Masai Ujiri Heran, Dia Satu-satunya Presiden Klub NBA Kulit Hitam
loading...
A
A
A
TORONTO - Presiden Toronto Raptors Masai Ujiri mengaku heran, kompetisi bola basket NBA yang pemainnya mayoritas keturunan Afrika-Amerika, tetapi untuk jajaran petinggi klub hanya dia yang berkulit hitam.
"Seseorang mengatakan kepada saya, hanya ada satu presiden di NBA yanga berkulit hitam. Bagaimana mungkin kita hanya memiliki satu orang pejabat kulit hitam, ketika itu liga yang didominasi kulit hitam," ujar Ujiri dilansir Thescore, Jumat (19/6/2020).
"Kami juga membutuhkan lebih banyak minoritas, dan lebih banyak lagi orang kulit hitam di posisi yang lebih tinggi. Ada banyak yang pantas berada di posisi yang lebih tinggi, jika kita melihat ke arah yang benar," tambah Ujiri.
Sikap Ujiri menyerukan lebih banyak eksekutif dan pelatih kulit hitam di liga, mendapat dukungan dari masyarakat.
Pria berusia 49 tahun itu, menyinggung kebrutalan polisi dan rasisme sistemik dan institusional yang terjadi di Amerika Serikat. Bagaimana masyarakat dapat bekerja untuk menghilangkan rasisme ke depan, Ujiri mencatat perlunya introspeksi.
"Salah satu pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri dalam semua ini adalah siapa kita? Siapa kamu sebagai pribadi?. Siapakah kita sebagai manusia, siapa kita? Itu sebabnya saya mengajukan pertanyaan itu, karena ini saatnya bertanya," pungkasnya.
"Seseorang mengatakan kepada saya, hanya ada satu presiden di NBA yanga berkulit hitam. Bagaimana mungkin kita hanya memiliki satu orang pejabat kulit hitam, ketika itu liga yang didominasi kulit hitam," ujar Ujiri dilansir Thescore, Jumat (19/6/2020).
"Kami juga membutuhkan lebih banyak minoritas, dan lebih banyak lagi orang kulit hitam di posisi yang lebih tinggi. Ada banyak yang pantas berada di posisi yang lebih tinggi, jika kita melihat ke arah yang benar," tambah Ujiri.
Sikap Ujiri menyerukan lebih banyak eksekutif dan pelatih kulit hitam di liga, mendapat dukungan dari masyarakat.
Pria berusia 49 tahun itu, menyinggung kebrutalan polisi dan rasisme sistemik dan institusional yang terjadi di Amerika Serikat. Bagaimana masyarakat dapat bekerja untuk menghilangkan rasisme ke depan, Ujiri mencatat perlunya introspeksi.
"Salah satu pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri dalam semua ini adalah siapa kita? Siapa kamu sebagai pribadi?. Siapakah kita sebagai manusia, siapa kita? Itu sebabnya saya mengajukan pertanyaan itu, karena ini saatnya bertanya," pungkasnya.
(zil)