporta Malas Pulangkan Lionel Messi ke Barcelona
Setelah lulus pada 1976 dengan gelar di bidang hukum internasional, Ushmanov bekerja di berbagai lembaga pemerintah Uzbekistan. Ia memproduksi kantong plastik di pabrik di luar Moskow serta memperdagangkan tembakau grosir. Pada 1998, setelah lima tahun di perusahaan investasi Moskow, Usmanov diangkat sebagai wakil CEO pertama hingga menjadi CEO Gazprom Investholding.
Diketahui Gazprom Investholding merupakan unit manajemen aset Gazprom, produsen dan pengekspor gas terbesar di dunia. Saat memimpin, Usmanov bekerja erat dengan tim manajemen baru perusahaan, yang berkuasa di bawah Presiden Vladimir Putin saat itu.
Tim tersebut memulihkan saham pengendali Rusia di perusahaan dan merebut kembali aset yang telah didivestasikan oleh tim manajemen sebelumnya. Usmanov membangun kerajaan pertambangan dan logamnya dengan akuisisi.
BACA JUGA: Roman Abramovich Diduga Keracunan Senjata Kimia, Mata Memerah dan Kulit Mengelupas
Pada 2005, ia dan mitranya menguasai Lebedinsky GOK, produsen bijih besi terbesar ketiga di Rusia serta beberapa pabrik peleburan. Selain itu, ia bekerja sama dengan pengusaha Vasily Anisimov dan mengambil alih Mikhailovsky GOK, produsen bijih besi terbesar kedua di Rusia. Kemudian aset tersebut dikonsolidasikan ke dalam Metalloinvest, yang menjadikannya produsen bijih besi terbesar di Rusia.
Di luar logam, Usmanov mulai mengkonsolidasikan saham di MegaFon, operator telepon seluler terbesar kedua di Rusia pada 2007, kemudian ia meningkatkan saham tersebut menjadi 31 persen. Selain itu, pada 2007, Usmanov menggemparkan dunia olahraga pada Agustus 2007. Ketika itu, ia membeli 14,58% saham Arsenal FC.
Pada April 2012, ia meningkatkan kepemilikannya saham di MegaFon menjadi 50 persen. Lalu pada Juli 2012, ia menggabungkan saham pengendalinya di MegaFon dengan penyedia broadband Rusia Scartel, membentuk Garsdale.
Usmanov membentuk USM Holdings pada Desember 2012. Ia menjual 12 persen USM kembali ke perusahaan pada Agustus 2014. Usmanov dikenal juga sebagai seorang investor dalam kelompok dana DST. DST mempunyai 5,5 persen saham di Facebook, pada Februari 2012 serta bagian dari Airbnb, Spotify dan Alibaba.
Kepemilikan saham Usmanov di Arsenal FC mencapai 30 persen saham pada 2013. Namun pada 2018, Usmanov menjual 30% sahamnya di Arsenal Football Club senilai USD700 juta pada 2018. Melansir Forbes pada Selasa (29/3/2022), Usmanov mempunyai kekayaan USD12,6 miliar.
(yov)