Jelang vs Everton: Pendekatan Heavy Metal Klopp yang Agresif, Menghasilkan Liverpool yang Impresif
loading...
A
A
A
LIVERPOOL - Liverpool berada di ujung jalan menuju trofi juara Liga Primer 2019/2020 . Butuh enam poin untuk memastikan gelar liga pertama sejak 30 tahun silam. Tantangan pertama, melawan Everton dalam Derby Merseyside di Goodison Park, Minggu (21/6/2020) malam waktu lokal atau Senin (22/6/2020) dini hari WIB.
Penampilan impresif Liverpool musim ini memperlihatkan bagaimana Pelatih Juergen Klopp telah mengubah klub yang berjuang menjadi pemburu gelar yang konsisten menjadi salah satu tim terbaik di dunia. ( ).
Dengan 27 kemenangan dan 82 poin musim ini, The Reds baru menelan satu kekalahan, sekaligus memecah rekor poin keunggulan. Dibandingkan dengan pendahulu Klopp, Brendan Rodgers, Liverpool telah jauh meningkat di kedua ujung lapangan; menciptakan lebih banyak peluang, mengonversi peluang lebih efektif dan kebobolan lebih sedikit ke gawang.
Dalam 173 pertandingan setelah mengadopsi pendekatan agresif "heavy metal" Klopp, Liverpool telah mencetak 2,15 gol per pertandingan, bandingkan dengan 1,9 di bawah Rodgers. Tingkat konversi tembakan mereka juga naik dari 11,09% menjadi 13,24%, menurut data Gracenote. ( ).
"Liverpool telah meningkatkan kualitas peluang mereka di bawah kepemimpinan Klopp," kata Simon Gleave, kepala analisis olahraga di Gracenote seperti dilansir Reuters.
“Selama musim 2015/2016 di mana Klopp mengambil alih, peluang rata-rata upaya gol Liverpool adalah 9,5% menurut pemodelan statistik Gracenote. Musim ini, angka kritis itu berada pada 12,8%." ( ).
Jumlah tersebut banyak dibuat oleh tiga pemain depan mematikan milik Klopp, dari Mohamed Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino, yang mencetak 38 gol dan meraih 20 assist untuk mendorong Liverpool unggul 22 poin di puncak klasemen Liga Primer 2019/2020.
Sementara itu, Trent Alexander-Arnold telah mendefinisikan kembali peran full back dengan 12 assist, hanya di urutan kedua setelah playmaker Manchester City Kevin De Bruyne yang memiliki 16 assist.
Di pertahanan, Liverpool hanya menerima 8,26 tembakan per pertandingan dibandingkan dengan 10,7 di bawah Rodgers, dengan peningkatan drastis sebagian besar karena penandatanganan rekor klub 75 juta pound (Rp1,3 triliun) bek tengah Virgil van Dijk pada 2018.
Dalam 83 pertandingan sejak kedatangan pemain Belanda di Anfield, Liverpool hanya kalah lima kali dan kebobolan 56 gol, bandingkan dengan 24 kekalahan dan 100 gol kebobolan pada periode yang sama sebelum klub mengamankan layanan Van Dijk.
"Sejak debutnya pada Januari 2018, klub telah hampir memangkas setengah dari jumlah gol kebobolan mereka dan mengambil poin tiga lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pertandingan yang sama sebelum kedatangannya," tambah Gleave.
Sementara itu, sang juara Eropa berada di jalur untuk melampaui rekor liga untuk poin terbanyak dalam satu musim (100), poin terbanyak di kandang (55) dan kemenangan terbanyak (32).
Penampilan impresif Liverpool musim ini memperlihatkan bagaimana Pelatih Juergen Klopp telah mengubah klub yang berjuang menjadi pemburu gelar yang konsisten menjadi salah satu tim terbaik di dunia. ( ).
Dengan 27 kemenangan dan 82 poin musim ini, The Reds baru menelan satu kekalahan, sekaligus memecah rekor poin keunggulan. Dibandingkan dengan pendahulu Klopp, Brendan Rodgers, Liverpool telah jauh meningkat di kedua ujung lapangan; menciptakan lebih banyak peluang, mengonversi peluang lebih efektif dan kebobolan lebih sedikit ke gawang.
Dalam 173 pertandingan setelah mengadopsi pendekatan agresif "heavy metal" Klopp, Liverpool telah mencetak 2,15 gol per pertandingan, bandingkan dengan 1,9 di bawah Rodgers. Tingkat konversi tembakan mereka juga naik dari 11,09% menjadi 13,24%, menurut data Gracenote. ( ).
"Liverpool telah meningkatkan kualitas peluang mereka di bawah kepemimpinan Klopp," kata Simon Gleave, kepala analisis olahraga di Gracenote seperti dilansir Reuters.
“Selama musim 2015/2016 di mana Klopp mengambil alih, peluang rata-rata upaya gol Liverpool adalah 9,5% menurut pemodelan statistik Gracenote. Musim ini, angka kritis itu berada pada 12,8%." ( ).
Jumlah tersebut banyak dibuat oleh tiga pemain depan mematikan milik Klopp, dari Mohamed Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino, yang mencetak 38 gol dan meraih 20 assist untuk mendorong Liverpool unggul 22 poin di puncak klasemen Liga Primer 2019/2020.
Sementara itu, Trent Alexander-Arnold telah mendefinisikan kembali peran full back dengan 12 assist, hanya di urutan kedua setelah playmaker Manchester City Kevin De Bruyne yang memiliki 16 assist.
Di pertahanan, Liverpool hanya menerima 8,26 tembakan per pertandingan dibandingkan dengan 10,7 di bawah Rodgers, dengan peningkatan drastis sebagian besar karena penandatanganan rekor klub 75 juta pound (Rp1,3 triliun) bek tengah Virgil van Dijk pada 2018.
Dalam 83 pertandingan sejak kedatangan pemain Belanda di Anfield, Liverpool hanya kalah lima kali dan kebobolan 56 gol, bandingkan dengan 24 kekalahan dan 100 gol kebobolan pada periode yang sama sebelum klub mengamankan layanan Van Dijk.
"Sejak debutnya pada Januari 2018, klub telah hampir memangkas setengah dari jumlah gol kebobolan mereka dan mengambil poin tiga lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pertandingan yang sama sebelum kedatangannya," tambah Gleave.
Sementara itu, sang juara Eropa berada di jalur untuk melampaui rekor liga untuk poin terbanyak dalam satu musim (100), poin terbanyak di kandang (55) dan kemenangan terbanyak (32).
(sha)