Piala AFF U-19 2022: Kutukan Juara Ketiga Hantui Shin Tae-yong
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19 punya catatan buruk selama tiga edisi terakhir Piala AFF U-19 . Ini dapat membuat beban Shin Tae-yong menjadi lebih berat.
Pelatih asal Korea Selatan itu akan dihadapkan pada tantangan sulit, yakni kutukan selalu kandas di partai semifinal. Padahal, skuad Indonesia U-19 diharapkan bisa menjadi juara lagi Piala AFF U-19 setelah gelar perdana pada 2013.
Saat itu skuad Indonesia U-19 ditangani Indra Sjafri, sosok yang kini menjabat sebagai Direktur Teknik (Dirtek) Timnas Indonesia. Sejak saat itu, trofi Piala AFF U-19 sudah tidak pernah lagi mampir ke Tanah Air.
Garuda Nusantara selalu pulang lebih awal di dua edisi setelahnya. Pada edisi 2014 dan 2016, Indonesia U-19 selalu terhenti di penyisihan grup.
Sementara pada edisi 2015, Indonesia U-19 tidak ikut serta karena sedang dihukum FIFA. Kemudian di tiga edisi terakhir, yakni 2017, 2018, dan 2019, Indonesia U-19 harus puas dengan status juara ketiga.
Dari sanalah, kutukan itu mulai menghantuai Indonesia U-19. Partai final menjadi barang langka yang sulit digapai oleh para pemain muda Tanah Air.
Pada edisi 2017, Indonesia U-19 kalah 2-3 dari Thailand U-19 lewat babak adu penalti usai imbang 0-0 di waktu normal. Namun, ada obat pelipur lara dengan jadi juara ketiga berkat kemenangan telak 7-1 atas Myanmar U-19.
Di edisi berikutnya, yakni 2018, Indonesia U-19 lagi-lagi hanya mampu melangkah sampai semifinal usai dikalahkan Malaysia U-19.
Indonesia U-19 kalah 2-3 saat adu penalti usai bermain imbang 1-1 di waktu normal. Namun, juara ketiga kembali diraih usai mengalahkan Thailand U-19 dengan skor 2-1.
Baca Juga
Pelatih asal Korea Selatan itu akan dihadapkan pada tantangan sulit, yakni kutukan selalu kandas di partai semifinal. Padahal, skuad Indonesia U-19 diharapkan bisa menjadi juara lagi Piala AFF U-19 setelah gelar perdana pada 2013.
Saat itu skuad Indonesia U-19 ditangani Indra Sjafri, sosok yang kini menjabat sebagai Direktur Teknik (Dirtek) Timnas Indonesia. Sejak saat itu, trofi Piala AFF U-19 sudah tidak pernah lagi mampir ke Tanah Air.
Garuda Nusantara selalu pulang lebih awal di dua edisi setelahnya. Pada edisi 2014 dan 2016, Indonesia U-19 selalu terhenti di penyisihan grup.
Sementara pada edisi 2015, Indonesia U-19 tidak ikut serta karena sedang dihukum FIFA. Kemudian di tiga edisi terakhir, yakni 2017, 2018, dan 2019, Indonesia U-19 harus puas dengan status juara ketiga.
Dari sanalah, kutukan itu mulai menghantuai Indonesia U-19. Partai final menjadi barang langka yang sulit digapai oleh para pemain muda Tanah Air.
Pada edisi 2017, Indonesia U-19 kalah 2-3 dari Thailand U-19 lewat babak adu penalti usai imbang 0-0 di waktu normal. Namun, ada obat pelipur lara dengan jadi juara ketiga berkat kemenangan telak 7-1 atas Myanmar U-19.
Di edisi berikutnya, yakni 2018, Indonesia U-19 lagi-lagi hanya mampu melangkah sampai semifinal usai dikalahkan Malaysia U-19.
Indonesia U-19 kalah 2-3 saat adu penalti usai bermain imbang 1-1 di waktu normal. Namun, juara ketiga kembali diraih usai mengalahkan Thailand U-19 dengan skor 2-1.