Biodata Viktor Axelsen Pebulu Tangkis Putra yang Sulit Ditaklukkan

Kamis, 07 Juli 2022 - 08:37 WIB
loading...
Biodata Viktor Axelsen Pebulu Tangkis Putra yang Sulit Ditaklukkan
Biodata Viktor Axelsen Pebulu Tangkis Putra yang Sulit Ditaklukkan/BWF
A A A
Biodata Viktor Axelsen pebulu tangkis tunggal putra yang sulit ditaklukkan membuatnya menjadi pemain nomor satu dunia. Sejak awal 2022, dominasi Viktor Axelsen sulit dibendung pebulu tangkis putra lainnya dengan mencatat rekor 32 kali menang beruntun.

Sejak Mei 2022, Viktor Axelsen naik takhta nomor satu dunia menggusur Kento Momota dari Jepang. Axelsen mengawali musim 2022 dengan menjuarai All England, Indonesia Masters, Indonesia Open, dan Malaysia Open.



Viktor Axelsen lahir di Odense, Denmark, yang mengenal bulu tangkis pada usia enam tahun. Sang ayah yang memperkenalkannya pada bulu tangkis, bermain di klub bulu tangkis Odense. Axelsen tinggal bersama ayahnya, Henrik Axelsen, setelah orang tuanya bercerai, kemudian tinggal sendirian di Kopenhagen pada usia 17 tahun dan bergabung dengan tim nasional. Kini Axelsen menetap dan berlatih di Dubai, Uni Emirat Arab.

Ayahnya Henrik Axelsen menjalankan biro iklan kecil selama beberapa tahun, tetapi sekarang bekerja penuh waktu sebagai manajer untuk putranya. Ibunya Gitte Lundager memiliki toko di pusat Odense di bidang salon tata rambut, kosmetik, dan pakaian mode. Dia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Tahun 2004 oleh klub bulu tangkis Odense. Selain bermain di tunggal, Axelsen juga merangkap di ganda.

Prestasi Axelsen dimulai ketika ia memenangkan kejuaraan junior Nasional di tunggal putra dan ganda di kelompok usianya pada tahun 2006 dan 2008. Dia kemudian muncul sebagai pemenang di Jerman Junior 2009 dan juga di Kejuaraan Eropa U-17.

Axelsen membuat debutnya di turnamen internasional senior di Denmark Terbuka 2009 bermain di acara ganda putra bersama Steffen Rasmussen. Pada bulan Januari 2010, Axelsen yang bermain dari babak kualifikasi berhasil mencapai final di turnamen Internasional Swedia, dan selesai sebagai runner-up setelah kalah dari Indra Bagus Ade Chandra dalam game langsung 15-21, 12-21.

Dia berkompetisi di Kejuaraan Dunia Junior di Guadalajara, Meksiko, merebut gelar tunggal putra. Dalam perjalanan juara, Axelsen mengalahkan unggulan No.1 Huang Yuxiang dari China di perempat final, Sai Praneeth (India) di semifinal dan Kang Ji-wook dari Korea di semifinal.

Pada Oktober, Axelsen meraih gelar senior internasional pertamanya pada usia enam belas tahun dengan memenangkan Siprus Internasional. Axelsen kemudian menjajal Super Series pertamanya di nomor tunggal, Denmark Open 2010. Setahun kemudian, pada tahun 2011, Axelsen meraih emas di Kejuaraan Junior Eropa, mengalahkan rekan setimnya Rasmus Fladberg 21–8, 17–21, 21–13 di final. Dia meraih medali perak di Kejuaraan Dunia Junior BWF 2011.

Pada tahun 2014, Axelsen merebut gelar Grand Prix pertamanya di Swiss Terbuka, mengalahkan Tian Houwei dari China di final dengan skor 21–7, 16–21, 25–23. Axelsen meraih juara Eropa pertamanya pada Mei 2016 dengan mengalahkan rekan senegaranya dan juara bertahan Jan Jorgensen dengan 21-11, 21-16 di final edisi ke-25.


Axelsen juga menjadi bagian dari tim Denmark yang memenangkan gelar Piala Thomas pertama pada tahun 2016. Pada tahun 2017, Axelsen menjadi juara dunia setelah menaklukkan Lin Dan dalam dua game 22–20, 21–16.

Dia menjadi pemain Denmark ketiga yang pernah menjadi juara dunia sebelumnya Peter Rasmussen 1997 di Glasgow & Flemming Delfs 1977 di Swedia. Prestasi Axelsen semakin lengkap setelah merebut emas Olimpiade Tokyo 2020 setelah mengalahkan Chen Long di final.

Superioritas Axelsen semakin tidak terbendung di musim 2022 dengan meraih empat gelar bergengsi. Dominasinya itu mengantarkan Axelsen mencatat rekor 32 kali menang beruntun hingga memantapkannya sebagai pemain nomor 1 dunia tunggal putra dalam ranking BWF.
(aww)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1860 seconds (0.1#10.140)