Scott Redding Heran Banyak Pembalap Ingusan Jejali MotoGP
loading...
A
A
A
GLOUCESTER - Scott Redding menyebut MotoGP saat ini dijejali pembalap ingusan alias muda dan kurang pengalaman. Ini bisa memberi dampak negatif kepada para senior.
Redding sempat meramaikan MotoGP periode 2014-2016. Dia lalu memutuskan pindah haluan menuju Superbike pada 2020 dan bergabung dengan Tim Aruba Ducati.
Rider berusia 29 tahun asal Inggris itu lalu menyampaikan pandangannya mengenai era MotoGP saat ini. Redding menilai terlalu banyak pembalap muda yang kurang berpengalaman.
Dia merasa seharusnya para pembalap muda terlebih dahulu memupuk pengalaman di kelas Moto2 atau Moto3. Terlebih, para pembalap senior juga bisa kehilangan tempat.
"Menurut pendapat saya, pembalap harus menghabiskan minimal 2 tahun di Moto3 dan 2 tahun lagi di Moto2, sebelum mengambil lompatan (ke MotoGP),” kata Redding.
“Jika setelah dua tahun Anda tidak berada di puncak, mereka menggantikan Anda dan Anda harus menemukan kembali diri Anda. Kejuaraan Dunia balap yang lebih membosankan, karena peran uang dan tekanan yang semakin besar,” sambungnya.
Pernyataan Redding ini diduga merunut kasus Iker Lecuona yang tak bertahan lama di MotoGP. Setelah lompat dari Moto2 pada 2019, pembalap berusia 22 tahun itu harus tersisih karena tak bisa maksimal.
"Ini juga akan membuat pembalap berpengalaman lainnya kehilangan tempat di kejuaraan dunia,” tambah Redding, dikutip dari Motosan
Redding juga mengkritik jiwa muda para pembalap baru yang siap mempertaruhkan segalanya demi kemenangan. Hal ini menurutnya akan menimbulkan banyak kecelakaan karena sangat beresiko.
“Para pembalap muda akan berpikir keras bahwa mereka akan mendapat tempat di kategori yang lebih tinggi dan mereka mempertaruhkan segalanya,” ujar Redding.
“Keduanya sangat mirip dan itu membuat semuanya berjalan beriringan, tidak menimbulkan reaksi jika terjadi kecelakaan,” pungkasnya.
Lihat Juga: Profil David Alonso, Pembalap Moto3 Juara GP Barcelona 2024 Pemilik Kemenangan Terbanyak dalam Semusim!
Redding sempat meramaikan MotoGP periode 2014-2016. Dia lalu memutuskan pindah haluan menuju Superbike pada 2020 dan bergabung dengan Tim Aruba Ducati.
Rider berusia 29 tahun asal Inggris itu lalu menyampaikan pandangannya mengenai era MotoGP saat ini. Redding menilai terlalu banyak pembalap muda yang kurang berpengalaman.
Dia merasa seharusnya para pembalap muda terlebih dahulu memupuk pengalaman di kelas Moto2 atau Moto3. Terlebih, para pembalap senior juga bisa kehilangan tempat.
"Menurut pendapat saya, pembalap harus menghabiskan minimal 2 tahun di Moto3 dan 2 tahun lagi di Moto2, sebelum mengambil lompatan (ke MotoGP),” kata Redding.
“Jika setelah dua tahun Anda tidak berada di puncak, mereka menggantikan Anda dan Anda harus menemukan kembali diri Anda. Kejuaraan Dunia balap yang lebih membosankan, karena peran uang dan tekanan yang semakin besar,” sambungnya.
Pernyataan Redding ini diduga merunut kasus Iker Lecuona yang tak bertahan lama di MotoGP. Setelah lompat dari Moto2 pada 2019, pembalap berusia 22 tahun itu harus tersisih karena tak bisa maksimal.
"Ini juga akan membuat pembalap berpengalaman lainnya kehilangan tempat di kejuaraan dunia,” tambah Redding, dikutip dari Motosan
Redding juga mengkritik jiwa muda para pembalap baru yang siap mempertaruhkan segalanya demi kemenangan. Hal ini menurutnya akan menimbulkan banyak kecelakaan karena sangat beresiko.
“Para pembalap muda akan berpikir keras bahwa mereka akan mendapat tempat di kategori yang lebih tinggi dan mereka mempertaruhkan segalanya,” ujar Redding.
“Keduanya sangat mirip dan itu membuat semuanya berjalan beriringan, tidak menimbulkan reaksi jika terjadi kecelakaan,” pungkasnya.
Lihat Juga: Profil David Alonso, Pembalap Moto3 Juara GP Barcelona 2024 Pemilik Kemenangan Terbanyak dalam Semusim!
(mirz)